tag:blogger.com,1999:blog-66412929223308501592024-03-13T03:02:02.401-07:00Pengetahuan Tentang HewanSemua Tentang HewanUnknownnoreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-70747788278577551012010-12-03T09:40:00.001-08:002010-12-03T09:40:55.899-08:00Gemparkan Turis, Hewan Aneh Muncul Di PantaiSekumpulan mahluk aneh misterius membuat gempar para wisatawan yang sedang berlibur di pantai semenajung Gowes di Wales. Kumpulan hewan ini mirip sekali dengan mahluk asing dari luar angkasa di cerita Alien yang menyeramkan. Ratusan orang di pantai Oxwich dekat Swansea sempat juga melihat wujud hewan misterius ini.<br />
<br />
<img alt="Foto-foto hewan asing yang mirip dengan Alien" class="aligncenter" src="http://img43.imageshack.us/img43/3387/snn0523a682860209a.jpg" width="500" /><br />
<img alt="Foto-foto hewan asing yang mirip dengan Alien" src="http://izismile.com/img/img2/20090807/sea_monster_04.jpg" width="500" /><br />
<br />
Sebetulnya mahluk aneh ini adalah kumpulan semacam cacing laut yang biasa bergerombol di batang kayu besar yang larut di perairan pantai. Namun karena sangat besar dan banyak jumlahnya sehingga kelihatan seperti mahluk aneh. Beberapa orang menamakannya angsa apung Barnacles. Biasanya mereka terapung - apung dan menuju pantai untuk berjemur diri.<br />
<br />
<img alt="Foto-foto hewan asing yang mirip dengan Alien" src="http://img43.imageshack.us/img43/5953/snn0523b682860210a.jpg" width="500" /><br />
<br />
Di Spanyol dan Portugal Hewan ini banyak dikonsumsi dan bernilai jual tinggi, dimasak sebagai makanan dengan rasa asin dan biasanya di uap steam memasaknya.<br />
<br />
<img alt="Foto-foto hewan asing yang mirip dengan Alien" src="http://img43.imageshack.us/img43/3888/article120419605f1f2bb0.jpg" width="500" /><br />
<img alt="Foto-foto hewan asing yang mirip dengan Alien" class="aligncenter" src="http://img526.imageshack.us/img526/3470/article120419605f230170.jpg" />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-24738479413670899192010-12-03T09:38:00.000-08:002010-12-03T09:38:17.677-08:00Spesies Baru Hewan Berbisa Berbahaya Telah Ditemukan<div class="ic_hl_intitle">Ditemukan, Spesies Baru Hewan Berbisa Berbahaya</div><div style="background-color: lightgrey; padding: 5px 0pt; text-align: center; width: 600px;"> <img alt="Headline" src="http://static.inilah.com/data/berita/foto/1025972.jpg" /> </div><br />
<br />
Pernyataan itu diungkapkan Laboratorium Penelitian Ilmu Alam di Texas Technology University. Berita baiknya, pengunjung taman nasional itu tidak perlu khawatir mengingat hewan yang disebut Parobisium yosemite itu berukuran sangat kecil.<br />
"Karenanya, kalajengkini ini hanya sedikit menjadi ancaman bagi manusia," kata James Cokendolpher, ilmuwan sekaligus asisten kurator invertebrata di Museum of Texas Tech University.<br />
Cokendolpher dan ilmuwan Jean K. Krejca yang berasal dari Austin ini mendokumentasikan penemuan itu di jurnal <i>Occasional Papers<i>.</i></i><br />
Kalajengking itu tampak seperti persilangan antara laba-laba dan kalajengking karena mereka memiliki tubuh berbentuk buah pir dan delapan kaki mirip laba-laba serta penjepit mirip kalajengking.<br />
Hewan ini bisa hanya tinggal di gua yang ditemukan di runtuhan granit. Biasanya penghuni gua hidup di tempat yang dikelilingi batu gamping karena struktur ini memiliki kelembaban lebih banyak dan akses lebih besar untuk makanan. Tapi hewan baru itu berkembang sehingga mampu menghadapi situasi sangat sulit.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-52793861666901170852010-11-09T10:06:00.000-08:002010-11-09T10:06:52.002-08:00Flu babi<b>Flu babi</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">Inggris</a>:<i>Swine influenza</i>) adalah kasus-kasus <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Influensa" title="Influensa">influensa</a> yang disebabkan oleh virus <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orthomyxoviridae" title="Orthomyxoviridae">Orthomyxoviridae</a> yang <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Endemik" title="Endemik">endemik</a> pada populasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babi" title="Babi">babi</a>. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Influenzavirus_C&action=edit&redlink=1" title="Influenzavirus C (halaman belum tersedia)">Influenzavirus C</a> atau subtipe genus <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Influenzavirus_A" title="Influenzavirus A">Influenzavirus A</a><sup>.</sup><br />
<br />
<br />
<div id="contentSub"><div class="flaggedrevs_short plainlinks noprint" id="mw-fr-revisiontag"></div></div><table class="infobox" style="width: 10em;"><caption><b>Flu</b></caption> <tbody>
<tr> <td> <div class="center"> <div class="floatnone"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Flu_und_legende_color_c.jpg"><img alt="Flu und legende color c.jpg" height="82" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/02/Flu_und_legende_color_c.jpg/138px-Flu_und_legende_color_c.jpg" width="138" /></a></div></div></td></tr>
</tbody></table><br />
<div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 222px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sow_with_piglet.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="136" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/Sow_with_piglet.jpg/220px-Sow_with_piglet.jpg" width="220" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sow_with_piglet.jpg" title="Perbesar"><br />
</a></div>Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur pandemik.</div></div></div>Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H1N1&action=edit&redlink=1" title="H1N1 (halaman belum tersedia)">H1N1</a><sup>,</sup> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H1N2&action=edit&redlink=1" title="H1N2 (halaman belum tersedia)">H1N2</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H3N1&action=edit&redlink=1" title="H3N1 (halaman belum tersedia)">H3N1</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H3N2&action=edit&redlink=1" title="H3N2 (halaman belum tersedia)">H3N2</a>, and <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=H2N3&action=edit&redlink=1" title="H2N3 (halaman belum tersedia)">H2N3</a>.<br />
Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>, hanya subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi sebelum tahun 1998. Namun sejak akhir Agusuts 1998, subtipe H3N2 telah diisolasi juga dari babi.<br />
<table class="toc" id="toc"><tbody>
<tr> <td> </td> </tr>
</tbody></table><h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Asal_mula">Asal mula</span></h2>Pada 5 Februari 1976, tentara di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fort_Dix,_Amerika_Serikat&action=edit&redlink=1" title="Fort Dix, Amerika Serikat (halaman belum tersedia)">Fort Dix</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a> menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokannya. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter" title="Dokter">Dokter</a> menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh virus ini sebagaimana yang terjadi pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1918" title="1918">1918</a>. Presiden kala itu, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerald_Ford" title="Gerald Ford">Gerald Ford</a>, diminta untuk mengarahkan rakyatnya disuntik dengan vaksin, namun rencana itu dibatalkan.<br />
Pada 20 Agustus 2007, virus ini menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina.<br />
<h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Tanda_dan_gejala">Tanda dan gejala</span></h2><div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 252px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Symptoms_of_swine_flu.svg"><img alt="" class="thumbimage" height="241" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/09/Symptoms_of_swine_flu.svg/250px-Symptoms_of_swine_flu.svg.png" width="250" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Symptoms_of_swine_flu.svg" title="Perbesar"><br />
</a></div>Gejala utama virus flu babi pada manusia.</div><div class="thumbcaption"> </div></div></div>Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.<br />
Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Sebagai contoh, selama wabah flu babi 2009 di AS, CDC menganjurkan para dokter untuk melihat "apakah jangkitan flu babi pada pasien yang di diagnosa memiliki penyakit pernapasan akut memiliki hubungan dengan orang yang di tetapkan menderita flu babi, atau berada di lima negara bagian AS yang melaporkan kasus flu babi atau berada di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meksiko" title="Meksiko">Meksiko</a> dalam jangka waktu tujuh hari sebelum bermulanya penyakit mereka." <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diagnosa" title="Diagnosa">Diagnosa</a> bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan.<br />
<h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pergantian_nama">Pergantian nama</span></h2><h2><em class="date"></em> </h2><a href="http://serbababi.files.wordpress.com/2009/12/swine_flu_pig.jpg"><img alt="" class="size-medium wp-image-4 alignleft" height="225" src="http://serbababi.files.wordpress.com/2009/12/swine_flu_pig.jpg?w=300&h=225" title="Farm Show" width="300" /></a>Penamaan jenis penyakit ini dianggap salah oleh berbagai kalangan, karena telah membuat salah tafsir masyarakat - bahwa babi dapat menularkan penyakit ini kepada manusia. Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengganti nama penyakit ini dengan Influensa A (H1N1) mulai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_April" title="30 April">30 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2009" title="2009">2009</a> lalu.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-90699007875738241732010-11-09T09:59:00.000-08:002010-11-09T09:59:15.902-08:00Penyakit Pada Ayam<span style="font-size: small;"><b>I. Bagaimana penanganan kholera pada peternakan ayam di Indonesia yang ideal? </b></span><br />
<br />
<br />
<div class="gambar" style="float: left; margin-top: 3px; width: 170px;"> <a class="highslide" href="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/image_farm005.jpg" title="click to zoom out"> <img border="0" src="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/image_farm005.jpg" width="150" /></a> </div><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"> <strong>Penyebab Kholera</strong><br />
Kholera atau dikenal juga dengan nama <em>fowl cholera, avian pasteurellosis</em> dan<em> avian hemorrhagic septicaemia</em> merupakan salah satu penyakit infeksius yang banyak menyebabkan masalah di peternakan ayam dan kalkun.<br />
Kholera merupakan penyakit bakterial yang umum ditemukan pada peternakan kecil di Asia. Mortalitas dapat mencapai 80% terutama pada musim penghujan. Penyakit ini biasanya menyerang ayam diatas 6 minggu ditandai dengan adanya peningkatan angka kematian yang mendadak dan tidak terduga.<br />
Kholera banyak ditemukan pada ayam yang stress akibat sanitasi yang jelek, malnutrisi, kandang terlalu padat, dan adanya penyakit lain. Kalkun lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingkan dengan ayam, dan ayam yang tua lebih rentan dibanding yang masih muda.<br />
Mengingat tingkat kerentanan dan pengelolaan peternakan, kasus kholera di Indonesia lebih banyak ditemukan pada ayam petelur dibandingkan dengan ayam pedaging. Hal ini terkait dengan masa pemeliharaan ayam pedaging yang cukup pendek, serta kebiasaan peternak yang akan memanen ayamnya lebih cepat apabila ditemukan kasus penyakit untuk mencegah kerugian yang besar.<br />
Kholera disebabkan oleh <em>Pasteurella multocida,</em> bakteri gram negatif yang ditemukan oleh Louis Pasteur pada tahun 1880-an. <em>P. multocida</em> sangat rentan terhadap disinfektan biasa, sinar matahari dan panas. Akan tetapi masih bisa bertahan sekitar 1 bulan di kotoran, 3 bulan di karkas dan antara 2-3 bulan di tanah yang lembab. Infeksi dapat terjadi melalui rute mulut dan saluran pernafasan.<br />
Kholera dapat masuk ke peternakan melalui burung, tikus, orang atau peralatan yang pernah kontak dengan penyakit. Penyebaran antar flok dapat disebabkan oleh minuman yang terkontaminasi, kotoran dan discharge hidung.<br />
<span id="more-10"></span><strong>Apa yang terjadi apabila penyakit ini masuk?</strong><br />
Pada kasus yang akut, kematian ayam merupakan gejala pertama yang nampak. Demam, turunnya konsumsi pakan, discharge dari mulut, diare dan gejala pernafasan dapat pula terlihat. Gejala lain termasuk sianosis dan pembengkakan jengger. Ayam yang bertahan hidup menjadi kronis atau dapat pula sembuh, sedangkan yang lain bisa mati karena dehidrasi. Pada kasus lebih lanjut, ayam akan menunjukan gejala penurunan berat badan dan pincang karena infeksi pada persendian.<br />
Pada awal kasus angka kematian berkisar antara 5-15% bahkan bisa lebih tinggi apabila terjadi bersamaan denga kasus penyakit lain. Angka kematian akan menurun sampai 2-5% ketika kasusnya menjadi kronis.<br />
Ayam yang tertular secara kronis dapat mati, tetap tertular dalam jangka waktu yang panjang atau sembuh. Persentase yang tinggi dari ayam di dalam flok akan menjadi carriers walaupun terlihat normal atau sehat dan merupakan sumber utama penularan. Penyebaran P multocida didalam flok terjadi melalui eksresi dari mulut, hidung, dan konjungtiva unggas yang sakit dan kemudian mengkontaminasi lingkungan. Selain dari ayam yang selamat dari bentuk akut, kasus kronis ditemukan pada ayam yang tertular agen yang tidak terlalu ganas.<br />
Ayam yang tertular secara kronis akan mengeluarkan agen penyakit sepanjang hidupnya. <em>P. multocida</em> dapat ditemukan dalam semua jaringan pada unggas yang mati dengan gejala septicemia, sehingga praktek kanibalisme juga merupakan faktor penyebaran yang sangat penting bagi penyakit ini.<br />
<strong>Diagnosa</strong><br />
Diagnosa positif hanya dapat dilakukan apabila dilakukan isolasi serta identifikasi <em>P. Multocida</em> di laboratorium. Diagnosa tentatif bisa dilakukan berdasarkan sejarah, gejala klinis dan patologi anatomi.<br />
Walaupun sejarah dan gejala klinis menunjukan kemungkinan ditemukannya kholera, agen penyebab sebaiknya tetap diisolasi sehinga isolat dapat diuji untuk tingkat kepekaannya terhadap antibiotik.<br />
<strong>Pencegahan</strong><br />
Pencegahan terbaik adalah melalui penerapan biosecuriti yang baik, kontrol rodensia, dan hygiene peternakan. Selain itu sebagai alat pencegahan, bacterin dapat digunakan pada umur 8 dan 12 minggu serta vaksin pada umur 6 minggu.<br />
Semua langkah dasar dari program biosekuriti diperlukan untuk mencegah masuknya penyakit. Orang sebagai sumber penularan yang paling dominan harus dikontrol dengan baik. Hanya orang-orang yang perlu masuk kandang saja yang bisa masuk kedalam kandang dan inipun harus melalu prosedur pencucian tangan dengan sabun dan kalau memang memungkinkan untuk selalu memakai pakaian kandang yang baru dan sepatu boot yang bersih.<br />
Program sanitasi yang baik untuk kandang dan peralatan juga sangat penting, terutama keika persiapan memasukan unggas baru. Hal yang paling penting adalah pembersihan dan disinfeksi peralatan pakan dan minum.<br />
Pengawasan yang ketat untuk tiap pemasukan pakan, peralatan kandang dan juga orang sangat diperlukan untuk mencegah masuknya kholera.<br />
Berikut hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kasus kholera:<br />
<ol style="margin-left: 40px;"><li>Ayam yang sakit dan mati di pisahkan dari ayam yang sehat untuk kemudian di musnahkan (disposal yang baik)</li>
<li>Apabila wabah telah terjadi, dilakukan depopulasi, pembersihan dan desinfeksi kandang serta peralatan kandang</li>
<li>Jeda waktu antara ayam tua yang di afkir dan penggantinya</li>
<li>Kontrol rodensia dan hama lainnya</li>
<li>Sumber ait minum yang aman dan bersih</li>
<li>Mencegah kontak antara ayam dengan hewan lain dan burung liar</li>
<li>Bacterin dan vaksinasi</li>
<li>Pengobatan Jenis sulfa dan antibiotik (sulfadimethoxine, sulfaquinoxaline, sulfamethazine, sulfaquinoxalene, penicillin, tetracycline, erythromycin, streptomycin).</li>
</ol><strong>Penggunaan vaksin atau bacterin</strong><br />
Vaksinasi dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini, akan tetapi perlu diingat bahwa vaksinasi hanya merupakan alat pencegahan bagi peternakan yang berisiko tinggi terkena kholera karena berdekatan dengan peternakan tertular. Vaksinasi kholera sendiri sebenarnya mempunyai risiko, sebagai contoh: vaksin hidup walaupun akan memberikan pertahanan juga akan menghasilkan efek samping yang tidak diharapkan.<br />
<em>Bacterin killed</em>, akan memberikan hasil tingkat antibodi yang baik, tetapi hanya spesifik untuk strain yang digunakan.<br />
<strong>Pengobatan</strong><br />
Pengobatan untuk kholera sebaiknya dijadikan alternatif terakhir. Pengobatan hanya efektif apabila dilakukan pada awal-awal kasus sebelum terlalu banyak ayam yang tertular dan penyakit menjadi kronis.<br />
Walaupun pengobatan dapat mengurangi dampak dari wabah, ayam tertular dapat saja kambuh lagi apabila pengobatan dihentikan. Sehingga pengobatan perlu diperpanjang dengan penambahan obat ke pakan dan minuman.<br />
Perlu diingat bahwa penggunaan antibiotik atau sulfa harus berdasarkan hasil tes sensitifitas terhadap agen yang diisolasi dari lokasi kasus. Pengobatan dapat mengurangi angka kematian dan mempertahankan tingkat produksi. Akan tetepi apabila infeksi kronis sudah ditemukan, keuntungan pengobatan sangat sulit untuk dapat dilihat.<br />
Sulfaquinoxaline sodium dalam pakan atau air minum biasanya dapat mengontrol angka kematian, begitu pula halnya dengan sulfamethazine dan sulfadimethoxine. Penggunaan tetracycline dosis tinggi dalam pakan (0.04%), air minum atau injeksi dapat pula bermanfaat untuk pengobatan. Penicillin efektif digunakan untuk infeksi yang resisten terhadap sulfa.<br />
Perlu diperhatikan bahwa pengobatan dengan sulfa akan menghasilkan residu di daging dan telur. Antibiotik dapat digunakan dengan menggunakan dengan dosis yang lebih tinggi dan jangka waktu yang cukup panjang untuk menghentikan wabah. Mengingat adanya efek samping residu yang tidak diharapkan, semua pengobatan sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter hewan yang dapat menilai efektifitas dan keamanan dari penggunaan sulfa dan antibiotik ini.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b>II. Sindrom Kerdil Ayam </b></span></h3><div class="gambar" style="float: left; margin-top: 3px; width: 170px;"> <a class="highslide" href="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/Kerdil.jpg" title="click to zoom out"> <img border="0" src="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/Kerdil.jpg" width="150" /></a> </div><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Masih kerap terdengar bila kita melakukan kunjungan lapangan ke peternak – peternak ayam pedaging (broiler), adanya keluhan mengenai ketidak – seragaman ayam yang dipeliharanya.<span> </span>Menurut penuturan mereka, pada saat doc tiba kondisinya terlihat seragam, tetapi setelah ayam mulai menginjak usia di atas 14 hari, baru terlihat adanya ayam yang terlambat pertumbuhannya.</span></div></h3><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pertumbuhan yang tidak seragam pada ayam broiler<span> </span>memang banyak penyebabnya seperti :</span></div><ul style="margin-left: 40px;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Doc berasal dari Bibit Muda atau Bibit Tua Sekali</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Multi strain dalam satu flock /<span> </span>kandang</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Kurang tempat pakan dan tempat minum</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Kepadatan ayam di kandang<span> </span>yang terlalu tinggi</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyakit infectious seperti Coccidiosis</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Sindroma Kekerdilan pada Broiler ( <em>Runting and Stunting Syndrome</em> )</span></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada umumnya para peternak berpendapat bahwa beberapa penyebab yang menyebabkan ayamnya tidak seragam seperti karena doc, multistrain dalam satu kandang, kurang peralatan makan dan minum, kepadatan ayam dalam kandang dan penyakit coccidiosis, mereka sudah dapat mengatasinya di lapangan.<span> </span>Tetapi untuk sindroma kekerdilan atau <em>runting and stunting syndrome</em>, para peternak masih meraba-raba penyebabnya, karena kejadian di lapangan kadang ada<span> </span>dan kadang tidak ada / hilang dengan sendirinya.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sindroma Kekerdilan pada Broiler mempunyai berbagai ragam nama lain seperti :</span></div><ul style="margin-left: 40px;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Malabsorption Syndrome</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Stunting Syndrome</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Reovirus Malabsorption</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Pale Bird Syndrome</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Helicopter Disease</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Brittle – bone Disease</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Apa itu sindroma kekerdilan pada broiler ? dan apa saja penyebabnya ?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sindroma kekerdilan didefinisikan sebagai : Sekelompok ayam (umumnya terjadi 5-40% populasi ) yang mengalami laju pertumbuhan yang kurang pada kisaran usia 4-14 hari.<span> </span><span> </span>Dimana setelah pada awalnya pertumbuhan tertekan, kemudian kembali normal, tetapi tetap lebih kecil dari yang normal. (Nick Dorko, 1997).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian sudah nampak di depan mata seperti : tingginya ayam culling; tingginya fcr; rataan berat badan di bawah standar; berat badan yang sangat bervariasi, hal mana akan menjadi masalah bila ada kontrak dengan “slaughter house” / rumah potong ayam; masalah dengan penjualan karena banyaknya ayam yang kecil.</span> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pertanyaannya adalah apakah kejadian kekerdilan pada broiler ini hanya merupakan sindroma saja ataukah merupakan penyakit yang sangat banyak penyebabnya ? / <em>Multifactorial Causative Disease ?</em></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Beberapa ahli penyakit ayam menyatakan bahwa <em>runting and stunting syndrome</em> terdiri atas tiga bentuk yaitu Enteritic; Pancreatic dan Proventricular (yang mana hal tersebut lebih didasarkan kepada organ yang diserangnya), yang paling penting sindroma kekerdilan ini<span> </span>merupakan sindroma penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">PENYEBAB<span> </span>SINDROMA<span> </span>KEKERDILAN </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu :</span></div><ul style="margin-left: 40px; margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyebab berasal dari Pembibitan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyebab berasal dari Manajemen Produksi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyebab berasal dari Lingkungan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penyebab berasal Penyakit </span></li>
</ul><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 1. Penyebab berasal dari Pembibitan.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang<span> </span>dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :</span></div><ul style="margin-left: 80px;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk < 35 minggu dan atau biasanya pada saat puncak produksi)</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Maternal antibodi Reo-virus yang diturunkan rendah, padahal DOC perlu Maternal Antibodi yang tinggi</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Akan lebih parah apabila induknya positif <em>Salmonella enteritidis</em></span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Walaupun demikian kekerdilan <span> </span>bukan merupakan penyakit yang diturunkan</span></li>
</ul><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">2. Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Beberapa hal yang berasal dari Penetasan / Hatchery yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :</span></div><ul style="margin-left: 80px;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Waktu koleksi telur tetas yang terlalu lama</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tidak dilakukannya grading telur tetas yang akan dimasukkan ke mesin tetas</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bercampurnya telur tetas yang berasal dari usia induk yang sangat jauh berbeda</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Terlalu lama proses penanganan di ruang seleksi sehingga doc mengalami stress </span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kurang representatifnya alat angkut doc (<em>chick van</em>) dari Hatchery ke Peternak / kandang pemeliharaan.</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 3.Penyebab berasal dari Manajemen Produksi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Manajemen Produksi juga dapat menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan seperti :</span></div><ul style="margin-left: 80px; margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Biosecurity yang buruk</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Kurang baiknya kualitas doc yang dipelihara</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penanganan doc yang kurang baik terutama waktu periode brooding</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Cara pemberian, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan tidak benar </span></li>
</ul><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 4.Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kandungan yang terdapat pada pakan jika kurang atau berlebihan kadang menimbulkan pertumbuhan yang kurang baik bagi ayam yang dipelihara misalnya :</span></div><ul style="margin-left: 80px;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Gejala sering seperti ayam yang terserang mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yang berkualitas rendah</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Penggunaan Canola Meal dan Protein Hewani<span> </span>lebih daripada 8%</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tidak ada atau rendah kandungan Natrium (khusus di Asia)</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Penggunaan vitamin yang kurang, khususnya pada pakan Breeder.</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 144pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 5. Penyebab berasal dari Lingkungan.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif akan juga mengakibatkan ayam terkena sindroma kekerdilan, seperti :</span></div><ul style="margin-left: 80px;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Lingkungan kandang yang bersuhu dan kelembaban terlalu tinggi</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Liingkungan kandang yang terlalu padat populasi ayamnya dan terdiri dari berbagai usia</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Lingkungan kandang merupakan daerah endemik penyakit yang bersifat imunosupresif.</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></strong><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">6. Penyebab berasal dari Penyakit.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ada beberapa penyakit yang dapat memicu timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit tersebut umumnya menimbulkan stress dan khususnya bersifat immunosupresif, seperti :</span></div><ul style="margin-left: 80px;"><li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Infeksi Reo virus</span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Infeksi Mareks Disease, hal ini dapat terjadi terutama di Asia karena Broiler di Asia tidak divaksinasi</span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span> </span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Chicken Anemia Virus, vaksinasi tidak dilakukan di beberapa negara</span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">ALV – J, diduga ada korelasi positif dengan sindroma kekerdilan</span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span> </span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Infectious Bursal Disease / Gumboro, beberapa negara hanya memakai strain klasik untuk vaksinasinya</span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span> </span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Avian Nephritis Virus</span></li>
<li><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Reaksi yang berlebihan dari vaksinasi ND dan IB </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Penyebab utama yang paling berperanan adalah Reo virus dengan spesifikasi sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span></span>Virus tidak berselubung / amplop, tahan panas dan dapat hidup :</span></div><ul style="margin-left: 40px;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pada 60<sup>0</sup> C selama 8 – 10 jam</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pada 56<sup>0</sup> C selama 22 – 24 jam</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pada 37<sup>0</sup> C selama 15 – 16 minggu</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pada 22<sup>0</sup> C selama 48 – 51 minggu</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pada 4<sup>0</sup> C selama lebih dari 3 tahun</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pada - 63<sup>0</sup> C selama lebih dari 10 tahun</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">PENULARAN PENYAKIT</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong></strong></div><ul style="margin-left: 40px; margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Penularan dapat terjadi secara horizontal (Robertson & Wilcox, 1984 dan Van Der Heide, 1977)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Melalui jalur respirasi (Roessler, 1986)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Penularan secara vertikal dengan suatu percobaan dengan cara inokulasi induk usia 15 bulan, ternyata pada doc hasil tetasannya (17 – 19 hari post inokulasi) mengandung virus reo (Menendez, Van Der Heide dan Kalbac, 1975)</span></li>
</ul><br />
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">GEJALA KLINIS</span></strong><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Biasanya mulai terlihat pada usia 4 – 8 hari dengan ciri-ciri :</span></div><ul style="margin-left: 40px; margin-top: 0cm;"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Malas bergerak</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bulu kusam</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Coprophagia (faeces / litter eating)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bila di uji gula darahnya “ Hypoglycaemic ”</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hanya sebagian populasi yang terkena dengan kategori :</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">5 – 10 % populasi dengan kategori RINGAN</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">10 – 30 % populasi dengan kategori BURUK</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">30 % populasi dengan kategori BENCANA / MALAPETAKA</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Biasanya terlihat pada usia 2 minggu :</span></div><ul style="margin-left: 40px;"><li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bulu sekitar kepala dan leher tetap “ Yellow Heads”</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bulu primer sayap patah / dislokasi “ Helicopter Birds “ / “ Stress Banding”</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tulang kering / betis berwarna pucat</span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"></span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jika diperiksa kotorannya masih utuh / makanan hanya lewat saja.</span></li>
</ul></h3><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b>III.Colibacillosis </b></span></h3><div class="gambar" style="float: left; margin-top: 3px; width: 170px;"> <a class="highslide" href="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/COLIBACILLOSIS.jpg" title="click to zoom out"> <img border="0" src="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/COLIBACILLOSIS.jpg" width="150" /></a> </div><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada saat peralihan musim atau yang biasa disebut musim <em>Pancaroba</em>, sering kali para peternak mengeluhkan bahwa performance ayam yang dipeliharanya baik ayam petelur maupun ayam pedaging tidak sesuai dengan yang diharapkan.<span> </span>Gangguan yang sering terjadi adalah bahwa ayamnya terinfeksi dengan bakteri yang memang secara normal biasa terdapat pada tubuh ayam yaitu bakteri <em>Escherichia coli</em>, tetapi yang telah berubah menjadi <span> </span><em>pathogen</em> / ganas.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kenyataan yang ada bahwa indikasi ternaknya terinfeksi baru diketahui ketika infeksi sudah dalam taraf lanjut dengan ditemukannya<em> air sacculitis</em> dengan <em>cheesy exudat-nya (radang kantung hawa berkeju)</em>, <em>pericarditis</em> (radang selaput jantung) dan tidak jarang juga kematian tinggi pada anak ayam yang berumur di bawah satu minggu (<em>omphalitis</em> = radang pusar). Dengan terlambatnya infeksi tersebut diketahui, menjadikan infeksi akibat bakteri ini menjadi sulit untuk di obati dan dikendalikan, yang mana tentu saja akan mengakibatkan kehilangan nilai ekonomis yang cukup nyata.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Apa itu Colibacillosis ?</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Collibacillosis adalah Penyakit infeksius pada unggas yang disebabkan oleh kuman <em>Echerichia coli</em> yang pathogen / ganas baik secara primer maupun secara sekunder. Colibacillosis pertama kali ditemukan pada tahun 1894, setelah itu banyak kejadian-kejadian colibacillosis sehingga memperkaya dan saling melengkapi mengenai penyakit ini baik kejadian di lapangan maupun penelitian di laboratorium.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sekilas Profil sang Agen<span style="font-variant: small-caps;"> P</span>enyakit</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bakteri<span> </span><em>Escherichia coli</em>, bersifat gram negative, bentuk batang tak berspora, berukuran <span> </span>2-3 x 0.6 µm,<span> </span>bentuk dan besar bervariasi, beberapa strain dapat bergerak dan mempunyai alat gerak (<em>flagela</em>).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Escherichia coli</span></em><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> yang biasa terdapat pada saluran pencernaan (usus) hewan biasanya ada dalam konsentrasi ≤ 10<sup>6</sup> /gr, dimana dari jumlah tesebut 10 – 15 % merupakan <em>Escherichia coli</em> yang berpotensi menjadi ganas / <em>patogen</em>. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Escherichia coli</span></em><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> yang terdapat di usus biasanya tidak sama dengan <em>Escherichia coli</em> yang menginfeksi : kantung hawa / air sacculitis dan selaput jantung / pericarditis. Sedangkan <em>Escherichia coli</em> yang ditransmisikan melalui telur tetas adalah yang bertanggung jawab terhadap kematian tinggi pada anak ayam.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bakteri ini juga mudah ditemukan pada litter dan debu kandang, debu kandang dapat mengandung bakteri <em>Escherichia coli</em> 10<sup>5 </sup>–<sup> </sup>10<sup>6</sup> / gr, bakteri tersebut dalam kondisi kering bisa bertahan dalam waktu lama, tetapi dapat berkurang 87 -<span> </span>97`% dalam waktu satu minggu dengan cara kondisi dalam kandang di buat lebih lembab, misalnya sesering mungkin kandang di spray dengan air yang mengandung desinfektan. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Faktor-faktor Pemicu kejadian di lapangan</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kuman pada umumnya menular secara horizontal, dan secara garis besar dibagi menjadi 2 penyebab utama yaitu :<br />
</span></div><ul style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Dari dalam</span></strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">, yaitu yang berasal dari anak ayam / ayam itu sendiri, seperti kejadian Radang pusar atau Omphalitis, Stress ataupun Dehydrasi akibat perjalanan.<span> </span>Dalam saluran pencernaan ayam ada ≤ 10<sup>6</sup> /gr, dimana 10 – 15 % adalah berpotensi menjadi pathogen / ganas.</span></li>
</ul><ul style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Dari luar, </span></strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">yaitu yang berasal dari kontaminan lingkungan sekitar / area kandang dan atau yang berasal dari bahan sapronak yang tidak bersih misalnya kontaminan berasal dari pakan, air dan udara yang tercemar <em>Escherichia coli</em> <span> </span></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Perjalanan<span> </span>Penyakit yang disebabkan oleh <em>Escherichia coli</em></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Walaupun penyebabnya sama yaitu infeksi bakteri Escherichia coli, tetapi di lapangan banyak dikenal berbagai macam penyakit yang merupakan berbagai bentuk manifestasi akibat terinfeksi bakteri ini, diantaranya adalah :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">1.Kematian Embrio / Omphalitis</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Banyak yang menduga bahwa kematian embrio atau omphalitis, merupakan penyakit yang ditransmisikan melalui kontaminasi dari kulit telur tetas yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (antara 0.5 % - 6% telur tetas normal mengandung bakteri Escherichia coli), dan bisa juga berasal dari radang yolk sac / kuning telur atau oviduct dari induk yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada saat telur menetas maka bakteri Escherichia coli ini menyebar, tentu saja akan menginfeksi doc lainnya yang satu mesin tetas, dimana pusar / navel doc tersebut memang belum menutup dengan sempurna. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada saat periode indukan / brooding kematian doc akan meningkat apabila suhu indukan terlalu dingin dan ayam tidak mau makan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada umumnya kematian ayam akan berkurang setelah ayam berumur ≥ 1 minggu.</span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bila kita melakukan otopsi dari ayam yang mati akan ditemukan adanya peradangan pada tali pusar atau kantung kuning telur.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">2. Air Sacculitis / Radang Kantung Hawa</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bakteri Escherichia coli juga sering menginfeksi saluran pernapasan ayam, biasanya infeksi ini bervariasi dan berkombinasi dengan virus infectious Bronchitis (IB), virus New Castle Disease (ND) juga dengan Mycoplasma (CRD) yang juga menyebabkan pericarditis dan perihepatitis</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">3. Colisepticemia/ Koliseptisemia<br />
</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kejadian koliseptisemia pada umumnya terjadi secara akut dan <span> </span>biasanya menyerang ayam dara atau dewasa.<span> </span>Penyakit ini menyerupai fowl typhoid dan fowl cholera, dengan ciri yang khas berupa lesio tipikal yaitu hati berwarna hijau bintik kecil pucat dengan organ limpa yang membesar.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 4.Panophthalmitis</span></strong><br />
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></strong><br />
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kejadian panophthalmitis merupakan kasus yang sangat jarang terjadi, dan merupakan proses kelanjutan kasus septicemia. Perubahan yang terjadi biasanya ada pernanahan pada kornea mata bahkan sampai ayam mengalami kebutaan, umumnya kebutaan sebelah mata bila sampai terjadi kedua matanya menjadi buta maka akan terjadi kematian yang disebabkan karena <span> </span>ayam tidak bisa makan.<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 5.Swolen Head Syndrome<br />
</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada kasus swollen head syndrome, bakteri Escherichia coli bertindak sebagai infeksi sekunder.<span> </span>Kejadian kasus ini pada umumnya terjadi<span> </span>pada ayam potong dan biasanya berkolaborasi dengan virus lainnya seperti virus corona atau pnemovirus (penyebab infectious bronchitis).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada ayam petelur biasanya kasus swollen head syndrome juga berkolaborasi dengan bakteri penyebab coryza`/ snot.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Radang akut atau subakut di bawah kulit (selulitis) kepala dan sekitar mata, sampai dengan bengkak adalah merupakan tanda yang khas pada kasus penyakit ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 6. Coli Granuloma / Hjarres Diseases</span></strong><br />
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></strong><br />
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kasus coli granuloma merupakan kejadian penyakit koliform yang sangat jarang terjadi, tanda yang dapat diketahui adalah berupa adanya lesi granuloma pada organ tubuh dalam rongga perut seperti pada hati, duodenum (usus halus), caecum (usus buntu) dan mesenteri (penggantung usus) sedangkan Limpa biasanya tidak terkena.<span> </span>Sekilas penyakit coli granuloma ini <span> </span>menyerupai tumor leukosis, dan kejadian yang ada biasanya sudah kronis sehingga terjadi pernanahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 1. Osteomyelitis</span></strong> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Merupakan proses lanjutan dari koliseptisemia, ditandai dengan peradangan pada sendi</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kejadian osteomyelitis ini bisa akut atau kronis, ayam akan menjadi kurus karena tidak mau makan (anorexia) yang akhirnya <span> </span>mati.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 2.Selulitis</span></strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Merupakan manifestasi infeksi Escherichia coli dalam bentuk penyakit kulit kronis daerah dada dan perut, dimana diantara kulit dan daging terdapat cairan / eksudat cair sampai<span> </span>kental / perkejuan, kondisi ini ada yang menyebutnya sebagai breast blister, yang pada umumnya menyerang pada ayam broiler / ayam pedaging / ayam potong.<span> </span>Sebagai akibat dari hal tersebut para peternak agak sedikit kesulitan menjual ayamnya yang terkena kasus ini</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 3. Yolk Peritonotis</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kasus yang merupakan khusus terjadi pada ayam petelur atau parent stock layer maupun broiler, dimana<span> </span>akibat kasus ini adalah adanya kematian akut.<span> </span>Adanya ovum yang lepas dalam rongga perut yang kemudian pecah, sehingga bakteri Escherichia coli yang ada di dalam oviduct karena adanya material kuning telur menjadi berkembang pesat sehingga menyebabkan adanya peradangan pada peritoneum yang dikenal dengan Yolk Peritonitis. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pengendalian di Lapangan</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pencegahan</span></strong></div><ul style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Usahakan agar anak ayam<span> </span>yang dipelihara berasal dari pembibitan yang bebas dari penyakit </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">pernapasan seperti CRD, IB dan ND.</span></li>
</ul><ul style="margin-left: 40px; text-align: justify;"><li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jika anak ayam sudah terlanjur masuk di kandang, anak ayam yang sudah terinfeksi dengan bakteri Escherichia coli agar diafkir</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jalankan selalu prinsip water treatment / pengobatan air secara efektif dan berkesinambungan, untuk menurunkan populasi bakteri dalam air minum.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Perhatikan selalu ventilasi, agar ayam selalu mendapat udara yang segar, bersih dan sehat</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Laksanakan biosecurity secara terpadu, agar kondisi farm sesedikit mungkin mengandung kontaminan khususnya bakteri Escherichia coli.</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jaga selalu kekeringan litter kandang agar tidak terlalu kering juga tidak terlalu basah, Untuk itu perlu diperhatikan selalu kepadatan populasi agar kondisi kekeringan litter mudah untuk dikendalikan</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Spray ruang kandang setiap hari menggunakan campuran air dengan BIODES-100, SEPTOCID atau GLUTAMAS sangat berguna disamping untuk menjaga kelembaban juga mengurangi density bakteri di ruang kandang.<span> </span></span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bila ayam selalu terserang infeksi Escherichia coli yang parah pada usia di atas tiga minggu, tidak ada salahnya lakukan penyuntikan doc pada usia 4 hari pertama dengan antibiotika secara subkutan bisa dengan memakai GENTIPRA atau HIPRASULFA – TS sesuai dengan dosis yang dianjurkan</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Alternatif vaksinasi inaktif kombinasi O2K1 dan O78K80, dalam pelaksanaannya masih terjadi pro dan kontra akan efektifitas kegunaannya, karena belum ada hasil yang sangat nyata</span></li>
<li><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hal yang paling penting untuk dilakukan agar serangan infeksi bakteri Escherichia coli tidak menjadikan ayam peliharaan menjadi menderita adalah dengan cara menciptakan ayam senyaman mungkin tinggal dalam kandangnya, dengan kata lain jangan sampai ayam mengalami stress, karena stress merupakan pencetus utama ayam terserang infeksi bakteri ini. </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pengobatan<span> </span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kuman E. coli kebanyakan sensitif / peka terhadap beberapa antibiotika seperti kelompok aminoglukosida (NEOXIN), polipeptida (MOXACOL), tetrasiklin, Sulfonamida, trimethoprim (COLIMAS) dan Quinolon (CIPROMAS, ENROMAS).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Apabila <span> </span>setelah diobati dengan berbagai antimikroba tidak terjadi perubahan kearah penyembuhan, maka perlu dilakukan uji sensitivitas.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pencegahan dengan menggunakan obat suntik Hiprasulfa – TS dan Gentipra, serta spray kandang dengan desinfektan Biodes-100, Septocid dan Glutamas,<span> </span>maupun pengobatan dengan menggunakan Neoxin, Moxacol, Colimas, Cipromas maupun Enromas, agar diperhatikan benar cara dan dosis pemakaiannya dan dilaksanakan sesuai dengan anjuran dari pembuatnya, agar mendapatkan efek pengobatan yang maksimal.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div></h3><h3 style="font-family: Arial; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b> IV. Pilek Pada Ayam</b></span></h3><div class="gambar" style="float: left; margin-top: 3px; width: 170px;"> <a class="highslide" href="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/caramengobatipilekayam.jpg" title="click to zoom out"> <img border="0" src="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/caramengobatipilekayam.jpg" width="150" /></a> </div><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"> <div style="text-align: justify;"><strong>Penyakit pilek yang menyerang pada ayam</strong> masuk ke dalam kategori penyakit yang berbahaya dikarenakan penyakit ini dapat menular dengan sangat cepat dan dapat menyerang ke semua jenis ayam.<br />
<br />
<strong>Ayam</strong> yang <strong>menderita penyakit pilek</strong> pergerakannya berubah menjadi pasif.<br />
<br />
Gejala lain yang muncul pada <strong>ayam yang terserang pilek</strong> adalah nafsu makannya menghilang, kepalanya bergoyang – goyang dan sering bersin – bersin. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut – larut, kondisi ayam akan semakin parah.<br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Dari lubang hidung dan kedua matanya akan keluar semacam cairan yang pada akhirnya nanti dapat membuat hidung ayam tersumbat sehingga membuat ayam menjadi susah bernafas.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"><strong>Penyakit ayam</strong> ini disebabkan oleh bakteri <em>haemophilus galloinarum</em> dan dapat menyebar melalui makanan, minuman dan udara. Untuk mengatasi penyebaran penyakit pilek ini, peternak ayam harus segera memindahkan ayam yang sedang sakit ke kandang khusus untuk dikarantina.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<br />
<span class="fullpost"><strong>LANGKAH PENGOBATAN</strong></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati <strong>penyakit pilek pada ayam</strong> adalah <em>neofet</em>, kapsul <em>anti snot</em> dan bubuk c<em>oryuit</em>. Dosis pemakaian obat dan cara pemberian obat harus disesuaikan dengan petunjuk yang ada dikemasan obat.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Selain itu, penyakit ini juga dapat disembuhkan dengan cara menyuntikkan cairan <em>streptomycim</em> berdosis 0,2 cc / suntikkan / hari. Proses penyuntikkan berlangsung selama 5 hari dengan bagian tubuh ayam yang disuntik adalah leher bagian belakang.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Beberapa jenis obat yang biasa dikonsumsi oleh manusia ditengarai juga dapat digunakan untuk mengobati ayam yang sedang terserang penyakit pilek. Mereka adalah <em>refagan </em>dan <em>bodrex</em>. Caranya adalah : satu tablet obat dilarutkan ke dalam 1 sendok air teh dan kemudian diminumkan kepada ayam.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"><strong>LANGKAH PENCEGAHAN</strong></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Pemberian antibiotik (<em>streptomycin </em>dan <em>sulfanilamida</em>) secara berkala dapat membantu mencegah ayam tidak mudah terserang pilek. Vaksinasi (<em>corryta naccin </em>dan <em>vaksin snot</em>) juga harus dilakukan ketika ayam masih berumur 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan dan menjelang usia dewasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span class="fullpost"> </span></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>V. Berak Kapur </b></span><span class="fullpost"> </span></div><div style="text-align: justify;"><div class="gambar" style="float: left; margin-top: 3px; width: 170px;"> <a class="highslide" href="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/mengatasiberakkapurpadaanakayam.jpg" title="click to zoom out"> <img border="0" src="http://budidayaternak.comxa.com/Admin/filepenyakit/mengatasiberakkapurpadaanakayam.jpg" width="150" /></a> </div><h3 style="font-family: Arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"> <div style="text-align: justify;">Nama lain dari penyakit ini adalah <em>pullorum</em> atau <em>salmonellosis</em> dimana penyebab dari munculnya penyakit ini adalah bakteri salmonella pullorum.<br />
<br />
<strong>Penyakit</strong> ini dapat <strong>menyerang</strong> ke semua umur dimana <strong>anak ayam</strong> yang terserang penyakit ini dapat mati atau setidaknya dapat bertahan hidup dengan resiko menjadi carrier dari penyakit ini.<br />
<br />
Jenis unggas lainnya yang mempunyai resiko terserang penyakit ini adalah kalkun.<br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Beberapa gejala yang ditunjukkan oleh anak ayam yang terserang <strong>penyakit berak putih</strong> adalah :</span><div style="margin-left: 40px;"><span class="fullpost"><ol><li>Lesu.</li>
<li>Nafsu makan berkurang.</li>
<li>Pucat.</li>
<li>Bulu menjadi kusut.</li>
<li>Sayapnya menggantung.</li>
<li>Diare.</li>
<li>Kotorannya menjadi encer , berlendir dan berwarna putih.<span class="fullpost"></span></li>
</ol></span><span class="fullpost"></span></div><span class="fullpost">Penyakit ini paling sering menyerang anak ayam yang baru saja menetas. Penyebarannya dapat terjadi melalui induk carrier, kontak langsung dengan ayam yang sedang sakit, mesin tetas, telur, darah, kotoran ayam, kandang dan lain sebagainya.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"><strong>PENCEGAHAN</strong></span><span class="fullpost"></span><span class="fullpost">Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh para peternak ayam adalah :</span><div style="margin-left: 40px;"><span class="fullpost"><ol><li>Menjaga kebersihan lingkungan hidup ayam.</li>
<li>Menjaga kebersihan kandang dan mesin tetas telur dengan cara disucihamakan dengan menggunakan larutan kaporit ( takaran 1 : 1.000 ), chinosol ( takaran 1 : 1.000 ) atau biocid.</li>
<li>Pengapuran kandang.</li>
<li>Pembuangan kotoran ayam jauh dari lokasi peternakan.</li>
<li>Perlindungan dari serangan berbagai macam hewwan liar.</li>
<li>Pemusnahan telur yang gagal menetas ( dibakar atau dipendam ).</li>
<li>Pengkarantinaan ayam yang terserang penyakit.</li>
<li>Pemusnahan bangkai ayam ( dibakar atau dipendam ).</li>
</ol></span></div><span class="fullpost"></span><span class="fullpost"><br />
<strong></strong><br />
<strong><br />
</strong><br />
<strong>PENGOBATAN</strong></span><span class="fullpost">Untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini, gunakan antibiotika dalam wujud neoterramycin 25 soluble powder. Dosis yang digunakan adalah 7 gram untuk setiap 3,8 liter air. Proses pengobatan dilakukan selama 3 – 5 hari. Obat dapat diberikan dengan cara diminumkan, diteteskan atau disuntikkan tergantung tingkat keparahannya.</span> </div></h3><span class="fullpost"> </span> </div></h3><h3 style="font-family: Arial; font-weight: normal; margin-top: 0px; text-align: justify;"><br />
</h3>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-39258920376288991192010-11-09T09:43:00.000-08:002010-11-09T09:43:47.403-08:0010 Hewan Paling Terancam Punah di Dunia<div style="text-align: justify;">Kepunahan setidaknya 500 spesies hewan telah disebabkan oleh manusia, kebanyakan kepunahan hewan2 tersebut terjadi di abad ini. Sekarang ini ada sekitar 5.000<a href="" name="more"></a> hewan langka dan paling tidak satu spesies mati setiap tahun. Jumlah sedang berkembang pesat, beberapa spesies menjadi terancam tanpa sebagian besar dari kita bahkan tahu itu. Nilai mereka ucapkan adalah penting, karena mereka bertanggung jawab untuk berbagai obat-obatan yang bermanfaat. Langkah pertama untuk menyelamatkan hewan adalah untuk belajar sebanyak mungkin tentang mereka. Jadi di sini adalah melihat beberapa spesies yang paling terancam hewan di seluruh dunia:<br />
<br />
<b>1. Kelelawar Tapal Kuda</b></div><div style="margin: 5px 20px 20px; text-align: justify;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <img alt="" border="0" src="http://listverse.files.wordpress.com/2007/09/medium.jpg" /> <br />
Ada empat belas jenis kelelawar di Britania dan semua dari mereka terancam. Kelelawar tapal kuda yang lebih besar adalah salah satu yang paling langka. Saat ini ada 35 diakui bersalin dan semua-tahun hibernasi roosts dan 369 situs. Estimasi saat ini berkisar antara 4.000 dan 6.600 individu. Mereka juga menderita dari penggunaan insektisida (zat kimia beracun disemprotkan pada tanaman untuk membunuh serangga berbahaya) yang telah merampas serangga yang menjadi sumber utama makanan mereka. </div></div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
<b>2. Harimau Siberia </b></div><div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <img height="359" id="imgb" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ydRZqW8ljZpzwM::&t=1&usg=__4I8ViRvJ76_U_2PpA7nrdkbC56M=" width="287" /> <div> </div><div style="text-align: center;">Sangat langka dan mungkin ada kurang dari 200 di alam bebas, mungkin semua dalam cagar alam khusus. Diburu para pemburu gelap karena dapat memberi makan keluarganya selama satu tahun dari hasil hanya membunuh satu harimau. </div></div></div><br />
<br />
<b>3. Penyu Tempayan</b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <div> <div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.drytortugasblog.com/fortjefferson-drytortugas-blog/wp-content/uploads/2007/11/salty-the-sea-turtle.jpg" /></div><br />
Penyu pernah intensif diburu untuk daging dan telur, namun lemak juga digunakan dalam industri kosmetik. Banyak dari hewan ini mati setiap tahun tertangkap dalam jaring ikan dari crabfishers. Di Turki, hotel telah dibangun tepat pada situs peternakan. </div></div></div><br />
<br />
<b>4. Elang Ekor Ikan Putih</b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <div> <div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.alladale.com/images/body_content/wildlife/white_tailed_eagle_lge.jpg" /></div></div><div>Sebelum manusia bereksperimen dengan penggunaan feromon, burung buas spektakuler jauh lebih banyak daripada sekarang ini. Mereka juga telah diburu oleh para gembala dan gamekeepers yang menganggap mereka sebagai ancaman bagi mereka domba atau burung. Intens dengan tindakan konservasi, populasi di Eropa Timur pulih, rencana pemulihan bertujuan untuk menjajah beberapa daerah peternakan tradisional di Eropa. </div></div></div><br />
<br />
<b>5. Bebek Mandarin </b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <div> <div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.naturephoto-cz.com/photos/birds/mandarin-duck-20446.jpg" /></div></div><div>Jenis Hewan ini dapat dilihat Britania Raya, namun rumah asli di Asia Timur, di Rusia, Cina, Korea dan mandarin duck Japa. Japa. Status penduduk di seluruh dunia tidak diketahui, penduduk Asia saat ini berada di tempat di bawah 20.000. Kepunahan burung indah ini disebabkan terutama penebang kayu, pemburu dan pemburu liar. Dikenal predator termasuk cerpelai, rakun anjing, berang-berang, polecats, elang burung hantu dan ular rumput. </div></div></div><br />
<br />
<b>6. Monyet Ekor Singa</b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <div> <div align="center"><img alt="" border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c3/Lion-tailed_Macaque_in_Bristol_Zoo.jpg/470px-Lion-tailed_Macaque_in_Bristol_Zoo.jpg" /></div></div><div>Hewan ini hidup di beberapa daerah di Karnataka, Kerala dan Tamil Nadu. Saat ini,hutan tropis, yang merupakan habitat alami monyet ini, telah dibersihkan dan digantikan dengan perkebunan teh dan kopi.Sebagaimana dengan begitu banyak mamalia, saat ini ancaman utama di alam bebas penghancuran habitat mereka. Pemburu liar juga seringkali menangkapi bayi kera, dan membunuh orang tua mereka dalam proses perburuannya, untuk kemudian diekspor ke kolektor ilegal. Mereka dianggap sebagai monyet yang paling terancam, dengan hanya 400 ekor yang tersisa di alam liar. Mereka diburu untuk daging dan bulu. </div></div></div><br />
<br />
<b>7. Jackass Penguin</b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px; text-align: center;"><img height="240" id="imgb" src="http://grahamten.files.wordpress.com/2009/06/african3.jpg" width="240" /><img height="300" id="imgb" src="http://imagecache6.allposters.com/LRG/26/2678/NXAUD00Z.jpg" width="400" /></div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div> </div><div>Merupakan satu2nya jenis burung penguin yang ada di Afrika Selatan ditemukan di Afrika. Karena mereka hidup begitu jauh di utara, dan di daerah yang relatif dapat diakses, penguin Afrika telah rentan terhadap pembinasaan manusia. Mengingat penurunan pasokan makanan, stempel sekarang mangsa di penguin sebagai gantinya. Polusi minyak juga mengancam mereka, seperti halnya pengambilan telur untuk makanan mereka. </div></div></div><br />
<br />
<b><b>8. Gorilla Gunung</b></b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"><div style="text-align: center;"><img height="359" id="imgb" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:UQafjMpFERYU2M::&t=1&usg=__1l_rr5sxGR4JCKHI26sPG48OItU=" width="478" /></div><div> </div><div style="text-align: center;">The Virunga kawasan gunung berapi di bagian timur Zaire, Rwanda dan Uganda adalah satu-satunya rumah dari gorila gunung yang sangat terancam punah. Mereka sering dibunuh oleh perangkap dan jerat dimaksudkan untuk binatang lain, wajah kehilangan habitat dan sangat rentan terhadap banyak penyakit yang sama sebagai manusia. Tergantung pada hutan lebat untuk bertahan hidup dan ini terus ditebang untuk membuat jalan bagi pertumbuhan tanaman dan ternak yang sedang merumput. Manusia dan gorila adalah 98% identik secara genetis sehingga mereka juga terkena penyakit manusia. Ini adalah yang paling terancam dari subspesies gorila, hanya sekitar 700 gorila gunung tetap di alam bebas. </div></div></div><br />
<br />
<b>9. Numbat </b><br />
<div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div class="alt2" style="border: 1px inset; margin: 0px; padding: 6px;"> <div> <div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.itsnature.org/wp-content/uploads/2008/03/numbat2.jpg" /></div></div><div>Mereka mendiami hutan di sisi Barat Australia, ini adalah satu-satunya negara di mana mereka dapat ditemukan di alam liar. Numbat sekarang telah punah di seluruh banyak dari jangkauan. Itu bertahan di alam liar hanya dalam area kecil di sudut barat daya Australia. Ketika manusia memperkenalkan binatang pemangsa baru seperti kucing, anjing dan rubah, binatang ini makan banyak numbats. Jumlah mereka masih menurun karena banyak daerah yang merupakan habitat mereka ditebang untuk pertanian dan pertambangan. </div></div></div><br />
<br />
<b>10. Black footed Ferret </b><br />
<div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"><b>Spoiler</b> for : <input style="font-size: 10px; margin: 0px; padding: 0px; width: 60px;" type="button" value="Hide" /> </div><div style="text-align: center;"><img height="377" id="imgb" src="http://www.independent.co.uk/multimedia/archive/00058/ferret_58869s.jpg" width="505" /></div><div> </div><div style="text-align: center;">Ini adalah salah satu mamalia yang paling terancam di Amerika Utara, binatang di pinggir Black Footer Ferret extinction in the wild. punah di alam liar. Hilangnya habitat merupakan alasan utama hitam-footed ferrets tetap dekat ambang kepunahan. Anjing padang rumput yang tersisa koloni kecil dan terfragmentasi, dipisahkan oleh cropland besar dan luas dari pembangunan manusia. Pada tahun 2010, ahli biologi berharap mendapatkan ferrets 1500 didirikan di alam bebas, dengan tidak kurang dari 30 pembiakan populasi orang dewasa di masing-masing. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-24816803959043704222010-11-09T09:37:00.001-08:002010-11-09T09:37:51.765-08:0010 Hewan Tertangguh di Dunia<div><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">Hewan yang dimaksud tangguh disini adalah hewan yang mampu bertahan dalam keadaan yang paling ekstrim sekalipun misalnya hidup di dataran yang amat sangat tinggi, hidup dalam suhu yang amat sangat dingin maupun suhu yang amat sangat panas. Berikut adalah hewan-hewan paling tangguh di muka bumi berdasarkan kelebihannya masing masing. <br />
<a href="" name="more"></a><br />
<h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;"> </h2><h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">10. Kambing Gunung</h2><a href="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk12PHcHfCI/AAAAAAAAMkA/E8_HiZ2h3cQ/s1600-h/mountain-goat.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354065534080482338" src="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk12PHcHfCI/AAAAAAAAMkA/E8_HiZ2h3cQ/s400/mountain-goat.jpg" style="display: block; height: 276px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka dapat bertahan hidup di daerah yang sangat tinggi tanpa terserang penyakit, mereka dapat bertahan hidup pada ketinggian 15.000 kaki tanpa terserang penyakit. mereka adalah binatang berkaki 4 paling tangguh di daerah tinggi. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">9. Beruang Kutub</h2><a href="http://4.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk11wOEImBI/AAAAAAAAMjw/84oxpsX0mSs/s1600-h/Polar+Bear.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354065003282995218" src="http://4.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk11wOEImBI/AAAAAAAAMjw/84oxpsX0mSs/s400/Polar+Bear.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka mampu bertahan di area yang sangat dingin, para beruang kutub dapat hidup dan bertahan pada musim dingin yang amat ekstrim. mereka adalah binatang berkaki 4 paling tangguh di area dingin. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">8. Burung Laut</h2><a href="http://2.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk11kaqZlLI/AAAAAAAAMjo/a_RCZOEII0k/s1600-h/Gannet.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354064800506287282" src="http://2.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk11kaqZlLI/AAAAAAAAMjo/a_RCZOEII0k/s400/Gannet.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka mampu hidup di sekitar laut, untuk makan biasanya mereka memburunya dari ikan ikan di laut. mereka satu satunya binatang yag mampu bertahan setelah menabrak permukaan air dengan kecepatan tinggi yaitu 90 hingga 120km per jam. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">7. Unta</h2><a href="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk11Qjz5P0I/AAAAAAAAMjg/jeft-ymaRYE/s1600-h/Camel.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354064459364646722" src="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk11Qjz5P0I/AAAAAAAAMjg/jeft-ymaRYE/s400/Camel.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 325px;" /></a>Mereka mampu bertahan hidup di daerah yang amat sangat panas dan tandus dimana jarang sekali terdapat air untuk minum. mereka mampu bertahan hidup tanpa air selama 8 hari. Unta adalah binatang paling tangguh diantara binatang berkaki 4 untuk hidup di daerah kering dan tandus. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">6. Emperor Penguin</h2><a href="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10_MlfcKI/AAAAAAAAMjY/R1OIgOFSDkg/s1600-h/Emperor+Penguin.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354064161072443554" src="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10_MlfcKI/AAAAAAAAMjY/R1OIgOFSDkg/s400/Emperor+Penguin.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a>Mereka mampu bertahan dalam suhu musim dingin yang ekstrim. bahkan mereka mampu bertahan pada suhu minus 70 derajat celcius sekalipun. dan mereka juga mampu bertahan dari hembusan angin dingiin pada kecepatan 100 - 140km/jam. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">5. Tikus</h2><a href="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10vRQOdSI/AAAAAAAAMjQ/WwimU-uvl7U/s1600-h/Rat.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354063887447520546" src="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10vRQOdSI/AAAAAAAAMjQ/WwimU-uvl7U/s400/Rat.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 270px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka memiliki tulang tubuh yang flexibel. mereka dapat bertahan hidup setelah jatuh dari tempat yang tinggi. seperti jatuh dari gedung berlantai 2. Tidak seperti binatang lainnya, mereka ini sulit dibunuh dengan racun, karena tubuhnya kebal terhadap racun. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">4. Kecoa</h2><a href="http://1.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10Zz0qCLI/AAAAAAAAMjI/lDLOasQ74As/s1600-h/Cockroach.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354063518770006194" src="http://1.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10Zz0qCLI/AAAAAAAAMjI/lDLOasQ74As/s400/Cockroach.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 299px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka dapat hidup walaupun terkena radiasi dosis tinggi ataupun racun. bahkan mereka masih dapat bertahan hidup selama 9 hari walaupun kepalanya telah terpisah dari badannya, mereka mati bukan karena rasa sakitnya melainkan akibat kelaparan. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">3. Cacing Silinder Raksasa</h2><a href="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10BA5jgbI/AAAAAAAAMjA/uAel1bqprLc/s1600-h/Giant+Tube+Worm.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354063092783481266" src="http://3.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk10BA5jgbI/AAAAAAAAMjA/uAel1bqprLc/s400/Giant+Tube+Worm.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 302px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka mampu bertahan hidup hingga ribuan kaki di bawah air, meskipun air itu berisi dengan cairan limbah beracun. mereka juga dapat bertahan hidup pada air yang membeku. dan juga bisa hidup pada air mendidih. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">2. Weta</h2><a href="http://1.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk1zkFuFVNI/AAAAAAAAMi4/0Q9hUjElS_4/s1600-h/Weta.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354062595861337298" src="http://1.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk1zkFuFVNI/AAAAAAAAMi4/0Q9hUjElS_4/s400/Weta.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 267px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka bisa bertahan setelah membeku selama berbulan bulan, mereka dapat bertahan setelah kehilangan 99% air dari tubuh mereka disaat mereka membeku, saat mereka membeku denyut jantung dan juga otak mereka langsung berhenti. <h2 style="padding-top: 15px; text-align: center;">1. Beruang Air</h2><a href="http://1.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk1zSi-_rfI/AAAAAAAAMiw/jUcQfR1CQ0s/s1600-h/Water+Bear.jpg" style="color: #a91b33; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354062294479252978" src="http://1.bp.blogspot.com/_6I27LgG9bck/Sk1zSi-_rfI/AAAAAAAAMiw/jUcQfR1CQ0s/s400/Water+Bear.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 301px; margin: 0px auto 10px; padding-top: 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Mereka dapat bertahan 1000x lipat terhadap radiasi dibandingkan binatang lain dan juga manusia, bahkan mereka bisa hidup pada suhu minus 272 derajat celcius dan juga suhu sepanas 151 derajat celcius. bukan hanya itu, bahkan binatang ini bisa bertahan lama tanpa air, dan juga sanggup hidup di ruangan hampa udara selama 10 hari. <span><br />
<br />
<a href="http://creativecommons.org/licenses/by/3.0" style="color: #003399;"></a></span></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-31859515679804341292010-11-09T09:35:00.000-08:002010-11-09T09:35:55.816-08:0010 Hewan Terkuat di Dunia<div><div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">Berikut merupakan<b> hewan terkuat di dunia </b>jika dilihat dari kekuatan mereka mengangkat sesuatu. Apakah semakin besar ukuran, maka makin kuat ?<b> </b>haha.. gak ada jaminan kalo hal itu benar. Mending lihat aja aja deh..<b><br />
</b><br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b>10.</b> <span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>Beruang Grizzly</b></span><b><br />
</b><br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Beruang Grizzly" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_3.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka adalah hewan gunung yang kuat, dapat mengangkat 0,8 kali berat badan mereka. Berat mereka adalah 1500 pound dan dapat mengangkat sampai £ 1.200.<br />
</div><div style="text-align: center;"> <br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>9.</b></span> <b>Kupang</b> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Kupang" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_4.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka dapat memegang sesuatu dua kali berat badan mereka<span style="direction: ltr; text-align: left;">.</span> Cangkang mereka sangat kuat, dibandingkan dengan ukuran tubuh kecil mereka. <br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>8.</b></span> <span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>Anaconda</b></span> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Anaconda" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_5.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka dapat menekan sesuatu yang sama dengan berat tubuh mereka sendiri sampai mati. Berat mereka bisa mencapai £ 550. <br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>7.</b></span> <b>Sapi</b> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Sapi" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_6.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka dapat menarik dan membawa sesuatu yang 1,5 kali berat badan mereka di medan kasar. Berat mereka adalah 1300 pound dan dapat menarik dan membawa sampai 2000 pound. <br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>6.</b></span> <b>Harimau</b> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Harimau" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_7.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka dapat membawa sesuatu dua kali berat badan mereka sendiri sambil melompati sebuah pagar setinggi '10 kaki'. <span style="direction: ltr; text-align: left;">B</span>erat badan mereka adalah 600 pound dan dapat membawa hingga £ 1.200. <br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>5.</b></span> <span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>Elang</b></span> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Elang" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_8.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka adalah burung terkuat. Mereka bisa mengangkat sesuatu empat kali berat badan mereka sendiri selama terbangan.<br />
</div><div style="text-align: center;"> <br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>4.</b></span> <span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>Gorilla</b></span> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Gorilla" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/08/31/0000000000_9.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka bisa mengangkat sesuatu yang lebih dari 10 kali berat badan mereka.Berat badan mereka adalah 450 pounds dan dapat mengangkat sampai dengan £ 4.600. Artinya, mereka bisa mengangkat berat seperti 30 orang dewasa.<br />
</div><div style="text-align: center;"> <br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>3.</b></span> <span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>Semut Pemotong Daun</b></span> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Semut Pemotong Daun" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/09/01/0000000000_1.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka bisa mengangkat sesuatu 50 kali berat badan mereka sendiri. Bayangkan jika seseorang dapat mengangkat truk.<br />
</div><div style="text-align: center;"> <br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>2.</b></span><b>Gajah</b> <br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="Gajah" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/09/01/0000000000_2.jpeg" /><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka adalah mamalia terkuat. Berat badan mereka adalah £ 12.000 dan mereka dapat membawa £ 20,000. Mereka dapat membawa berat seperti ukuran 130 orang dewasa. <br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="direction: ltr; text-align: left;"><b>1.</b></span> <b>Kumbang Badak</b> <br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://images.stanzapub.com/readers/2009/09/01/0000000000_3.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kumbang Badak" border="0" src="http://images.stanzapub.com/readers/2009/09/01/0000000000_3.jpeg" /></a><br />
</div><div style="text-align: center;">Mereka merupakan <b>hewan paling kuat di dunia</b> dalam hal adu otot. Mereka bisa mengangkat sesuatu 850 kali berat badan mereka sendiri. Ibarat kata jika mereka manusia ialah dapat mengangkat 2 buah TANK ! </div><span><br />
<br />
<a href="http://creativecommons.org/licenses/by/3.0" style="color: #003399;"></a></span></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-26776345660675123202010-11-09T09:32:00.000-08:002010-11-09T09:32:22.215-08:0010 Hewan Terpintar di Dunia (aneh aneh ajaib langka)<div class="post-body entry-content"><style>
.fullpost { display: inline; }
</style> <div class="post-body entry-content"> <style>
.fullpost { display: inline; }
</style> Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa yang hewan paling cerdas di dunia ini?? mungkin ini daftar besar dunia, hewan terpandai AOS ditulis oleh Bryan <span class="IL_AD" id="IL_AD5">Johnson</span>.</div><div class="post-body entry-content"><br />
Bumi penuh dengan berbagai makhluk. Organisme hidup perlu untuk mendengar, berpikir, melihat, dan beradaptasi dengan tepat agar dapat berkembang, berkembang, dan bertahan hidup di planet ini. Kerajaan binatang dibangun sekitar primata, mamalia, tikus, paus, marsupial, burung, reptil, dan moluska, untuk beberapa nama. Sebagai manusia, kami bangga menjadi pemikir dan cerdas mendominasi spesies. Hal ini telah mengangkat kita ke puncak rantai makanan, tetapi banyak populasi hewan juga telah berhasil dalam penangkaran, mengembangkan dan beradaptasi dengan dunia dan kondisi iklim. It is amazing untuk melihat bahwa beberapa binatang benar-benar memiliki arti tertentu fenomena alam yang tidak diketahui manusia. Contoh terbaik dari hal ini adalah Samudra Hindia 2004 gempa bumi dan <span class="IL_AD" id="IL_AD2">tsunami</span>. Banyak jenis binatang terlihat menuju bukit sebelum bahaya tsunami jelas bagi manusia. Populasi hewan jauh lebih pintar maka banyak manusia untuk memberi mereka kredit. Mereka memiliki bahasa, perilaku, aturan, dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Berikut adalah daftar Top 10 Terpintar Hewan dan alasan mengapa mereka begitu istimewa.<br />
<br />
<b>10. Portia Labiata Jumping <span class="IL_AD" id="IL_AD10">Spider</span></b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/cKRZYMer3z.jpg" /></div><br />
<span class="fullpost"><br />
Spesies ini adalah anggota dari genus Portia pasti laba-laba dan makhluk terkecil dalam daftar. Juga dikenal sebagai White-berkumis Portia, mereka mendiami daerah kritis dan hutan sekunder di Afrika, Asia, dan <span class="IL_AD" id="IL_AD4">Australia</span>. Laba-laba ini telah menunjukkan kemampuan belajar di tes laboratorium dan telah diberi <span class="IL_AD" id="IL_AD9">label</span> bug terpandai di dunia. Mereka tampil mengejutkan dengan baik pada berbagai tugas-tugas pemecahan masalah. Salah satu prinsip mereka keterampilan memikat lainnya dari laba-laba-laba untuk makanan mereka. Untuk melakukan hal ini mereka akan mencabuti irama di sudut web untuk meniru yang terperangkap bug atau serangga penyusup. Jika Portia telah dijumpai jenis laba-laba ini sebelumnya, maka akan ingat apa pola irama digunakan untuk mencapai keberhasilan. Yang Portia labiata memiliki pandangan mata yang besar dan telah dilihat menggunakan perilaku naluriah yang luar biasa. Laba-laba yang direncanakan menggunakan trial-and-error pendekatan untuk berburu dan kognitif menunjukkan basis yang kuat. Ketika mangsa datang dan pergi, laba-laba akan duduk dan menunggu berjam-jam sampai memiliki momen yang tepat untuk menyerang. Selanjutnya, merencanakan ke depan dan pemahaman bahwa makan pada akhirnya akan kembali. Laba-laba ini juga telah menunjukkan tanda-tanda perhatian selektif dengan mengidentifikasi objek tertentu dan mangsa atas <span class="IL_AD" id="IL_AD7">orang</span> lain.<br />
<br />
<b>9. Tikus</b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/mMpBTocbFI.jpg" /></div><br />
Ada ratusan spesies tikus di seluruh dunia. Tikus adalah salah satu yang paling banyak dipelajari dan diuji binatang di planet ini. Mereka telah riset dan subjek percobaan untuk berbagai terkenal dan berpengaruh studi fisiologis. Alasan untuk ini adalah bahwa tikus, psikologi AOS mirip dengan manusia dan mereka yang besar untuk perbandingan percobaan. Semua tikus belajar perilaku baru dan trik yang sangat mudah. Sebuah studi 2007 menemukan bahwa tikus memiliki metacognition, yang merupakan kemampuan mental yang sebelumnya hanya telah didokumentasikan pada manusia dan beberapa primata. Tikus memiliki indera penciuman luar biasa dan pendengaran. Mereka telah dilatih untuk mendeteksi ranjau darat dan bom. Riset dan teknologi terkini telah menyarankan bahwa tikus bahkan bisa mencium bau dan mengidentifikasi sampel dahak manusia terinfeksi TBC. Hewan ini luar biasa memecahkan labirin. Tikus adalah makhluk sosial dan menampilkan tanda-tanda penyesalan, kegembiraan, kerugian, dan stres. Mereka mimpi dalam cara yang sangat mirip seperti manusia. Mereka juga menunjukkan organisasi luar biasa dan teknik perawatan. Hanya ingat, tikus adalah makhluk cerdas dan ramah begitu don, AOT takut kepada mereka. Saya termasuk klip tikus lucu ini.<br />
<br />
<b>8. Ravens & Crows</b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/SOEiMwBBm9.jpg" /></div><br />
Saya telah dibundel kedua bersama-sama karena keduanya anggota keluarga Corvidae burung. Keluarga ini secara luas dianggap sebagai yang paling cerdas dari semua burung. Burung gagak puncak skala IQ, yang merupakan pengujian ilmiah untuk menentukan kecerdasan burung. Mereka dapat menghitung, membedakan bentuk kompleks, dan melakukan tugas-tugas belajar observasional. Gagak sangat makhluk sosial dan akan terlibat di udara untuk membentuk jousting urutan kekuasaan. Berkerudung gagak liar di Israel telah belajar untuk menggunakan remah roti sebagai ikan umpan, berpikir di muka dan mengantisipasi tangkapan. The New Caledonian Crow telah sangat dikaji karena kemampuannya untuk menggunakan alat-alat dalam setiap hari mencari makanan. Ini termasuk menciptakan pisau yang dipotong dari daun dan batang rumput. Mereka juga menggunakan memetik maju, menghaluskan, dan membungkuk dari ranting-ranting dan batang rumput untuk menghasilkan berbagai zat makanan. Gagak mirip dengan gagak, tetapi ukuran lebih besar. Kedua spesies berwarna hitam dan perbedaan utama adalah dalam vokalisasi mereka. Ravens melakukan banyak perilaku yang sama seperti gagak, tetapi mereka telah diakui karena kemampuan mereka untuk menjatuhkan kacang-kacangan, kerang, otot, dan kerang pada jalan raya, menunggu mobil untuk menjalankan mereka di atas, dan kemudian mengumpulkan hadiah.<br />
<br />
<b>7. <span class="IL_AD" id="IL_AD1">Border Collie</span></b><br />
<br />
<div align="center"><a href="http://blogdalimunthe.blogspot.com/2009/12/tutorial-daftar-di-kumpulbloggercom-ppc.html"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/3MiqRreluZ.jpg" /></a></div><br />
<span class="IL_AD" id="IL_AD8">Border</span> Collie secara luas dianggap sebagai anjing paling cerdas berkembang biak di dunia. Mereka biasanya menghabiskan waktu mereka menggembalakan domba dan penanganan berbagai bentuk ternak, tetapi juga membuat hewan peliharaan yang hebat. Dengan latihan fisik dan berbagai bentuk rangsangan mental anjing ini adalah yang tercepat untuk belajar. Keturunannya berasal di Skotlandia, Welsh, dan Inggris perbatasan dan anjing-anjing membuat dampak langsung pada <span class="IL_AD" id="IL_AD6">industri</span> pertanian. Telah ditetapkan bahwa di daerah tertentu <span class="IL_AD" id="IL_AD12">Outback</span> Australia collie yang terlatih akan melakukan lima kali jumlah pekerjaan yang bisa mengelola manusia. Border Collie anjing mendominasi olahraga di atas semua breeds. Mereka unggul dalam lompat tinggi, utilitas kursus, terbang-bola, dan bahkan dapat mengambil tempat pertama dalam kompetisi menari anjing. Mereka memiliki indera penciuman luar biasa dan secara luas dianggap sebagai anjing-anjing pelacak yang hebat. Mereka dapat dilatih sebagai anjing obat atau dalam pencarian dan penyelamatan juga. Anjing ini jelas akan mengenali Anda sebagai seorang individu kepribadian, mereka akan belajar rutin Anda, mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya, dan menemukan cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.<br />
<br />
<b>6. Pasifik Utara Giant <span class="IL_AD" id="IL_AD11">Octopus</span></b><br />
<br />
<div align="center"><a href="http://blogdalimunthe.blogspot.com/2009/12/tutorial-daftar-di-kumpulbloggercom-ppc.html"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/IuU4knG5VX.jpg" /></a></div><br />
Makhluk ini tinggal di kedalaman laut. Mereka adalah milik keluarga dan cephalopod kelas moluska. Semua jenis cephalopods diketahui memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa. Gurita dianggap paling cerdas invertebrata hidup. Dalam kondisi percobaan hewan-hewan ini telah ditampilkan pendek dan memori jangka panjang. Mereka memiliki pengamatan luar biasa belajar dan kemampuan pemecahan masalah. Gurita mempunyai sistem saraf yang sangat besar, tetapi hanya sebagian ditemukan dalam otak mereka. Sekitar dua-pertiga dari gurita, ao neuron dapat ditemukan pada tali di sekitar dan dalam lengan. Ada lengan memiliki otonomi yang sangat besar. Mereka ahli mimikri dan kamuflase. Mereka melarikan diri profesional seniman dan sering bisa ditemukan di lambung kapal kepiting, makan di tangkapan. Hewan ini sangat tajam penglihatan, rasa sentuhan, dan sangat cepat. Ada laporan dari Giant Octopus Pasifik Utara mencapai £ 600, dengan rentang tangan 30 kaki. Mereka don, AOT membuat hewan peliharaan atau kebun binatang besar atraksi. Dalam satu cerita baru-baru ini, sebuah membanjiri gurita Santa Monica Pier <span class="IL_AD" id="IL_AD3">Aquarium</span> dengan memutar katup dan membiarkan ratusan galon air meluap tangki.<br />
<br />
<b>5. African Grey Parrot</b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/k0tnisY12T.jpg" /></div><br />
Grey Afrika adalah spesies burung beo yang ditemukan di Afrika Tengah Barat dan hutan hujan. Parrots telah lama mampu menunjukkan bahwa mereka bisa meniru ucapan manusia, tetapi Grey Afrika dapat mengasosiasikan kata dengan makna dan bentuk kalimat kecil. Burung ini saling berkomunikasi melalui lagu, panggilan, dan bahasa tubuh. African Grey's dapat dengan mudah dilatih untuk melakukan percakapan dan melakukan kegiatan. Mereka berhasil meniru, menciptakan suara-suara dan suara rumah tangga sempurna. Salah satu contoh spesifik Alex burung. Alex dapat mengidentifikasi lebih dari lima puluh benda, tujuh warna, lima bentuk, dan sebuah nilai numerik hingga enam. Ia memahami perbedaan antara besar dan kecil, di atas dan di bawah, dan bahkan menunjukkan pemahaman emosi dengan mengatakan kepada penangan "akan pergi menjauh" ketika menjadi bosan dengan pengujian. Lalu ada cerita tentang Grey Parrot Afrika di Nagarey, Jepang yang hilang oleh pemiliknya, terluka, dan dikirim ke rumah sakit hewan. Sementara di rumah sakit burung mulai berbicara dengan dokter hewan menyatakan "Aku Mr Yosuke Nakamura." Dia juga memberikan alamat rumah lengkap sampai ke nomor terakhir. Cukup yakin ia benar dan kembali ke rumah, tetapi tidak sebelum menghibur rumah sakit dengan lagu dan tarian.<br />
<br />
<b>4. Gajah</b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/ScjQpcRwDU.jpg" /></div><br />
Ada tiga spesies hidup gajah, Bush Gajah Afrika, Gajah hutan Afrika, dan Gajah Asia. Semua keturunan diperkirakan mewarisi genetik yang sama jenius. Dalam banyak kebudayaan gajah dipandang sebagai simbol kebijaksanaan dan dikenal untuk kenangan mereka yang luar biasa. Mereka menciptakan peta mental dan dikatakan untuk mengingat lokasi tepat dari lubang air dan memberi makan mereka tidak dikunjungi selama bertahun-tahun. Otak gajah adalah yang terbesar dari tanah segala binatang. Gajah memiliki pendengaran yang luar biasa dan mereka menggunakan kedua telinga mereka dan bagasi untuk mendengarkan. Mereka berkomunikasi dengan bellow, mengaum, terompet seperti panggilan, dan bahkan dapat mengirimkan suara jarak jauh dengan menggunakan tanah. Hewan ini adalah salah satu dari sedikit spesies yang telah ditampilkan cermin pengakuan diri dan dapat mengidentifikasi diri mereka sebagai independen. Hal ini dianggap sebagai basis tes empati, altruisme, dan interaksi sosial yang lebih tinggi dalam suatu spesies. Gajah telah mencatat melakukan berbagai perilaku. Termasuk tindakan yang dikaitkan dengan kesedihan, membuat musik, kasih sayang, bermain, dan penggunaan alat canggih. Gajah memiliki rasa yang luar biasa untuk pencapaian artistik. Mereka dapat melukis potret yang mengekspresikan diri. Check out this video menakjubkan lukisan gajah tiga dimensi gambar gajah lain.<br />
<br />
<b>3. Monyet rhesus Monyet</b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/5VXHkU2Q5I.jpg" /></div><br />
Selain manusia, monyet genus adalah yang paling luas di dunia. Monyet Rhesus adalah yang terkenal dengan kecerdasan dan karena ini telah digunakan secara luas dalam biologi dan penelitian medis. Binatang ini memiliki memori yang luar biasa, kemampuan untuk belajar, dan membuat keputusan sendiri. Mereka menggunakan ekspresi wajah yang sangat mirip dan dipahami oleh manusia. Rhesus Monkey's telah memperlihatkan kecenderungan bunuh diri, merencanakan serangan, dan sangat sosial hewan kompleks. Mereka memiliki sistem vokal rinci yang berbagi kesamaan dengan komunikasi manusia. Penelitian tentang genome sequencing dari Monyet Rhesus selesai pada 2007, sehingga kedua primata non-manusia untuk melakukan hal ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dan kera berbagi 93% DNA genetik mereka. Manusia dan kera kromosom mosaik satu sama lain. Monyet spesies ini, bersama dengan banyak orang lain, telah digunakan untuk memancing monyet sepanjang sejarah. Ini adalah gaya romawi pertarungan antara monyet dan binatang eksotis lainnya. Monkey's dilakukan mengagumkan dalam kompetisi ini, menang dengan kecerdasan. Dari ini melahirkan legenda Jacco Macacco, yang merupakan monyet dirayakan gladiator. Dengan teknik dan presisi yang luar biasa biasanya ia mengirim lawannya dalam tiga menit atau kurang.<br />
<br />
<b>2. Lumba-lumba Botol </b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/FBAFPDuY8n.jpg" /></div><br />
Keluarga yang dr bangsa ikan paus, yang terdiri dari lumba-lumba dan ikan paus dianggap sebagai hewan paling cerdas yang menghuni lautan. Dolphin yang botol hidup di perairan hangat di seluruh dunia dan merupakan spesies paling cerdas lumba-lumba. Ini memiliki otak yang sangat besar dan cerebral cortex dan lobus frontalis adalah 40% lebih besar kemudian manusia. Korteks serebral adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk komunikasi sosial, abstrak pengolahan informasi, pemecahan masalah, dan kecerdasan tuas yang lebih tinggi. Lumba-lumba botol sangat mudah dilatih. Mereka telah ditemukan memiliki kemampuan untuk berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami ide-ide, dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Mereka menggunakan echolocation untuk berburu mangsa dan bentuk-bentuk tertentu berderit dan peluit untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Hal ini juga menarik untuk melihat bahwa dalam banyak kesempatan lumba-lumba ini menunjukkan penyesalan bagi spesies lain dan tanda-tanda yang sadar. Dalam satu cerita baru-baru ini, lumba-lumba lokal bernama Moko disimpan dua paus sperma Pygmy terdampar di Selandia Baru. Paus telah terdampar selama berjam-jam ketika Moko muncul dan memimpin pasangan melalui jeruji pasir untuk keselamatan. Itu adalah pemandangan indah bagi penduduk setempat dan menjadi berita nasional.<br />
<br />
<b>1. Common Simpanse</b><br />
<br />
<div align="center"><img alt="" border="0" src="http://www.mypixelspace.net/imgs/img01/UUaDbSmstu.jpg" /></div><br />
Binatang ini dapat ditemukan di hutan tropis dan basah sabana Barat dan Afrika Tengah. Simpanse's belajar, melakukan tugas-tugas berpikir organisasi, dan memiliki memory yang lebih baik maka setiap hewan lain. Mereka telah dikenal untuk mengalahkan orang-orang berpendidikan perguruan tinggi di memori ujian. Mereka dapat diajarkan untuk menggunakan komputer untuk memecahkan masalah numerik. Binatang ini dapat dengan cepat beradaptasi dan melakukan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan manusia. Simpanse telah diamati menggunakan alat pengetahuan lanjutan. Ini termasuk membuat tombak untuk mengambil binatang keluar dari lubang-lubang kecil di pohon, menggunakan cabang untuk memancing dan menangkap mangsa, menggunakan batu untuk memecah kacang-kacangan, dan daun spons untuk menyerap air. Mereka telah dilihat menggunakan manuver serangan taktis, seperti mengapit mangsa. Mereka sering menggunakan manipulasi mental di dalam keluarga mereka. Proyek Genom yang Simpanse selesai pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa simpanse berbagi 98% DNA genetik yang sama sebagai manusia. Sudah kira-kira empat untuk enam juta tahun sejak manusia dan simpanse yang menyimpang dari evolusi nenek moyang bersama mereka. Baru-baru ini, simpanse telah dilihat pengajaran bahasa isyarat untuk bayi mereka tanpa campur tangan manusia. Kami baru saja mulai untuk memahami kemampuan mental simpanse benar.</span></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-50145768193970169142010-11-09T09:19:00.000-08:002010-11-09T09:25:53.375-08:00Penyakit Pada Kucing<div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></div><ol style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><li> <div style="margin-bottom: 0pt;"><span style="font-size: small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Rabies"><i>Rabies</i></a><i>. </i>Ini adalah hal yang paling serius, kecuali di Australia dan Inggris sebab di kedua negeri tersebut pengendalian serta vaksinasi kucing tertata dan teratur secara ketat. Kabar mutakhir, 5 dari 10 rumah di Inggris memelihara minimal satu kucing. Kucing saya pernah satu kali divaksin anti-rabies, lucunya kucing tetangga lain dipaksa-paksa sampai harus menggunakan kurungan sedangkan kucing saya cukup dibawa jalan sendiri mengikuti Ibu saya. </span></div></li>
<li> <div style="margin-bottom: 0pt;"><span style="font-size: small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Toxoplasmosis"><i>Toxoplasmosis</i></a>. Mitos yang sering kita dengar adalah perempuan hamil jangan dekat-dekat dengan kucing karena bulunya berbahaya bagi kandungan. Setelah saya baca di Wikipedia penyebab tepatnya bukanlah di bulunya, namun dari kotoran kucing yang memang bisa jadi kotoran kucing menempel pada bulunya yang rontok. Toxoplasmosis yang menginfeksi kandungan disebut sebagai <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Congenital">congenital</a></span> toxoplasmosis, bisa menyebabkan infeksi pada bayi yang belumlah lahir. Tak disebutkan bahwa penularannya bisa melalui pernafasan, tapi pada makanan yang dimasak kurang matang karena tercemar kotoran kucing atau tidak cuci tangan sebelum memegang makanan. </div></li>
<li> <div style="margin-bottom: 0pt;"><span style="font-size: small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Ringworm"><i>Ringworm</i></a> atau Tinea. Saya tidak tahu apa istilah umumnya, sebuah penyakit kulit yang bisa menular melalui sentuhan dan bulu kucing yang bisa berfungsi sebagai pembawa atau carrier. Risiko terhadap jamur ini mengakibatkan kebiasaan mencuci tangan setelah memegang kucing sebagai sebuah keharusan. </span></div></li>
<li> <div style="margin-bottom: 0pt;"><span style="font-size: small;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Flea"><i>Flea</i></a> atau kutu. Kutu kucing atau <i>Ctenocephalides felis</i> bisa saja menggigit kulit manusia meskipun tidak menginfeksi apa-apa, namun bisa terjadi gigitan kutu tersebut menimbulkan luka. Bedak kucing yang dijual sudah cukup sebagai tindakan pencegahan, selain tentunya sebagai salah satu cara memelihara kucing dengan baik. </span></div></li>
<li><span style="font-size: small;"><i>Gigitan dan cakaran</i>. Ludah kucing bisa mengandung bakteri berbahaya bagi tubuh kita, begitu pula cakarannya. <i>Antiseptic</i> seharusnya sudah cukup, dan jarang terjadi luka gigitan atau cakaran menyebabkan demam, jika terjadi demam segera hubungi dokter anda, semoga bukan gejala rabies. Satu hal jika saya bermain-main dengan kucing sampai dia menggigit –terutama jika menggelitik perutnya, bagian paling <i>vulnerable</i> dari tubuh kucing–adalah jangan menarik lengan ketika digigit, biarkan tangan diam ketika digigit, seringnya sang kucing tak meneruskan gigitannya. </span></li>
<li><h2 class="post-title"> <a href="http://penyakit-kucing.blogspot.com/2009/05/feline-infectious-enteritis-fie.html">Feline infectious enteritis (FIE)</a> </h2><div class="entry"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_irpcj87G21o/SgPLtIeCGbI/AAAAAAAAAA4/UN5mEljRZPo/s1600-h/anak+kucing1.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5333330359964801458" src="http://4.bp.blogspot.com/_irpcj87G21o/SgPLtIeCGbI/AAAAAAAAAA4/UN5mEljRZPo/s320/anak+kucing1.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 208px;" /></a><br />
Kali ini kita akan membahas salah satu <a href="http://penyakit-kucing.blogspot.com/">penyakit kucing</a> yaitu FIE. Apa itu? kepanjangan dari FIE adalah Feline infectious enteritis. Ini adalah salah satu dari penyakit menular yang paling sering menyerang kucing peliharaan kita.<br />
<br />
Penyakit kucing ini dapat menyebabakan penurunan dramatis jumlah sel darah putih yang ada. Gejala-gejala dari penyakit kucing ini adalah sebagai berikut :<br />
<ul><li>Demam</li>
<li>kehilangan selera makan</li>
<li>depresi</li>
<li>muntah-muntah</li>
<li>diare.</li>
</ul>Bukan jenis kucing atau ras kucing tertentu yang paling mudah mengalami kematian. Melainkan <a href="http://anakkucing.topsolusi.com/">anak kucing</a> (tidak peduli jenisnya) yang paling memiliki tingkat kematian paling tinggi.<br />
<br />
Beruntungnya sudah ada vaksin untuk penyakit kucing ini sehingga penularan penyakit ini dapat dikendalikan. Walau begitu kucing yang berhasil sembuh akan sering tetap lemah sepanjang sisa hidupnya. Jadi sebaiknya hati-hati..selalu waspada! Banyak cara sebuah penyakit dapat menular tidak terkecuali dengan kucing milik anda.</div><span style="font-size: small;"> </span></li>
</ol><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Flu Kucing (Cat Flu)</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penyakit flu sering terjadi pada kucing, terutama pada kucing yang belum divaksinasi dan mudah sekali menular kepada kucing lain. Penyakit ini jarang menyebabkan kematian pada kucing dewasa tetapi dapat berakibat fatal bila menyerang anak kucing. Meskipun pada kucing dewasa jarang berakibat fatal, gejala-gejala penyakit seperti pilek dan bersin-bersin dapat berlangsung cukup lama. Oleh karena itu pencegahan dengan vaksinasi rutin merupakan tindakan terbaik.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Apakah Flu Kucing itu?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Flu kucing adalah penyakit pada kucing yang biasanya disebabkan oleh infeksi satu atau kombinasi beberapa virus (virus herpes dan virus calici) dan bakteri.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Bagaimana cara penularan Penyakit ini ?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sepertihalnya penyakit flu pada manusia, flu kucing juga menyebar melalui air liur,cairan bersin/droplet yang mengandung virus. Droplet ini tersebar melalui bersin, kontak langsung atau tidak langsung melalui peralatan (tempat makanan, minuman, kandang,dll) yang tercemar virus. Kontak tidak langsung juga dapat terjadi melalui sentuhan manusia, oleh karena itu cucilah tangan dengan sabun/antiseptik setelah memegang kucing sakit agar tidak menulari kucing lain.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Masa inkubasi penyakit ini dapat mencapai 3 minggu, artinya kucing bisa saja tidak menunjukkan gejala sakit flu hingga 3 minggu sejak virus menyerang. Selama 3 minggu tersebut kucing bisa saja menyebarkan virus, meskipun tidak terlihat sakit.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Bagaimana tanda-tanda kucing terserang Flu ?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Gejala flu kucing mirip seperti flu pada manusia. Di awali dengan bersin-bersin bekelanjutan, demam, nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali, lemah, lesu, diikuti dengan batuk, mata merah dan berair. Tanda-tanda penyakit biasanya mulai berkurang setelah 7 hari dan kembali ke kondisi semula dalam 2-3 minggu. Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan semacam sariawan pada mulut dan menyebabkan kucing kesakitan bila makan.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Apakah Flu kucing menular pada manusia ? </b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tidak. Virus flu pada kucing berbeda dengan virus flu yang menyerang manusia.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Apakah flu kucing dapat diobati ?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sayangnya hingga saat ini belum ada obat untuk flu kucing. Segera temui dokter hewan bila gejala penyakit ini terjadi pada kucing Anda. Pemberian obat-obatan seperti antibiotik lebih bersifat mencegah infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Obat-obat lain yang diberikan biasanya bertujuan untuk mengurangi gejala flu seperti menurunkan panas, melegakan pernafasan dan menghilangkan lendir saluran pernafasan yang berlebihan. Selebihnya sangat tergantung pada sistem kekebalan tubuh kucing itu sendiri.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pada kucing dengan kondisi dan gizi yang bagus, penyakit flu ini akan sembuh sendiri dalam waktu 2-3 minggu. Meskipun kucing tidak mau makan, usahakan ada makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan cara disuapi, agar kucing tersebut tetap mempunyai energi dan nutrisi yang baik untuk memerangi virus flu.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Apakah Kucing yang terserang Flu dapat kembali sehat ?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Biasanya kucing yang terserang flu kembali sehat dalam beberapa minggu. Pada beberapa kasus infeksi dan gejalanya berlangsung lebih lama, Kucing terlihat selalu bersin-bersin dan pilek selama beberapa bulan. Hal ini dapat menyebabkan kondisi kucing kurang baik dan mudah terserang penyakit lain.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Perlukah diberi vitamin atau suplemen ?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Vitamin dan suplemen dapat membantu meningkatkan kondisi dan sistem kekebalan tubuh kucing yang sedang sakit. Konsultasikan dengan dokter hewan vitamin/suplemen yang cocok beserta dosisnya.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Apakah Vaksinasi dapat menyembuhkan kucing yang sakit flu ?</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Vaksinasi lebih bersifat pencegahan.Vaksinasi rutin tidak 100 % melindungi kucing dari penyakit. Pada kucing yang rutin divaksinasi, meskipun terserang flu biasanya tidak parah dan lebih cepat sembuh.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Penyakit Jamur Cryptococcus Pada Kucing</b> Indonesia adalah negara tropis dengan udara bersuhu relatif stabil dan kelembaban yang tinggi. Kondisi udara seperti ini sangat cocok untuk pertumbuhan berbagai macam jamur penyebab penyakit, salah satunya adalah Cryptococcus neoformans. Jamur tersebut termasuk golongan kapang/ragi (yeast).Jamur ini berukuran sangat kecil dan tidak terlihat mata telanjang, tetapi koloni yang berkembang biasanya terlihat seperti lapisan berwarna krem-coklat dan berlendir. Kapang C. neoformans berada dimana-mana, biasanya tumbuh dan berkembang di kotoran burung dan tumbuhan yang membusuk. C. neoformans sering menyerang pada kucing, terutama saluran pernafasannya. Penyebaran dimulai dari hidung, melalui aliran darah dapat menyebar ke otak, mata dan paru-paru. Tetapi umumnya menyerang bagian hidung, tenggorokan, jaringan wajah, mata dan otak.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Tanda-tanda kucing terkena C. neoformans</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kucing yang terkena biasanya mengalami pembengkakan hidung, pilek berat, luka pada hidung yang bengkak, suara nafas berat, kadang-kadang disertai demam, pengelupasan kulit di sekitar wajah dan kepala, pembengkakan kelenjar getah bening,gangguan syaraf dan mata.</span><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Menular ke manusia & lama sembuhnya</b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Segera periksakan kucing anda ke dokter hewan terdekat, informasikan pula pada dokter hewan tersebut kemungkinan terkena penyakit jamur C. neoformans ini. Dokter hewan anda akan memberikan obat yang sesuai.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Perlu diperhatikan pula kalau penyakit ini bersifat kronis, lama sembuhnya dan memerlukan pengobatan selama 1-2 bulan atau lebih. Proses penyembuhan sangat tergantung terhadap parah-tidaknya penyakit dan pemberian obat yang teratur.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Yang tidak kalah penting penyakit ini bersifat zoonosis, yaitu dapat menyerang manusia. Penularan dapat terjadi melalui kucing, anjing ataupun langsung dari lingkungan, Jadi cucilah tangan setelah mengobati kucing kesayangan Anda.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-82796208093800778792010-11-09T09:15:00.000-08:002010-11-09T09:15:14.801-08:00Penanggulangan Penyakit Pada Anjing<a href="http://www.anjingbagus.com/wp-content/uploads/2008/11/dogwithdoc.jpg" rel="lightbox"></a> <span style="font-size: 12pt;">Vaksinasi pada Anjing</span><br />
<img alt="Strongest Dog in the World" src="http://www.hoax-slayer.com/images/worlds-strongest-dog.jpg" /><span style="font-size: 12pt;"> </span><br />
<span style="font-size: 12pt;"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"> </div><span style="font-size: 12pt;">Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk membuat hewan kesayangan kita menjadi kebal terhadap infeksi atau penyakit. Vaksin dapat berupa mikroorganisme yang dimatikan atau dimodifikasi dengan teknik tertentu yang dapat menyebabkan sistem pertahanan tubuh hewan bereaksi untuk melawannya seperti yang terjadi pada infeksi mikroorganisme sesungguhnya. </span> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">Sebagai akibatnya hewan akan menghasilkan antibody yang dapat melawan organisme yang masuk ke dalam tubuhnya. Antibodi yang dihasilkan oleh hewan ini kadarnya akan menurun secara perlahan sehingga untuk mempertahankan kadarnya supaya tetap tinggi diperlukan vaksinasi ulang atau yang dikenal dengan istilah booster. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Bagaimana dengan reaksi akibat vaksin terhadap hewan?</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">Beberapa hewan mengalami reaksi tubuh setelah vaksinasi seperti demam dan rasa sakit pada otot. Reaksi ini umum terjadi pada hewan muda yang menyebabkan mereka kehilangan napsu makan dan terlihat lebih banyak beristirahat. Sebagian kecil dari populasi hewan dapat mengalami reaksi alergi pasca vaksinasi yang lebih parah, seperti wajah membengkak dan bahkan muntah, namun reaksi ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemberian antihistamin. Jika hewan kesayangan anda pernah mengalami reaksi pasca vaksinasi demikian, janganlah anda menghindari vaksinasi berikutnya, namun sebelum melakukan vaksinasi beritahulah dokter hewan anda tentang hal ini sehingga reaksi alergi dapat dicegah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Penyakit-penyakit apa yang umum menyerang anjing anda?</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Distemper</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> merupakan infeksi virus yang sangat menular dan mematikan. Infeksi ini menyerang saluran pernapasan dan sistem saraf. Penyakit ini dapat ditularkan melalui udara dan kontak antar anjing sakit dengan anjing sehat. Gejala yang sering terlihat adalah batuk, bersin, demam, adanya lender pada mata dan hidung, diare, muntah, kehilangan napsu makan, serta anjing terlihat depresi. Jika sudah menyerang sistem saraf, anjing bisa menunjukkan gejala seperti ayan dan pengerasan tapak kaki (Hard Pad Disease, HPD). Vaksinasi awal diberikan pada anjing umur 6 minggu yang diikuti dengan pengulangan atau booster. Biasanya vaksinasi distemper ini diberikan bersama-sama dengan vaksin lainnya seperti vaksin parvovirus. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Parvovirus</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> merupakan virus yang gampang menular dan menyerang anjing segala usia, namun kematian akibat infeksi parvovirus umunya terjadi pada anak anjing. Infeksi virus ini menyerang saluran pencernaan yang mengakibatkan diare dan muntah. Virus ini dapat ditularkan melalui tinja anjing sakit yang dapat terbawa pada sepatu, baju maupun lalat. Gejala umum penyakit ini adalah hilangnya napsu makan, muntah, sampai dengan diare berdarah. Virus ini juga dapat menekan sistem kekebalan sehingga anjing dapat dengan mudah terinfeksi oleh bakteri. Kematian biasanya diakibatkan oleh dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh akibat diare dan muntah yang hebat. Seperti halnya distemper, penyakit ini tidak dapat diobati sehingga vaksinasi merupakan alternatif yang terbaik. Vaksinasi awal dimulai pada saat anak anjing berumur 6 minggu kemudian diikuti dengan pengulangan. Vaksinasi parvovirus biasanya diberikan bersama-sama dengan vaksinasi distemper. Ras anjing yang sangat sensitif terhadap virus ini antara lain : Rottweiler, Doberman Pincher dan German Shepherd. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Hepatitis</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> merupakan peradangan hati akibat infeksi virus yang ditularkan melalui tinja, air seni ataupun air liur anjing yang tertular kepada anjing sehat. Penyakit ini sangat fatal dan menyerang hati, ginjal serta sel-sel endosel pada pembuluh darah. Gejala yang biasa terlihat diantaranya demam yang tinggi, anjing selalu kehausan, kehilangan napsu makan, peradangan pada hidung dan mulut, diare, sakit pada bagian perut, perdarahan dan depresi. Vaksinasi memberikan kekebalan yang sangat baik, dimulai pada saat anak anjing berumur paling muda 6 minggu dan diikuti dengan pengulangan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Leptospirosis</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> merupakan infeksi bakteri yang dapat ditularkan melalui kontak dengan lender dari hidung, air seni dan air liur dari anjing penderita. Penyakit ini dapat pula ditularkan kepada manusia (zoonosis) seperti yang pernah terjadi di Jakarta saat pasca banjir. Gejala awal dari penyakit ini sering terlewat dari pengamatan, sehingga infeksi penyakit mungkin tidak terdeteksi. Pada penyakit yang berlanjut gejala yang dapat dideteksi antara lain demam, muntah, diare, jaundice, kehilangan napsu makan sampai dengan peradangan ginjal serta keruskan hati. Vaksinasi awal terdini dapat diberikan pada saat umur anak anjing mencapai 6 minggu, kemudian diikuti dengan pengulangan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Parainfluenza</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> adalah virus yang menyerang saluran pernapasan. Bersama-sama dengan infeksi Bordetella menyebabkan penyakit kennel cough, yang menyebar dengan cepat pada anjing-anjing yang ditempatkan pada shelter yang sama. Penyakit ini dapat berjangkit sampai beberapa minggu dan sangat menular, namun dapat sembuh dengan sendirinya jika tidak terdapat infeksi sekunder. Gejala yang terlihat umumnya adalah batuk yang kering yang diikuti dengan tersedak dan batuk yang disertai keluarnya lender berbusa. Vaksinasi awal diberikan pada saat anak anjing berumur 6 sampai dengan 8 minggu kemudian diikuti dengan pengulangan. Vaksinasi parainfluenza biasanya diberikan bersama-sama dengan vaksinasi Bordetella. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Bordetella (Kennel Cough)</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> pada anjing sangat mirip dengan penyakit flu pada manusia. Walaupun penyakit bakterial ini jarang yang menyebabkan kematian namun adanya infeksi lain seperti radang paru-paru (pneumonia) dapat memperpendek umur anjing. Penyakit kennel cough umum menyerang anak anjing dan anjing muda. Gejala yang dapat diamati meliputi batuk kering yang disertai keluarnya lender berbusa, adanya lendir dari hidung yang berubah warna dari jernih menjadi putih susu dan akhirnya berwarna kehijauan. Pada umumnya anjing tidak menunjukkan gejala demam. Yang perlu diingat adalah tidak semua batuk pada anjing adalah kennel cough. Vaksinasi untuk penyakit ini kurang efektif. Sampai saat ini terdapat sedikitnya 40 strain bakteri penyebab kennel cough, sedangkan vaksin yang ada hanya memberikan kekebalan terhadap 12 strain saja. Namun jika anjing anda berada pada kennel yang mempunyai beberapa anjing didalamnya, dianjurkan sebaiknya untuk menvaksinasi anjing anda. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Rabies</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> atau penyakit anjing gila, dari semua penyakit yang terjadi pada anjing, infeksi virus ini paling ditakuti. Virus ini menyerang susunan saraf dan otak, dan selalu berakhir dengan kematian anjing (dead end, cul de sac). Selain itu penyakit ini dapat ditularkan kepada manusia (zoonosis) melalui gigitan dari anjing yang tertular. Vaksinasi dianjurkan pada umur 4 sampai 6 bulan kemudian diikuti dengan pengulangan tahunan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Bagaimana jadwal vaksinasi anjing yang teratur?</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">6-8 minggu : </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Pemeriksaan umum </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Vaksinasi DP (Distemper dan Parvovirus) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Pemberian obat cacing </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">10-12 minggu : </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Pemberian umum </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Vaksinasi PiBr (Parainfluenza dan Bordetella) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">14-16 minggu : </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Pemeriksaan umum </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Vaksinasi DHLPI (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis dan Parvovirus) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">20 minggu : </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Pemeriksaan umum </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Vaksinasi DHLPII+R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan Rabies) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><strong><span style="font-size: 12pt;">5 bulan (khusus untuk anjing yang belum pernah divaksin)</span></strong><span style="font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Pemeriksaan umum </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">- Vaksinasi DHLP +R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan Rabies) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 12pt;">Selanjutnya vaksinasi dianjurkan diulang setiap tahunnya untuk menjaga kandungan antibody tetap tinggi. </span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-30916264141648791882010-11-09T09:07:00.000-08:002010-11-09T09:07:25.634-08:009 Penyakit Binatang Menular ke Manusia<b>Hepatitis</b><br />
<br />
<br />
Di seluruh dunia diperkirakan 2 milyar manusia telah terinfeksi penyakit hepatitis. Dua juta orang meninggal tiap tahunnya atau tiap menitnya ada 4 orang meninggal akibat kasus penyakit tersebut. Kecepatan penularan penyakit hepatitis 4 kali lebih cepat dari penyakit HIV. Penularan penularan penyakit hepatitis ini melalui aliran darah, plasenta bayi bagi ibu yang mengandung serta cairan tubuh seperti sperma, vagina, dan air liur.<br />
<br />
Orang yang terkena hepatitis, hatinya akan rusak. Perutnya tampak membesar, muntah, diare dan kulit berwarna kekuningan. Fungsi hati yang menyaring racun telah hancur oleh virus ini, akibatnya kematian mengancam penderita hepatitis.<br />
<br />
Satwa primata (bangsa kera dan monyet) dapat menularkan penyakit hepatitis melalui gigitan atau cakaran. Hati-hati memelihara primata, karena barangkali primata itu terinveksi hepatitis dan sekali dia menggigit anda maka anda berisiko tertular hepatitis.<br />
<br />
<b>Tuberculosa (TBC)</b><br />
<br />
TBC adalah penyakit yang menyebabkan kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala yang ditimbulkan antara lain gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai berdarah, badan tampak kurus kering dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena ditularkan melalui saluran pernafasan.<br />
<br />
Selain manusia satwapun dapat terinfeksi dan menularkan penyakit TBC melalui kotorannya. Jika kotoran satwa yang terinveksi itu terhirup oleh manusia maka membuka peluang manusia akan terinveksi juga penyakit TBC. Penyakit Tuberculosis bersifat menahun atau berjalan kronis, sehingga gejala klinisnya baru muncul jika sudah parah.<br />
<br />
Satwa yang punya potensi besar menularkan penyakit TBC ke manusia adalah primata, misalnya orangutan, owa dan siamang.<br />
<br />
<b>Rabies</b><br />
<br />
Penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus ini dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat ini dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan satwa. Kasus gigitan hewan penyebar rabies adalah anjing (90%), kucing (3%), kera (3%) dan satwa lain (1%).<br />
<br />
Gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi rabies pertama-tama adalah tingkah laku yang abnormal dan sangat sensitif (mudah marah), kelumpuhan dan kekejangan pada anggota gerak. Penderita akan mati karena kesulitan untuk bernafas dan menelan dalam kurun waktu 2-10 hari.<br />
<br />
<b>Cacing</b><br />
<br />
Cacingan sering dianggap penyakit yang ringan, padahal penyebab kematian terbesar satwa dipelihara oleh manusia dalam kondisi buruk adalah penyakit ini. Stress dapat meningkatkan jumlah infeksi cacing dalam tubuh. Dengan ukuran yang sangat kecilyaitu 0,01-0,1 mm, sangat memudah bagi parasit menular ke semua satwa termasuk manusia.<br />
<br />
Diare, badan kurus, kekurangan cairan (dehidrasi), anemia serta badan lemas merupakan gejala awal yang ditimbulkan oleh adanya infeksi cacing. Kejang-kejang pada seluruh anggota gerak, perut membesar dan keras akibat adanya timbunan gas (kembung) merupakan tanda bahwa racun telah menyebar ke seluruh tubuh. Bila tidak segera diobati maka kematian akan menjemput penderitanya.<br />
<br />
Hampir semua satwa yang berpotensi menularkan penyakit cacingan, misalnya primata, musang, kucing, burung nuri, kakatua, dan lain-lain.<br />
<br />
<b>Toxoplasmosis</b><br />
<br />
Penyakit ini ditakuti oleh kaum wanita karena menyebabkan kemandulan atau selalu keguguran bila mengandung. Bayi yang lahir dengan kondisi cacatpun juga dapat di sebabkan oleh penyakit ini.<br />
<br />
Penyakit Toxoplasmosis disebarkan oleh satwa bangsa kucing, misalnya kucing hutan, harimau atau juga kucing rumahan. Penularan kepada manusia melalui empat cara yaitu: secara tidak sengaja menelan makanan atau minuman yang telah tercemar Toxoplasama, memakan makanan yang berasal dari daging yang mengandung parasit Toxopalsma dan tidak dimasak secara sempurna/setengah matang. Penularan lain adalah infeksi penyakit yang ditularkan melalui placenta bayi dalam kandungan bagi ibu yang mengandung. Cara penularan terakhir adalah melalui transfusi darah.<br />
<br />
<b>Psitacosis</b><br />
<br />
Walaupun belum ada laporan tentang kasus penyakit Psittacosis yang diderita oleh manusia tetapi penyakit yang disebarkan oleh burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Penularannya bisa lewat kotoran burung yang kemudian terhirup oleh manusia.<br />
<br />
Gejala klinik yang ditimbulkan antara lain adalah gangguan pernafasan mulai dari sesak nafas sampai peradangan pada saluran pernafasan, diare, tremor serta kelemahan pada anggota gerak. Kondisi akan semakin parah bila penderita dalam kondisi stress dan makanan yang kekurangan gizi.<br />
<br />
<b>Salmonellosis</b><br />
<br />
Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri Salmonella adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare, sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran.<br />
<br />
Satwa yang bisa menularkan penyakit salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan burung.<br />
<br />
<b>Leptospirosis</b><br />
<br />
Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk manusia. Organ tubuh yang paling disukai oleh kuman ini tumbuh subur adalah ginjal dan organ reproduksi. Penularan penyakit berawal dari adanya luka yang terbuka dan terkontaminasi dengan air kencing atau cairan dari organ reproduksi. Bakan makanan atau minuman yang tercemarpun dapat menyebakan infeksi masuk dalam tubuh.<br />
<br />
Gejala yang mudah diamati bila terinfeksi penyakit ini adalah air kencing berubah menjadi merah karena ginjal penderita mengalami perdarahan. Selain itu kepala akan mengalami sakit yang luar biasa, depresi, badan lemah bahkan wanita hamil juga akan mengalami keguguran. Sampai saat ini belum ada vaksin Leptospira untuk manusia, yang tersedia hanya untuk satwa. Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus, musang, jelarang dan tupai.<br />
<br />
<b>Herpes</b><br />
<br />
Adanya pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan bila terinfeksi virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia dapat tertular dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang, orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes!Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-48881318312822441092010-11-09T09:05:00.000-08:002010-11-09T09:05:20.809-08:00Undang-Undang Perlindungan Hewan<div style="text-align: center;">UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA<br />
NOMOR 16 TAHUN 1992<br />
TENTANG<br />
KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN<br />
DENGAN RAHMAT TUHAN YME,<br />
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,<br />
Menimbang :<br />
a. bahwa tanah air Indonesia dikaruniai Tuhan Yang Maha<br />
Esa berbagai jenis sumberdaya alam hayati berupa<br />
aneka ragam jenis hewan, ikan, dan tumbuhan yang perlu<br />
dijaga dan dilindungi kelestariannya;<br />
b. bahwa sumberdaya alam hayati tersebut merupakan<br />
salah satu modal dasar dan sekaligus sebagai faktor<br />
dominan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan<br />
nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur<br />
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;<br />
c. bahwa tanah air Indonesia atau sebagian pulau-pulau di<br />
Indonesia masih bebas dari berbagai hama dan penyakit<br />
hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme<br />
pengganggu tumbuhan yang memiliki potensi untuk<br />
merusak kelestarian sumberdaya alam hayati;<br />
d. bahwa dengan meningkatnya lalu lintas hewan, ikan, dan<br />
tumbuhan antarnegara dan dari suatu area kearea lain di<br />
dalam wilayah negara Republik Indonesia, baik dalam<br />
rangka perdagangan, pertukaran, maupun<br />
penyebarannya, semakin membuka peluang bagi<br />
kemungkinan masuk dan menyebarnya hama dan<br />
penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, serta<br />
organisme penggangu tumbuhan yang berbahaya atau<br />
menular yang dapat merusak sumber daya alam hayati;<br />
e. bahwa untuk mencegah masuknya hama dan penyakit<br />
hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme<br />
pengganggu tumbuhan ke wilayah negara Republik<br />
Indonesia, mencegah tersebarnya dari suatu area ke area<br />
lain, dan mencegah keluarnya dari wilayah negara<br />
Republik Indonesia, diperlukan karantina hewan, ikan,<br />
dan tumbuhan dalam satu sistem yang maju dan<br />
tangguh;<br />
f. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut<br />
perkarantinaan hewan, ikan, dan tumbuhan warisan<br />
pemerintah kolonial yang masih berlaku sudah tidak<br />
sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan<br />
kepentingan nasional, perlu dicabut;<br />
g. bahwa peraturan perundang-undangan nasional yang<br />
ada belum menampung dan mengatur secara<br />
menyeluruh mengenai karantina hewan, ikan, dan<br />
tumbuhan;<br />
h. bahwa sehubungan dengan hal-hal diatas, perlu<br />
ditetapkan ketentuan tentang karantina hewan, ikan, dan<br />
tumbuhan dalam suatu Undang-undang;<br />
Mengingat :<br />
0. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3)<br />
Undang-Undang Dasar 1945;<br />
0. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan<br />
Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Tahun<br />
1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor<br />
2823);<br />
0. Undang-undang Nomor 6 tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan<br />
Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan<br />
(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan<br />
Lembaran Negara Nomor 2824);<br />
0. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan<br />
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan<br />
Lembaran Negara Nomor 3299);<br />
0. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang<br />
Konservasi Sumber- daya Alam Hayati dan Ekosistemnya<br />
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan<br />
Lembaran Negara Nomor 3419);<br />
Dengan persetujuan<br />
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA<br />
MEMUTUSKAN<br />
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KARANTINA HEWAN,<br />
IKAN, DAN TUMBUHAN<br />
BAB I<br />
KETENTUAN UMUM<br />
Pasal 1<br />
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :<br />
5. Karantina adalah tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya<br />
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme<br />
pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam<br />
negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia;<br />
5. Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya<br />
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan, hama dan<br />
penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan<br />
dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam<br />
wilayah negara Republik Indonesia;<br />
5. Hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, atau organisme<br />
pengganggu tumbuhan adalah semua organisme yang dapat merusak,<br />
mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian hewan, ikan, atau<br />
tumbuhan;<br />
4. Hama dan penyakit hewan karantina adalah semua hama dan penyakit<br />
hewan yang ditetapkan Pemerintah untuk dicegah masuknya ke dalam,<br />
tersebarnya di dalam, dan keluarnya dari wilayah negara Republik<br />
Indonesia;<br />
5. Hama dan penyakit ikan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan<br />
karantina adalah semua hama dan penyakit ikan atau organisme<br />
pengganggu tumbuhan yang ditetapkan Pemerintah untuk dicegah<br />
masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah negara Republik<br />
Indonesia;<br />
6. Media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit<br />
ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina adalah<br />
hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, ikan, tumbuhan dan<br />
bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa hama dan<br />
penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau<br />
organisme pengganggu tumbuhan karantina;<br />
7. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara<br />
maupun yang hidup secara liar;<br />
8. Bahan asal hewan adalah bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah<br />
lebih lanjut;<br />
9. Hasil bahan asal hewan adalah bahan asal hewan yang telah diolah;<br />
10. Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daur<br />
hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati, termasuk<br />
bagian-bagiannya;<br />
11. Tumbuhan adalah semua jenis sumberdaya alam nabati dalam keadaan<br />
hidup atau mati, baik belum diolah maupun telah diolah;<br />
12. Tempat pemasukan dan tempat pengeluaran adalah pelabuhan laut,<br />
pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos,<br />
pos perbatasan dengan negara lain, dan tempat-tempat lain yang dianggap<br />
perlu, yang ditetapkan sebagai tempat untuk memasukkan dan/atau<br />
mengeluarkan media pembawa hama dan penyakit hewan, hama dan<br />
penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan;<br />
13. Petugas karantina hewan, ikan, dan tumbuhan adalah pegawai negeri<br />
tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan<br />
Undang-undang ini.<br />
Pasal 2<br />
Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan berasaskan kelestarian sumber-daya<br />
alam hayati hewan, ikan, dan tumbuhan;<br />
Pasal 3<br />
Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan bertujuan :<br />
a. mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, dan organisme penggangu tumbuhan karantina dari<br />
luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia;<br />
. mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina<br />
dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;<br />
. mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah<br />
negara Republik Indonesia;<br />
. mencegah keluarnya hama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu<br />
tumbuhan tertentu dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara<br />
tujuan menghendakinya.<br />
Pasal 4<br />
Ruang lingkup pengaturan tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan<br />
meliputi :<br />
. persyaratan karantina;<br />
. tindakan karantina;<br />
. kawasan karantina;<br />
. jenis hama dan penyakit, organisme pengganggu, dan media pembawa;<br />
. tempat pemasukan dan pengeluaran.<br />
BAB II<br />
PERSYARATAN KARANTINA<br />
Pasal 5<br />
Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang<br />
dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia wajib :<br />
. dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi<br />
hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, ikan, tumbuhan dan<br />
bagian-bagian tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda<br />
lain;<br />
. melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan;<br />
. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat<br />
pemasukan untuk keperluan tindakan karantina.<br />
Pasal 6<br />
Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang<br />
dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara<br />
Republik Indonesia wajib;<br />
m. dilengkapi sertifikat kesehatan dari area asal bagi hewan, bahan asal<br />
hewan, hasil bahan asal hewan, ikan, tumbuhan dan bagian-bagian<br />
tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain;<br />
m. melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan;<br />
m. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat<br />
pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.<br />
Pasal 7<br />
(0) Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang akan<br />
dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib :<br />
. dilengkapi sertifikat kesehatan bagi hewan, bahan asal hewan, dan hasil<br />
bahan asal hewan, keculai media pembawa yang tergolong benda lain;<br />
. melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan;<br />
. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat<br />
pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.<br />
(0) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi<br />
media pembawa hama dan penyakit ikan dan media pembawa organisme<br />
pengganggu tumbuhan yang akan dikeluarkan dari wilayah negara<br />
Republik Indonesia apabila disyaratkan oleh negara tujuan.<br />
Pasal 8<br />
Dalam hal-hal tertentu, sehubungan dengan sifat hama dan penyakit hewan<br />
atau hama dan penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan,<br />
Pemerintah dapat menetapkan kewajiban tambahan disamping kewajiban<br />
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7.<br />
BAB III<br />
TINDAKAN KARANTINA<br />
Pasal 9<br />
(4) Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang<br />
dimasukkan, dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam,<br />
dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia dikenakan<br />
tindakan karantina.<br />
(4) Setiap media pembawa hama dan penyakit ikan karantina atau organisme<br />
pengganggu tumbuhan karantina yang dimasukkan ke dalam dan/atau<br />
dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara<br />
Republik Indonesia dikenakan tindakan karantina.<br />
(4) Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina dan organisme<br />
pengganggu tumbuhan karantina yang dikeluarkan dari wilayah negara<br />
Republik Indonesia tidak dikenakan tindakan karantina, kecuali<br />
disyaratkan oleh negara tujuan.<br />
Pasal 10<br />
Tindakan karantina dilakukan oleh petugas karantina, berupa :<br />
. pemeriksana;<br />
. pengasingan;<br />
. pengamatan;<br />
. perlakuan;<br />
. penahanan;<br />
. penolakan;<br />
. pemusnahan;<br />
. pembebasan.<br />
Pasal 11<br />
(1) Tindakan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a,<br />
dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen<br />
serta untuk mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina.<br />
(2) Pemeriksaan terhadap hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal<br />
hewan, dan ikan dapat dilakukan koordinasi dengan instansi lain yang<br />
bertanggung jawab dibidang penyakit karantina yang membahayakan<br />
kesehatan manusia.<br />
Pasal 12<br />
Untuk mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina,<br />
hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan<br />
karantina tertentu yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana, dan<br />
kondisi khusus, maka terhadap media pembawa yang telah diperiksa<br />
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dapat dilakukan pengasingan untuk<br />
diadakan pengamatan.<br />
Pasal 13<br />
(1) Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama<br />
dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan<br />
karantina diberikan perlakuan untuk membebaskan atau menyucihamakan<br />
media pembawa tersebut.<br />
(2) Perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan apabila<br />
setelah dilakukan pemeriksana atau pengasingan untuk diadakan<br />
pengamatan ternyata media pembawa tersebut :<br />
a. tertular atau diduga tertular hama dan penyakit hewan karantina atau<br />
hama dan penyakit ikan karantina, atau<br />
b. tidak bebas atau diduga tidak bebas dari organisme pengganggu<br />
tumbuhan karantina.<br />
Pasal 14<br />
(1) Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama<br />
dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan<br />
karantina dilakukan penahanan apabila setelah dilakukan pemeriksaan<br />
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, ternyata persyaratan karantina<br />
untuk pemasukan ke dalam atau dari suatu area ke area lain di dalam<br />
wilayah negara Republik Indonesia belum seluruhnya dipenuhi.<br />
(2) Pemerintah menetapkan batas waktu pemenuhan persyaratan,<br />
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).<br />
Pasal 15<br />
Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang<br />
dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam<br />
wilayah negara Republik Indonesia dilakukan penolakan apabila ternyata :<br />
a. setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, tertular hama dan<br />
penyakit hewan karantina, atau hama dan penyakit ikan karantina, atau<br />
tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina tertentu yang<br />
ditetapkan oleh Pemerintah, atau busuk, atau rusak, atau merupakan jenisjenis<br />
yang dilarang pemasukannya, atau<br />
b. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 8,<br />
tidak seluruhnya dipenuhi, atau<br />
c. setelah dilakukan penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat<br />
(1), keseluruhan persyaratan yang harus dilengkapi dalam batas waktu yang<br />
ditetapkan tidak dapat dipenuhi, atau<br />
d. setelah diberi perlakuan di atas alat angkut, tidak dapat disembuhkan<br />
dan/atau disucihamakan dari hama dan penyakit hewan karantina, atau<br />
hama dan penyakit ikan karantina, atau tidak dapat dibebaskan dari<br />
organisme pengganggu tumbuhan karantina.<br />
Pasal 16<br />
(1) Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama<br />
dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan<br />
karantina yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari suatu area ke<br />
area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia dilakukan<br />
pemusnahan apabila ternyata :<br />
a. setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan<br />
dilakukan pemeriksaan, tertular hama dan penyakit hewan karantina,<br />
atau hama dan penyakit ikan karantina, atau tidak bebas dari<br />
organisme pengganggu tumbuhan karantina tertentu yang ditetapkan<br />
oleh Pemerintah, atau busuk, atau rusak, atau merupakan jenis-jenis<br />
yang dilarang pemasukannya, atau<br />
b. setelah dilakukan penolakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,<br />
media pembawa yang bersangkutan tidak segera dibawa ke luar dari<br />
wilayah negara Republik Indonesia atau dari area tujuan oleh<br />
pemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan, atau<br />
c. setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertular hama dan<br />
penyakit hewan karantina, atau hama dan penyakit ikan karantina, atau<br />
tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina tertentu<br />
yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau<br />
d. setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi<br />
perlakukan, tidak dapat disembuhkan dan/atau disucihamakan dari<br />
hama dan penyakit hewan karantina, atau hama dan penyakit ikan<br />
karantina, atau tidak dapat dibebaskan dari organisme penganggu<br />
tumbuhan karantina.<br />
(2) Dalam hal dilakukan tindakan pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam<br />
ayat (1), pemilik media pembawa hama dan penyakit hewan karantina,<br />
atau hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu<br />
tumbuhan karantina tidak berhak menuntut ganti rugi apapun.<br />
Pasal 17<br />
Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang<br />
dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam<br />
wilayah negara Republik Indonesia dilakukan pembebasan apabila ternyata :<br />
a. setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,<br />
tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan<br />
karantina, atau bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina,<br />
atau<br />
b. setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan sebagaimana dimaksud<br />
dalam Pasal 12, tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina, hama<br />
dan penyakit ikan karantina, atau bebas dari organisme pengganggu<br />
tumbuhan karantina, atau<br />
c. setelah dilakukan perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dapat<br />
disembuhkan dari hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit<br />
ikan karantina, atau dapat dibebaskan dari organisme pengganggu<br />
tumbuhan karantina, atau<br />
d. setelah dilakukan penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14,<br />
seluruh persyaratan yang diwajibkan telah dapat dipenuhi.<br />
Pasal 18<br />
Dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,<br />
Pasal 7, dan Pasal 8, terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan<br />
karantina, hama dan penyakit ikan, atau organisme penganggu tumbuhan yang<br />
akan dikeluarkan dari dalam atau dikeluarkan dari suatu area ke area lain di<br />
dalam wilayah Negara Republik Indonesia dilakukan pembebasan apabila<br />
ternyata :<br />
a. setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,<br />
tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan,<br />
atau bebas dari organisme pengganggu tumbuhan, atau<br />
b. setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan sebagaimana dimaksud<br />
dalam Pasal 12, tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina, hama<br />
dan penyakit ikan, atau bebas dari organisme penganggu tumbuhan, atau<br />
c. setelah dilakukan perlakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dapat<br />
disembuhkan dari hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakil<br />
ikan, atau dapat dibebaskan dari organisme pengganggu tumbuhan.<br />
Pasal 19<br />
(1) Pembebasan media pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,<br />
disertai dengan pemberian sertifikat pelepasan.<br />
(2) Pembebasan media pembawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,<br />
disertai dengan pemberian sertifikat kesehatan.<br />
Pasal 20<br />
(1) Tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dilakukan<br />
oleh petugas karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik<br />
di dalam maupun diluar instalasi karantina.<br />
(2) Dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam<br />
ayat (1), dapat dilakukan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran,<br />
baik di dalam maupun di luar instalasi karantina.<br />
(3) Ketentuan mengenai tindakan karantina di luar tempat pemasukan<br />
dan/atau pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ditetapkan<br />
oleh Pemerintah.<br />
Pasal 21<br />
Dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,<br />
terhadap orang, alat angkut, peralatan, air, atau pembungkus yang diketahui<br />
atau diduga membawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina,<br />
dapat dikenakan tindakan karantina.<br />
Pasal 22<br />
(1) Setiap orang atau badan hukum yang memanfaatkan jasa atau sarana yang<br />
disediakan oleh Pemerintah dalam pelaksanaan tindakan karantina hewan,<br />
ikan, atau tumbuhan dapat dikenakan pungutan jasa karantina.<br />
(2) Ketentuan mengenai pungutan jasa karantina sebagaimana dimaksud<br />
dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.<br />
BAB IV<br />
KAWASAN KARANTINA<br />
Pasal 23<br />
(1) Dalam hal ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinya serangan suatu<br />
hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina,<br />
atau organisme pengganggu tumbuhan karantina di suatu kawasan yang<br />
semula diketahui bebas dari hama dan penyakit hewan karantina, hama<br />
dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan<br />
karantina tersebut, Pemerintah dapat menetapkan kawasan yang<br />
bersangkutan untuk sementara waktu sebagai kawasan karantina.<br />
(2) Pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan<br />
karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu<br />
tumbuhan karantina ke dan dari kawasan karantina sebagaimana<br />
dimaksud dalam ayat (1), diatur oleh Pemerintah.<br />
BAB V<br />
JENIS HAMA DAN PENYAKIT<br />
ORGANISME PENGGANGGU, DAN MEDIA PEMBAWA<br />
Pasal 24<br />
Pemerintah menetapkan :<br />
a. jenis hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan<br />
karantina, dan organisme penggangu tumbuhan karantina;<br />
b. jenis media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina;<br />
c. jenis media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan<br />
penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina<br />
yang dilarang untuk dimasukkan dan/atau dibawa atau dikirim dari suatu<br />
area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.<br />
Pasal 25<br />
Media pembawa lain yang terbawa oleh alat angkut dan diturunkan di tempat<br />
pemasukan harus dimusnahkan oleh pemilik alat angkut yang bersangkutan di<br />
bawah pengawasan petugas karantina.<br />
BAB VI<br />
TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN<br />
Pasal 26<br />
Pemerintah menetapkan tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran media<br />
pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan<br />
karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina.<br />
Pasal 27<br />
Ketentuan terhadap alat angkut yang membawa media pembawa hama dan<br />
penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme<br />
pengganggu tumbuhan karantina dan melakukan transit di dalam wilayah<br />
negara Republik Indonesia diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.<br />
BAB VII<br />
PEMBINAAN<br />
Pasal 28<br />
Pemerintah bertanggung jawab membina kesadaran masyarakat dalam<br />
perkarantinaan hewan, ikan, dan tumbuhan.<br />
Pasal 29<br />
Peranserta rakyat dalam perkarantinaan hewan, ikan, dan tumbuhan diarahkan<br />
dan digerakkan oleh Pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdayaguna<br />
dan berhasilguna.<br />
BAB VIII<br />
PENYIDIKAN<br />
Pasal 30<br />
(1) Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia, juga pejabat<br />
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan departemen yang lingkup tugas<br />
dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan karantina hewan, ikan, dan<br />
tumbuhan, dapat pula diberi wewenang khusus sebagai penyidik<br />
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981<br />
tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana<br />
di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.<br />
(2) Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak<br />
mengurangi kewenangan penyidik sebagaimana diatur dalam Undangundang<br />
Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan dan Undang-undang<br />
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan<br />
Ekosistemnya.<br />
(8) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berwenang untuk :<br />
. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan<br />
berkenaan dengan tindak pidana di bidang karantina hewan, ikan, dan<br />
tumbuhan;<br />
. melakukan pemanggilan terhadap seseorang untuk didengar dan<br />
diperiksa sebagai tersangka atau saksi dalam tindak pidana di bidang<br />
karantina hewan, ikin, dan tumbuhan;<br />
. melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana di<br />
bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan;<br />
. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan<br />
dengan tindak pidana di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan;<br />
. membuat dan menandatangani berita acara;<br />
. menghentikan penyidikan apabila tidak didapat cukup bukti tentang<br />
adanya tindak pidana di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.<br />
. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberitahukan<br />
dimulainya penyidikan kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat<br />
Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan Pasal 107<br />
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.<br />
BAB IX<br />
KETENTUAN PIDANA<br />
Pasal 31<br />
(0) Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap<br />
ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6,<br />
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana penjara<br />
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000.-<br />
(seratus lima puluh juta rupiah).<br />
(0) Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap<br />
ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6,<br />
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana penjara<br />
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,-<br />
(lima puluh juta rupiah).<br />
(0) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah kejahatan<br />
dan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), adalah<br />
pelanggaran.<br />
BAB X<br />
KETENTUAN PERALIHAN<br />
Pasal 32<br />
Semua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan di bidang<br />
karantina hewan, ikan, dan tumbuhan yang telah ada tetap berlaku, sepanjang<br />
tidak bertentangan dengan Undang-undang ini atau sampai dengan<br />
dikeluarkannya peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-undang<br />
ini.<br />
BAB XI<br />
KETENTUAN PENUTUP<br />
Pasal 33<br />
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku lagi :<br />
1. Ordonansi tentang Peninjauan Kembali Ketentuan-ketentuan tentang<br />
Pengawasan Pemerintah dalam Bidang Kehewanan dan Polisi<br />
Kehewanan (Herziening van de Bepalingen Omtrent het<br />
Veeartsenijkundige Staatstoezicht en de Veeartsenijkundige Politie,<br />
Staatsblad 1912 No. 432) yang mengatur karatina hewan;<br />
2. Ordonansi tentang Perubahan dan Penambahan Peraturan tentang<br />
Pengawasan Pemerintah dalam Bidang Kehewanan dan Polisi<br />
Kehewanan di Hindia Belanda (Wijziging en Aanvulling van het Reglement<br />
op het Veearstsenijkundige Staatstoezicht en de Veeartsenijkundige<br />
Politie in Nederlandsch-Indie, Staatsblad 1913 No. 598);<br />
3. Ordonansi tentang Perubahan dan Penambahan Lebih Lanjut Peraturan<br />
mengenai Pengawasan Pemerintah dalam Bidang Kehewanan dan Polisi<br />
Kehewanan di Hindia Belanda (Nadere Aanvulling en Wijziging van het<br />
Reglement op heat Veeartsenijkundige Staatstoezicht en de<br />
Veertsenijkundige Politie in Nederlandsch- Indie, Staatsblad 1917 No. 9);<br />
4. Ordonansi tentang Perubahan dan Penambahan Lebih Lanjut Peraturan<br />
mengenai Pengawasan Pemerintah dalam Bidang Kehewanan dan Polisi<br />
Kehewanan di Hindia Belanda (Nedere Aanvulling en Wijziging van het<br />
Reglement op het Veearstsenijkundige Staatstoezicht en de<br />
Veeartsenijkundige Politie in Nederlandsch-Indie, Staatsblad 1923 No.<br />
289);<br />
5. Ordonansi tentang Perubahan dan Penambahan Peraturan mengenai<br />
Campur Tangan Pemerintah dalam Bidang Kehewanan dan Polisi<br />
Kehewanan di Hindia Belanda (Wijziging en Aaanvulling van het<br />
Reglement op de Veeartsenijkundige Overheidsbemoeienis en de<br />
Veeartsenijkundige Politie in Nederiandsch-Indie, Staatsblad 1936 No.<br />
205);<br />
6. Ordonansi tentang Larangan Pengeluaran Buah Pisang, Tumbuhan,<br />
Pisang, Umbi Pisang dan Bagian-bagiannya dari Sulawesi dan Daerahdaerah<br />
Kekuasaannya, Manado (Verbod op de Uitvoer van Pisang<br />
Vruchten, Planten, Knollen of Delen daarvan uit Celebes en<br />
Onderhorigheden, Manado, Staatsblad 1921 No. 532);<br />
7. Ordonansi tentang Peraturan Guna Mencegah Pemasukan Bubuk Buah<br />
Kopi ke Pulau-pulau Sulawesi dan Daerah-daerah Kekuasaannya,<br />
Manado, Amboina, Bali dan Lombok, Timor dan Daerah-daerah<br />
Kekuasaannya (Matregelen ter Voorkoming van den Invoer van den<br />
Koffiebessenboeboek op de Eilanden, Behorende tot Celebes en<br />
Ondehorigheden Manado, Amboina, Bali en Lombok, Timor en<br />
Onderhorigheden, Staatsblad 1924 No. 439);<br />
0. Ordonansi tentang Peraturan Guna Mencegah Penyebaran Hama<br />
Belalang yang Terdapat di Kepulauan Sangihe dan Talaud (Maatregelen<br />
ter Voorkoming van de Verspreiding van de op Sangihe en Talaudeilanden<br />
voorkomende Sabelsprinkhaanplaag, Staatsblad 1924 No. 57 1);<br />
0. Ordonansi tentang Peraturan Guna Mencegah Penyebaran Lebih Lanjut<br />
Ulat Umbi Kentang (Maatregelen om verdere Verspreiding van de<br />
Aardappelenknollenrups tegen te gaan, Staatsblad 1925 No. 114);<br />
0. Ordonansi tentang Ikhtisar dan Perbaikan Peraturan-peraturan tentang<br />
Pemasukan bahan Tumbuhan Hidup Guna Mencegah Penularan Penyakit<br />
dan Hama Tumbuhan Budidaya di Hindia Belanda (Samenvatting en<br />
Herziening van de Regelen op de Invoer van Levend Plantenmateriaal,<br />
strekkende tot het Tegengaan van de Overbrenging van ZiekLen en<br />
Plagen op Cultuurgewassen in Nederlandsch-Indie, Staatsblad 1926 No.<br />
427);<br />
0. Ordonansi tentang Ketentuan-ketentuan baru mengenai Pencegahan dan<br />
Pemberantasan Penyakit Anjing Gila (Rabies) di Hindia Belanda (Nieuwe<br />
Bepalingen ter Voorkoming en Bestrijding van Hondsdolheid (Rabies) in<br />
Nederlandsch-Indie, Staatsblad 1926 No. 451) sepanjang yang mengatur<br />
karantina hewan;<br />
0. Ordonansi tentang Perubahan Ordonansi dalam Staatsblad 1926 No. 427,<br />
mengenai Ikhtisar dan Perbaikan Peraturan-peraturan tentang Pemasukan<br />
Bahan-bahan Tumbuhan Hidup (Wijziging van de Ordonnantie in<br />
Staatsblad 1926 No. 427, Houdende Samenvatting en Herziening van de<br />
Regelen op den Invoer van Levend Plantenmateriaal, Staatsblad 1932 No.<br />
523);<br />
0. Ordonansi tentang Perubahan Ordonansi tentang Peninjauan Kembali<br />
Ketentuan-ketentuan tentang Pengawasan Pemerintah dalam Bidang<br />
Kehewanan dan Polisi Kehewanan (Staatsblad 1912 No. 432) dan<br />
Ordonansi tentang Ketentuan-ketentuan Baru mengenai Pencegahan dan<br />
Pemberantasan Penyakit Anjing Gila (Staatsblad 1926 No. 451) (Wijziging<br />
van het Reglement op de Veeartsenijkundige Overheidsbemoeienis en de<br />
Veeartsenijkundige Politie en van de Hondsdolheids Ordonnantie,<br />
Staatsblad 1936 No. 715) sepanjang mengenai karantina hewan;<br />
0. Ordonansi Pengangkutan Kentang Antarpulau (Ordonnantie Interinsulair<br />
Vervoer Aardappelen), Staatsblad 1938 No. 699).<br />
Pasal 34<br />
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.<br />
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undangundang<br />
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik<br />
Indonesia.<br />
Diundangkan di Jakarta<br />
pada tanggal 8 Juni 1992<br />
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA<br />
REPUBLIK INDONESIA<br />
ttd<br />
MOERDIONO<br />
Disahkan di Jakarta<br />
pada tanggal 8 Juni 1992<br />
PRESIDEN<br />
REPUBLIK INDONESIA<br />
ttd<br />
SOEHARTO<br />
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA<br />
TAHUN 1992 NOMOR 56<br />
Salinan sesuai dengan aslinya<br />
SEKRETARIAT KABINET RI<br />
Kepala Biro Hukum<br />
Perundang-undangan<br />
ttd<br />
Bambang Kesowo, S.H., LL.M.<br />
PRESIDEN<br />
REPUBLIK INDONESIA<br />
PENJELASAN<br />
ATAS<br />
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA<br />
NOMOR 16 TAHUN 1992<br />
TENTANG<br />
KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN<br />
UMUM<br />
Tanah air Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang kaya<br />
akan sumberdaya alam hayati berupa aneka ragam jenis hewan, ikan, dan<br />
tumbuhan merupakan modal dasar pembangunan nasional yang sangat<br />
penting dalam rangka peningkatan taraf hidup, kemakmuran serta<br />
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, perlu dijaga dan dilindungi<br />
kelestariannya.<br />
Salah satu ancaman yang dapat merusak kelestarian sumberdaya alam<br />
hayati tersebut adalah serangan hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit<br />
ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan. Kerusakan tersebut sangat<br />
merugikan bangsa dan negara karena akan menurunkan hasil produksi<br />
budidaya hewan, ikan, dan tumbuhan, baik kuantitas maupun kualitas atau<br />
dapat mengakibatkan musnahnya jenis-jenis hewan, ikan atau tumbuhan<br />
tertentu yang bernilai ekonomis dan ilmiah tinggi. Bahkan beberapa penyakit<br />
hewan dan ikan tertentu dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan<br />
masyarakat.<br />
Bahwa wilayah negara Republik Indonesia masih bebas dari berbagai<br />
jenis hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme<br />
pengganggu tumbuhan yang berbahaya. Kondisi geografis wilayah negara<br />
Republik Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan terpisah oleh laut, telah<br />
menjadi rintangan alami bagi penyebaran hama dan penyakit serta organisme<br />
pengganggu ke atau dari suatu area ke area lain. Dengan makin meningkatnya<br />
mobilitas manusia atau barang yang dapat menjadi media pembawa hama dan<br />
penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, dan organisme pengganggu<br />
tumbuhan, serta masih terbatasnya kemampuan melakukan pengawasan,<br />
penangkalan, dan pengamanan, maka peluang penyebaran hama dan penyakit<br />
serta organisme pengganggu tersebut cukup besar. Hal tersebut akan sangat<br />
membahayakan kelestarian sumberdaya alam hayati dan kepentingan ekonomi<br />
nasional. Oleh karena itu, diperlukan antisipasi dan kesiagaan yang tinggi agar<br />
penyebaran hama dan penyakit serta organisme pengganggu tersebut dapat<br />
dicegah.<br />
Upaya mencegah masuknya ke dalam, dan tersebarnya dari suatu area<br />
ke area lain di dalam wilayah Negara Repubik Indonesia hama dan penyakit<br />
hewan, hama dan penyakit ikan serta organisme tumbuhan yang memiliki<br />
potensi merusak kelestarian sumberdaya alam hayati tersebut dilakukan<br />
melalui karantina hewan, ikan dan tumbuhan oleh Pemerintah. Sesuai dengan<br />
ketentuan internasional, bangsa Indonesia juga memiliki kewajiban untuk<br />
mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan serta<br />
organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah Negara Repubik Indonesia.<br />
Oleh karena itu, penyelenggaraan karantina hewan, ikan dan tumbuhan<br />
merupakan salah satu wujud pelaksanaan kewajiban internasional tersebut.<br />
Pentingnya peranan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan memerlukan<br />
landasan hukum yang jelas, tegas dan menyeluruh guna menjamin kepastian<br />
hukum dalam bentuk undang-undang sebagai dasar penyelenggaraannya.<br />
Beberapa ordonansi warisan pemerintah kolonial yang sampai sekarang<br />
masih digunakan sebagai dasar penyelenggaraan kegiatan karantina hewan,<br />
ikan, dan tumbuhan di Indonesia isinya sudah tidak sesuai lagi dengan<br />
perkembangan zaman. Demikian pula hukum nasional yang menjadi landasan<br />
penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan dewasa ini yaitu<br />
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1961 tentang Pengeluaran dan Pemasukan<br />
Tanaman dan Bibit Tanaman, Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang<br />
Pokok-pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Undang-undang Nomor<br />
9 Tahun 1985 tentang Perikanan, tidak secara lengkap atau konkrit mengatur<br />
masalah karantina hewan, ikan, dan tumbuhan, sehingga tidak mampu<br />
menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul di bidang perkarantinaan<br />
hewan, ikan, dan tumbuhan.<br />
Sehubungan dengan hal-hal di atas, dipandang perlu unt tuk mengatur<br />
secara lengkap karantina hewan, ikan,<br />
dan tumbuhan dalam suatu Undang-undang.<br />
PASAL DEMI PASAL<br />
Pasal 1<br />
Angka 1<br />
Cukup jelas<br />
Angka 2<br />
Cukup jelas<br />
Angka 3<br />
Cukup jelas<br />
Angka 4<br />
Cukup jelas<br />
Angka 5<br />
Cukup jelas<br />
Angka 6<br />
Termasuk pengertian benda lain diantaranya bahan patogenik, bahan<br />
biologik, makanan ikan, bahan pembuat makanan ternak dan/atau<br />
ikan, sarana pengendalian hayati, biakan organisme, tanah, kompos<br />
atau media pertumbuhan tumbuhan lainnya, dan vektor.<br />
Angka 7<br />
Pengertian hewan, termasuk hewan yang dilindungi menurut<br />
peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />
Angka 8<br />
Pengertian bahan asal hewan termasuk diantaranya daging, susu,<br />
telor, bulu, tanduk, kuku, kulit, tulang, mani.<br />
Angka 9<br />
Pengertian hasil bahan asal hewan termasuk diantaranya daging<br />
rebus, dendeng, kulit yang disamak setengah proses, tepung tulang,<br />
tulang, darah, bulu hewan, kuku dan tanduk, usus, pupuk hewan,<br />
dan organ-organ, kelenjar, jaringan serta cairan tubuh hewan.<br />
Angka 10<br />
Pengertian ikan meliputi :<br />
. ikan bersirip (Pisces);<br />
. udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya (Crustacea);<br />
. kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya<br />
(Mollusca);<br />
. ubur-ubur dan sebangsanya (Coelenterata);<br />
. tripang, bulu babi dan sebangsanya (Echinodermata);<br />
. kodok dan sebangsanya (Amphibia);<br />
. buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya<br />
(Reptilia);<br />
. paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya (Mammalia);<br />
. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air<br />
(Algae);<br />
. biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis<br />
tersebut di atas,<br />
termasuk ikan yang dilindungi.<br />
Angka 11<br />
Pengertian tumbuhan termasuk tumbuhan yang dilindungi kecuali<br />
rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air<br />
(Algae).<br />
Angka 12<br />
Cukup jelas<br />
Angka 13<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 2<br />
Dengan dianutnya asas kelestarian sumberdaya alam hayati<br />
hewan, ikan, dan tumbuhan, berarti penyelenggaraan karantina hewan,<br />
ikan, dan tumbuhan harus semata-mata ditujukan untuk melindungi<br />
kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan, dan tumbuhan dari<br />
serangan hama dan penyakit hewan karantina, dan hama dan penyakit<br />
ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina, dan<br />
tidak untuk tujuan-tujuan lainnya.<br />
Pasal 3<br />
Huruf a<br />
Cukup jelas<br />
Huruf b<br />
Pengertian area meliputi daerah dalam suatu pulau, atau pulau, atau<br />
kelompok pulau di dalam wilayah<br />
negara Republik Indonesia yang dikaitkan dengan pencegahan<br />
penyebaran hama dan penyakit dan<br />
organisme pengganggu.<br />
Huruf c<br />
Cukup jelas<br />
Huruf d<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 4<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 5<br />
Sertifikat kesehatan dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Dianggap<br />
telah dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia apabila<br />
telah dibebaskan dari tempat-tempat dilakukannya tindakan karantina atau<br />
telah dilalu-lintasbebaskan di dalam wilayah negara Republik Indonesia.<br />
Pasal 6<br />
Dianggap telah dimasukkan ke suatu area dari area lain di dalam wilayah<br />
negara Republik Indonesia apabila telah dibebaskan dari tempat-tempat<br />
dilakukannya tindakan karantina atau telah dilalulintasbebaskan di area<br />
tujuan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Dianggap telah<br />
dikeluarkan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik<br />
Indonesia apabila telah dimuat dalam suatu alat angkut di tempat-tempat<br />
pengeluaran untuk dibawa ke area lain di dalam wilayah negara Republik<br />
Indonesia.<br />
Pasal 7<br />
Ayat (1)<br />
Dianggap telah dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia<br />
apabila telah dimuat dalam suatu alat angkut di tempat-tempat<br />
pengeluaran untuk dibawa ke suatu tempat lain di luar wilayah<br />
negara Republik Indonesia.<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 8<br />
Kewajiban tambahan yang ditetapkan oleh Pemerintah antara lain<br />
berupa :<br />
a. pemberian perlakuan tertentu terhadap media pembawa hama dan<br />
penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau<br />
organisme pengganggu tumbuhan karantina di negara asal, atau<br />
b. pengenaan tindakan karantina di negara ketiga, atau<br />
c. larangan diturunkannya media pembawa hama dan penyakit hewan<br />
karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme<br />
pengganggu tumbuhan karantina yang akan dimasukkan ke dalam<br />
wilayah negara Republik Indonesia di negara tertentu apabila alat<br />
angkut yang membawanya transit di negara tersebut, atau<br />
d. keharusan melengkapi dengan sertifikat tertentu untuk pemasukan<br />
media pembawa tertentu.<br />
Pasal 9<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Tindakan karantina dalam ayat ini dapat dikenakan setelah dilakukan<br />
pemeriksaan pendahuluan terhadap dokumen barang yang kemudian<br />
disesuaikan dengan daftar hama dan penyakit ikan karantina,<br />
organisme pengganggu tumbuhan karantina, media pembawa hama<br />
dan penyakit ikan karantina, atau media pembawa organisme<br />
pengganggu tumbuhan karantina.<br />
Ayat (3)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 10<br />
Huruf a<br />
Cukup jelas<br />
Huruf b<br />
Cukup jelas<br />
Huruf c<br />
Cukup jelas<br />
Huruf d<br />
Perlakuan dalam ayat ini merupakan tindakan membebaskan atau<br />
menyucihamakan media pembawa dari hama dan penyakit hewan,<br />
hama dan penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan,<br />
yang dilakukan dengan cara fisik, kimia, biologi, dan lain-lain.<br />
Perlakuan secara fisik, antara lain berupa radiasi, pemanasan, dan<br />
pendinginan; perlakuan secara kimia, antara lain dengan pestisida,<br />
anibiotika, dan khemoterapeutik; dan perlakuan secara biologi,<br />
antara lain dengan serum dan vaksin.<br />
Huruf e<br />
Cukup jelas<br />
Huruf f<br />
Cukup jelas<br />
Huruf g<br />
Cukup jelas<br />
Huruf h<br />
Pembebasan dalam tindakan karantina mencakup pembebasan ke<br />
luar atau masuknya media pembawa hama dan penyakit hewan<br />
karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme<br />
pengganggu tumbuhan karantina dari atau ke dalam wilayah<br />
negara Republik Indonesia, serta dari suatu area ke area lain di<br />
dalam wilayah negara Republik Indonesia. Pembebasan keluarnya<br />
disertai sertifikat kesehatan, sedangkan pembebasannya masuknya<br />
disertai sertifikat pelepasan.<br />
Pasal 11<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Penyakit karantina yang membahayakan kesehatan manusia<br />
diantaranya meliputi penyakit karantina sebagaimana dimaksud<br />
dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang<br />
Karantina Laut dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang<br />
Karantina Udara,<br />
yaitu :<br />
a. pes (plague);<br />
b. kolera (cholera);<br />
c. demam kuning (yellow fever);<br />
d. cacar (smallpox);<br />
e. typhus bercak wabah, typhus exanthematicus infectiosa (louse<br />
borne typhus);<br />
f. demam balik-balik (louse borne relapsing fever).<br />
Apabila dalam pemeriksaan media pembawa hama dan penyakit<br />
hewan karantina atau hama dan penyakit ikan karantina ditemukan<br />
penyakit karantina, petugas karantina di tempat pemasukan atau<br />
pengeluaran melakukan koordinasi dengan dokter kesehatan<br />
pelabuhan.<br />
Pasal 12<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 13<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 14<br />
Ayat (1)<br />
Persyaratan karantina belum seluruhnya dipenuhi apabila misalnya<br />
belum dilengkapi dengan sertifikat kesehatan atau surat keterangan<br />
tertentu sebagai kewajiban tambahan.<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 15<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 16<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Ketentuan ini menegaskan, bahwa pemusnahan yang dilakukan<br />
membebaskan instansi dan petugas yang<br />
bertanggung jawab di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan<br />
dari segala tuntutan hukum.<br />
Pasal 17<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 18<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 19<br />
Ayat (1)<br />
Sertifikat pelepasan dikeluarkan oleh petugas karantina sesuai bidangnya<br />
masing-masing. Khusus sertifikat pelepasan karantina hewan dikeluarkan<br />
oleh dokter hewan petugas karantina.<br />
Ayat (2)<br />
Sertifikat kesehatan dikeluarkan oleh petugas karantina sesuai<br />
bidangnya masing-masing. Khusus<br />
sertifikat kesehatan karantina hewan dikeluarkan oleh dokter hewan<br />
petugas karantina.<br />
Pasal 20<br />
Ayat (1)<br />
Tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran di<br />
luar instalasi karantina dilakukan antara<br />
lain di kandang, gudang atau tempat penyimpanan barang pemilik,<br />
alat angkut, kade yang letaknya di<br />
dalam daerah pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan<br />
penyeberangan, bandar udara, kantor pos, dan<br />
pos perbatasan dengan negara lain.<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (3)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 21<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 22<br />
Ayat (1)<br />
Penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan<br />
memerlukan biaya yang cukup besar sehingga<br />
dipandang perlu membebankan sebagian biaya tersebut kepada<br />
pihak pengguna jasa dan/atau sarana<br />
karantina yang disediakan oleh Pemerintah.<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 23<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 24<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 25<br />
Termasuk dalam pengertian media pembawa lain adalah sampah, antara<br />
lain sisa-sisa makanan yang mengandung bahan asal hewan, ikan,<br />
tumbuhan, sisa makanan hewan, kotoran hewan.<br />
Pasal 26<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 27<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 28<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 29<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 30<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (3)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (4)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 31<br />
Ayat (1)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (2)<br />
Cukup jelas<br />
Ayat (3)<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 32<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 33<br />
Cukup jelas<br />
Pasal 34<br />
Cukup jelas<br />
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA<br />
NOMOR 3482</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-57190179455197577792010-11-09T08:50:00.000-08:002010-11-09T08:53:22.267-08:00Penanggulangan Anthrax (Radang Limpa) Di Indonesia<div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b> Antraks</b> atau <b>anthrax</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_menular" title="Penyakit menular">penyakit menular</a> akut dan sangat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mematikan&action=edit&redlink=1" title="Mematikan (halaman belum tersedia)">mematikan</a> yang disebabkan bakteri <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_anthracis" title="Bacillus anthracis">Bacillus anthracis</a></i> dalam bentuknya yang paling <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ganas&action=edit&redlink=1" title="Ganas (halaman belum tersedia)">ganas</a>.Antraks bermakna "<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batubara" title="Batubara">batubara</a>" dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">bahasa Yunani</a>, dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istilah&action=edit&redlink=1" title="Istilah (halaman belum tersedia)">istilah</a> ini digunakan karena kulit para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korban" title="Korban">korban</a> akan berubah hitam.Antraks paling sering menyerang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Herbivora" title="Herbivora">herbivora</a>-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.Penyakit ini bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zoonosis" title="Zoonosis">zoonosis</a> yang berarti dapat ditularkan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a>, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.</span></div><table cellspacing="5" class="infobox" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 22em;"><tbody>
<tr> <td colspan="2" style="background-color: lightgrey; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Anthrax</b></span></td> </tr>
<tr> <td colspan="2" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><i>Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal</i></span></td> </tr>
<tr> <th colspan="2" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bacillus_anthracis_Gram.jpg"><img alt="" height="127" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Bacillus_anthracis_Gram.jpg/190px-Bacillus_anthracis_Gram.jpg" width="190" /></a></span></th> </tr>
<tr> <td colspan="2" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Foto Mikro <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram" title="Pewarnaan Gram">Pewarnaan Gram</a> bakteri <i>Bacillus anthracis</i> yang menyebabkan anthrax.</span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/ICD" title="ICD">ICD</a>-<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/List_of_ICD-10_codes" title="List of ICD-10 codes">10</a></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/ICD-10_Bab_A" title="ICD-10 Bab A">A</a><a class="external text" href="http://apps.who.int/classifications/apps/icd/icd10online/?gLinkGroupLinkMajor.htm+LinkGroup22minor" rel="nofollow">22.minor</a></span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/ICD" title="ICD">ICD</a>-<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/List_of_ICD-9_codes" title="List of ICD-9 codes">9</a></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="external text" href="http://icd9.chrisendres.com/index.php?action=search&srchtext=022" rel="nofollow">022</a></span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=OMIM&action=edit&redlink=1" title="OMIM (halaman belum tersedia)">OMIM</a></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="external autonumber" href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/dispomim.cgi?id=" rel="nofollow">[1]</a> <a class="external text" href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/dispomim.cgi?id=606410" rel="nofollow">606410</a> <a class="external text" href="http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/dispomim.cgi?id=608041" rel="nofollow">608041</a></span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diseases_Database" title="Diseases Database">DiseasesDB</a></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="external text" href="http://www.diseasesdatabase.com/ddb1203.htm" rel="nofollow">1203</a></span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=MedlinePlus&action=edit&redlink=1" title="MedlinePlus (halaman belum tersedia)">MedlinePlus</a></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="external text" href="http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001325.htm" rel="nofollow">001325</a></span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/EMedicine" title="EMedicine">eMedicine</a></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="external text" href="http://www.emedicine.com/med/topic148.htm" rel="nofollow">med/148</a> </span></td> </tr>
<tr> <th><span style="font-size: small;"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medical_Subject_Headings" title="Medical Subject Headings">MeSH</a></b></span></th> <td><span style="font-size: small;"><a class="external text" href="http://www.nlm.nih.gov/cgi/mesh/2009/MB_cgi?field=uid&term=D000881" rel="nofollow">D000881</a></span></td></tr>
</tbody></table><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Faktor_virulensi" style="font-size: small;">Faktor virulensi</span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Faktor <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virulensi&action=edit&redlink=1" title="Virulensi (halaman belum tersedia)">virulensi</a> dari penyakit ini disebabkan oleh <i>B. anthracis</i> yang berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kapsul" title="Kapsul">kapsul</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toksin&action=edit&redlink=1" title="Toksin (halaman belum tersedia)">toksin</a>. Kapsul dari <i>B. anthracis</i> terdiri dari <i>poly D-glutamic acid</i> yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri. Kapsul ini dihasilkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid" title="Plasmid">plasmid</a> pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fagositosis" title="Fagositosis">fagositosis</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisis&action=edit&redlink=1" title="Lisis (halaman belum tersedia)">lisis</a>.<sup> </sup>Toksin yang dihasilkan oleh <i>B. anthracis</i> berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmid" title="Plasmid">plasmid</a> pX01 yang memiliki AB <i>model</i> (<i>activating</i> dan <i>binding</i>). Toksin dari <i>B. anthracis</i> terdiri dari tiga jenis, yaitu <i>protective antigen</i> (PA) yang berasal dari kapsul <i>poly D- glutamic acid</i>, <i>edema factor</i> (EF), dan <i>lethal factor</i> (LF).<sup> </sup>Ketiga toksin ini tidak bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Racun" title="Racun">racun</a> secara <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Individual&action=edit&redlink=1" title="Individual (halaman belum tersedia)">individual</a>, namun dapat bersifat toksik bahkan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Letal&action=edit&redlink=1" title="Letal (halaman belum tersedia)">letal</a> jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Edema" title="Edema">edema</a> (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nekrosis&action=edit&redlink=1" title="Nekrosis (halaman belum tersedia)">nekrosis</a> dan pada akhirnya mengakibatkan kematian (letal).</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bila spora anthrax masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran darah, akan tercipta suatu <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mekanisme&action=edit&redlink=1" title="Mekanisme (halaman belum tersedia)">mekanisme</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan" title="Pertahanan">pertahanan</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih" title="Sel darah putih">sel darah putih</a>, namun sifatnya hanya sementara. Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem" title="Sistem">sistem</a> limpa, maka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi" title="Infeksi">infeksi</a> akan mulai terjadi.<sup> </sup>Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan mengakibatkan pendarahan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Internal&action=edit&redlink=1" title="Internal (halaman belum tersedia)">internal</a> (<i>internal bleeding</i>) sehingga mengakibatkan kerusakan pada beberapa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan" title="Jaringan">jaringan</a> bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organ" title="Organ">organ</a> utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotik" title="Antibiotik">antibiotik</a> apapun tidak akan berguna lagi.</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Penularan" style="font-size: small;">Penularan</span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Manusia dapat terinfeksi bila <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kontak&action=edit&redlink=1" title="Kontak (halaman belum tersedia)">kontak</a> dengan hewan yang terkena anthrax, dapat melalui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daging" title="Daging">daging</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang" title="Tulang">tulang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit">kulit</a>, maupun <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kotoran" title="Kotoran">kotoran</a>. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mengidap&action=edit&redlink=1" title="Mengidap (halaman belum tersedia)">mengidap</a> antraks.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi" title="Infeksi">Infeksi</a> antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ternak" title="Ternak">ternak</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kambing" title="Kambing">kambing</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Unta" title="Unta">unta</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antelop" title="Antelop">antelop</a>. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkembang&action=edit&redlink=1" title="Berkembang (halaman belum tersedia)">berkembang</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negara" title="Negara">negara</a>-negara tanpa program <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan" title="Kesehatan">kesehatan</a> umum untuk penyakit-penyakit hewan.Beberapa daerah di dunia seperti (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Selatan" title="Amerika Selatan">Amerika Selatan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Tengah" title="Amerika Tengah">Tengah</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a> Selatan dan Timur, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a>, Karibia dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah" title="Timur Tengah">Timur Tengah</a>) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Antraks biasa ditularkan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a> disebabkan pengeksposan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> yang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sakit" title="Sakit">sakit</a> atau hasil ternakan seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit">kulit</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daging" title="Daging">daging</a>, atau memakan daging hewan yang tertular antraks.Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spora" title="Spora">spora</a> dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu" title="Bulu">bulu</a> yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular <i>B. anthracis</i>, dan antraks dalam ternakan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Liar" title="Liar">liar</a> dapat ditemukan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>.Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spora" title="Spora">spora</a> antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Simptom&action=edit&redlink=1" title="Simptom (halaman belum tersedia)">simptom</a>.</span></div><h3 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Cara_penjangkitan" style="font-size: small;">Cara penjangkitan</span></h3><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Usus" title="Usus">usus</a> kecil, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru" title="Paru-paru">paru-paru</a> (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tersebar&action=edit&redlink=1" title="Tersebar (halaman belum tersedia)">tersebar</a> melalui manusia kepada manusia. Bakteri <i>B. anthracis</i> ini termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri" title="Bakteri">bakteri</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spora" title="Spora">spora</a>. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Endospora&action=edit&redlink=1" title="Endospora (halaman belum tersedia)">Endospora</a> yang dibentuk oleh <i>B. anthracis</i> akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah" title="Tanah">tanah</a>. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sel" title="Sel">sel</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vegatatif&action=edit&redlink=1" title="Vegatatif (halaman belum tersedia)">vegatatif</a> dan akan terus membelah didalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu :</span> gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk </div><ol style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><li><span style="font-size: small;"><i>inhaled anthrax</i>, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran&action=edit&redlink=1" title="Saluran (halaman belum tersedia)">saluran</a> pernapasan.</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i>cutaneous anthrax</i>, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terluka&action=edit&redlink=1" title="Terluka (halaman belum tersedia)">terluka</a>. Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan <i>cutaneous anthrax</i> (95% kasus).</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i>gastrointestinal anthrax</i>, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spora" title="Spora">spora</a> dan termakan.</span></li>
</ol><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Beberapa <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gejala&action=edit&redlink=1" title="Gejala (halaman belum tersedia)">gejala</a>-gejala antraks tipe pencernaan adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mual&action=edit&redlink=1" title="Mual (halaman belum tersedia)">mual</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pusing" title="Pusing">pusing</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muntah&action=edit&redlink=1" title="Muntah (halaman belum tersedia)">muntah</a>, tidak <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nafsu&action=edit&redlink=1" title="Nafsu (halaman belum tersedia)">nafsu</a> makan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu" title="Suhu">suhu</a> badan meningkat, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muntah&action=edit&redlink=1" title="Muntah (halaman belum tersedia)">muntah</a> bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit adalah terjadinya borok setelah mengkonsumsi atau mengolah daging asal hewan sakit antraks.Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Penanganan" style="font-size: small;">Penanganan</span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotik" title="Antibiotik">antibiotik</a>, biasanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penisilin" title="Penisilin">penisilin</a>, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin.Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti <i>sedation</i> (pemberian obat penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan" title="Jaringan">jaringan</a> maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun.Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Jenis-jenis" style="font-size: small;">Jenis-jenis</span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ada 4 <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jenis&action=edit&redlink=1" title="Jenis (halaman belum tersedia)">jenis</a> antraks yaitu :</span></div><ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><li><span style="font-size: small;">antraks <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit">kulit</a>.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">antraks pada saluran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencernaan" title="Pencernaan">pencernaan</a>.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">antraks pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru" title="Paru-paru">paru-paru</a>.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">antraks meningitis.</span></li>
</ul><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Di Indonesia Anthrax menyebabkan banyak kematian pada ternak, kehilangan tenaga kerja di sawah dan tenaga tarik, serta kehilangan daging dan kulit karena ternak tidak boleh dipotong. Kerugian ditaksir sebesar dua milyar rupiah setiap tahun. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Gejala klinis ante-mortem pada bentuk perakut dan akut mungkin tidak terlihat. Penyakit bentuk subakut bisa diikuti oleh demam progresif, nafsu makan hilang, depresi, lemah, dan kematian. Pada penyakit bentuk kronis bisa terlihat pembengkakan lokal, demam, pembengkakan limpoglandula, kematian bisa terjadi apabila jalan udara telah tersumbat. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Uji post-mortem pada hewan yang baru mati harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari infeksi pada operator dan kontaminasi lingkungan (bisa terlihat beberapa lesi yang tidak pathogenis). Lesi-lesi umum terlihat pada binatang septicemia umum yang sering diikuti dengan pembesaran limpa yang disertai konsistensi ÇÃlackberry jam¡¦dengan sedikit gumpalan darah. Hemoragi dari hidung, mulut dan/atau anus pada waktu kematian merupakan tanda umum.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"></ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-13115068412897521282010-11-09T08:26:00.000-08:002010-11-09T08:26:44.213-08:00Flu Burung<h2><span class="mw-headline" id="Sumber_penularan">Sumber penularan</span></h2>Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.<br />
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.<br />
<h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Cara_penularan">Cara penularan</span></h2><div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 252px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Influenza_A_-_late_passage.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="195" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7f/Influenza_A_-_late_passage.jpg/250px-Influenza_A_-_late_passage.jpg" width="250" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Influenza_A_-_late_passage.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Citra <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mikrograf&action=edit&redlink=1" title="Mikrograf (halaman belum tersedia)">mikrograf</a> virus flu burung dalam tahap akhir.</div></div></div>Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.<br />
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.<br />
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.<br />
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.<br />
Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya<br />
<h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Gejala_dan_perawatan">Gejala dan perawatan</span></h2>Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.<br />
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oseltamivir" title="Oseltamivir">Oseltamivir</a> (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.<br />
<h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kasus_penyebaran">Kasus penyebaran</span></h2>Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/21_Juli" title="21 Juli">21 Juli</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2005" title="2005">2005</a>, tiga kasus fatal terjadi di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tangerang" title="Tangerang">Tangerang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a> (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.<br />
Hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/6_Juni" title="6 Juni">6 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2007" title="2007">2007</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/WHO" title="WHO">WHO</a> telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> ini dengan rincian sebagai berikut (<a class="external text" href="http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/country/cases_table_2007_06_06/en/index.html" rel="nofollow">lihat sumber</a>):<br />
<ul><li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia"><img alt="Flag of Indonesia.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/25px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> — 99 kasus dengan 79 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam"><img alt="Flag of Vietnam.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/21/Flag_of_Vietnam.svg/25px-Flag_of_Vietnam.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a> — 93 kasus dengan 42 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir"><img alt="Flag of Egypt.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fe/Flag_of_Egypt.svg/25px-Flag_of_Egypt.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a> — 34 kasus dengan 14 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand"><img alt="Flag of Thailand.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Flag_of_Thailand.svg/25px-Flag_of_Thailand.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a> — 25 kasus dengan 17 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina" title="Republik Rakyat Cina"><img alt="Flag of the People's Republic of China.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fa/Flag_of_the_People%27s_Republic_of_China.svg/25px-Flag_of_the_People%27s_Republic_of_China.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina" title="Republik Rakyat Cina">Republik Rakyat Cina</a> — 25 kasus dengan 16 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki"><img alt="Flag of Turkey.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b4/Flag_of_Turkey.svg/25px-Flag_of_Turkey.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki">Turki</a> — 12 kasus dengan 4 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Azerbaijan" title="Azerbaijan"><img alt="Flag of Azerbaijan.svg" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/dd/Flag_of_Azerbaijan.svg/25px-Flag_of_Azerbaijan.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Azerbaijan" title="Azerbaijan">Azerbaijan</a> — 8 kasus dengan 5 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja"><img alt="Flag of Cambodia.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/83/Flag_of_Cambodia.svg/25px-Flag_of_Cambodia.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a> — 7 kasus dengan 7 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irak" title="Irak"><img alt="Flag of Iraq.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f6/Flag_of_Iraq.svg/25px-Flag_of_Iraq.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irak" title="Irak">Irak</a> — 3 kasus dengan 2 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laos" title="Laos"><img alt="Flag of Laos.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/56/Flag_of_Laos.svg/25px-Flag_of_Laos.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laos" title="Laos">Laos</a> — 2 kasus dengan 2 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nigeria" title="Nigeria"><img alt="Flag of Nigeria.svg" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/79/Flag_of_Nigeria.svg/25px-Flag_of_Nigeria.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nigeria" title="Nigeria">Nigeria</a> — 1 kasus dengan 1 kematian.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Djibouti" title="Djibouti"><img alt="Flag of Djibouti.svg" class="thumbborder" height="17" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/34/Flag_of_Djibouti.svg/25px-Flag_of_Djibouti.svg.png" width="25" /></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Djibouti" title="Djibouti">Djibouti</a> — 1 kasus tanpa kematian.</li>
</ul>Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/WHO" title="WHO">WHO</a> adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.<br />
<h2><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Awal_wabah">Awal wabah</span></h2>Awal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wabah" title="Wabah">wabah</a> pada peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi sejak Desember 2003.<br />
Wabah flu burung juga melanda benua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a>. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/8_Februari" title="8 Februari">8 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2006" title="2006">2006</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organisasi_Kesehatan_Hewan_Dunia&action=edit&redlink=1" title="Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (halaman belum tersedia)">OIE</a> mengumumkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nigeria" title="Nigeria">Nigeria</a> sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/H5N1" title="H5N1">H5N1</a> ditemukan di sebuah desa kecil di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Niger" title="Niger">Niger</a>, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamerun" title="Kamerun">Kamerun</a>.<br />
<table border="1" cellpadding="2" cellspacing="0" class="wikitable"><tbody>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Desember" title="Desember">Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2003" title="2003">2003</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan" title="Korea Selatan">Korea Selatan</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/H5N1" title="H5N1">H5N1</a></td> </tr>
<tr> <td rowspan="9" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Januari" title="Januari">Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2004" title="2004">2004</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a></td> <td>H5N1</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Utara" title="Korea Utara">Korea Utara</a></td> <td>H5N1</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a></td> <td>H5N1</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laos" title="Laos">Laos</a></td> <td>H5</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a></td> <td>H5N1</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pakistan" title="Pakistan">Pakistan</a></td> <td>H7</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taiwan" title="Taiwan">Taiwan</a></td> <td>H5N2</td> </tr>
<tr> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hongkong" title="Hongkong">Hongkong</a><sup>2</sup></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td rowspan="6" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Februari" title="Februari">Februari</a> 2004</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a></td> <td>H5N1</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td>Korea Utara</td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td>Jepang</td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina" title="Republik Rakyat Cina">RRC</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a></td> <td>H2N2,H5N2,H7N2</td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maret" title="Maret">Maret</a> 2004</td> <td>Vietnam</td> <td>H5</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanada" title="Kanada">Kanada</a></td> <td>H7N3<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td rowspan="1" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/April" title="April">April</a> 2004</td> <td>Thailand</td> <td>H5<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agustus" title="Agustus">Agustus</a> 2004</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a></td> <td>H5N1</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan" title="Afrika Selatan">Afrika Selatan</a></td> <td>H5N2</td> </tr>
<tr> <td rowspan="1" valign="top">April <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2005" title="2005">2005</a></td> <td>Korea Utara</td> <td>H7</td> </tr>
<tr> <td rowspan="1" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Juni" title="Juni">Juni</a> 2005</td> <td>Jepang</td> <td>H5N2</td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Juli" title="Juli">Juli</a> 2005</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina">Filipina</a></td> <td>H5</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Rusia">Rusia</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agustus" title="Agustus">Agustus</a> 2005</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan" title="Kazakhstan">Kazakhstan</a></td> <td>H5</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mongolia" title="Mongolia">Mongolia</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td rowspan="3" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oktober" title="Oktober">Oktober</a> 2005</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rumania" title="Rumania">Rumania</a></td> <td>H5</td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Turki">Turki</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kroasia" title="Kroasia">Kroasia</a></td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
<tr> <td rowspan="1" valign="top"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/November" title="November">November</a> 2005</td> <td>Vietnam</td> <td>H5N1<sup>1</sup></td> </tr>
</tbody></table>Keterangan <small>1</small> - Flu burung patogenik tinggi (<i>Highly Pathogenic Avian Influenza</i>) (HPAI)<br />
Saat ini Flu Burung masih berjangkit di Indonesia. Tindakan pencegahan yang wajar harus dilaksanakan bagi mereka yang berada di sekitar peternakan ayam, yang lazim terdapat di Bali. Keadaan terkini selalu dalam pantauan yang terus-menerus. Informasi terkini bisa diperoleh melalui situs <a href="http://urgent.internationalsos.com/">SOS</a> dan <a href="http://www.who.int/">WHO</a>. <br />
KJ<br />
<hr /> Flu burung adalah penyakit yang perlu kita perhatikan secara serius. Dalam waktu 4 bulan ini telah terjadi peristiwa pertama yang mematikan di Bali (sebagaimana dikonfirmasi oleh WHO). Sebagai suatu institusi pendidikan, kami telah mengembangkan suatu rencana penanganan keadaan darurat jika terjadi wabah di Bali. Jika terjadi wabah yang serius, yang mana akan terjadi dengan sangat cepat, murid-murid akan tidak diperkenankan untuk bersekolah walaupun mereka masih ada di Bali.<br />
Silakan melihat informasi berikut ini yang disadur dari klinik BIMC di Bali, juga link website dengan informasi terkini dan daftar tentang gejala flu burung yang berguna untuk mengenali KEMUNGKINAN gejala flu burung. Mohon diingat bahwa daftar ini dibuat untuk memberikan petunjuk dan bukan dimaksudkan untuk menentukan diagnosa yang pasti. Daftar ini disadur dari sumber dalam bidang kesehatan yang terpercaya di Australia.<br />
Link website berikut ini dari <em>FCO (Foreign and Commonwealth Office)</em> sangat berguna dan menyeluruh :<br />
<ul><li>Serangan penyakit flu burung di Indonesia telah mengakibatkan jatuhnya sejumlah korban jiwa manusia. Silakan lihat bagian Kesehatan (Flu Burung) dari penjelasan ini dan juga silakan baca <em><a href="http://www.fco.gov.uk/servlet/Front?pagename=OpenMarket/Xcelerate/ShowPage&c=Page&cid=1115137377255">FCO’s Avian and Pandemic Influenza Factsheet</a></em> untuk penjelasan lebih lanjut.</li>
</ul>Katharine (Katie) Jones,<br />
Direktur<br />
Sekolah Dyatmika<br />
<hr /> <strong>Apa Yang Perlu Anda Ketahui</strong><br />
<div class="style1">Disadur dari Rumah Sakit BIMC</div><strong>Flu Burung</strong><br />
<strong>1. Apakah Flu Burung itu?</strong><br />
Influenza A (H5N1) adalah bagian dari jenis virus influenza tipe A. Burung-burung liar adalah tempat tinggal alami dari virus ini, maka dinamakan flu burung atau “avian influenza”. Virus ini beredar diantara burung-burung di seluruh dunia. Virus ini sangat mudah berjangkit dan dapat menjadi sangat mematikan bagi mereka, terutama pada unggas jinak misalnya ayam.<br />
Virus ini disebarkan oleh unggas liar, karena itulah dinamakan flu avian atau flu burung. Virus tersebut menyebar pada unggas hampir diseluruh dunia, sangat menular terhadap sesama unggas dan mematikan, terutama jenis unggas seperti ayam.<br />
<strong>2. Siapa yang terinfeksi?</strong><br />
Virus ini tidak menulari manusia pada khususnya. Namun pada tahun 1997, kejadian pertama penularan langsung virus influenza A (H5N1) dari burung ke manusia telah dibuktikan saat terjadi serangan penyakit flu burung diantara unggas di Hong Kong; virus tersebut telah menyebabkan sakit pernafasan yang parah pada 18 orang, 6 diantaranya meninggal. Sejak saat itu, terdapat kejadian penularan H5N1 pada manusia. Namun sejauh ini virus H5N1 tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Petugas-petugas kesehatan terus memantau keadaan ini secara teliti untuk mendapatkan petunjuk adanya penularan H5N1 antar manusia. Sampai dengan tanggal 17 Oktober 2007, Indonesia telah melaporkan 109 kasus flu burung H5N1 pada manusia. 88 diantaranya mematikan. 3 kasus mematikan dilaporkan telah terjadi di Bali sejak bulan Agustus 2007.<br />
<strong>3. Bagaimana penyebarannya?</strong><br />
Burung-burung yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi.<br />
<strong>4. Apakah ada obat untuk pencegahan dan pengobatan?</strong><br />
Ya. Tamiflu yang mengandung <em>oseltamivir</em> adalah suatu cara pengobatan antiviral, yang terbukti dapat menekan kemampuan virus untuk menyebar dari sel yang terinfeksi ke sel yang sehat. Sampai dengan 7 Oktober 2005, Indonesia telah mendapatkan 60.000 tablet Tamiflu. Saat ini antiviral tersebut hanya bisa didapatkan di 44 rumah sakit penerima Tamiflu. Di Bali bisa didapatkan di Rumah Sakit Sanglah. <br />
<strong>4. Siapa yang harus meminum obat?</strong><br />
Petunjuk pengelolaan flu burung saat ini menyarankan bahwa oseltamivir dianjurkan bagi orang dengan:<br />
<ul><li><strong>Demam tinggi (>38°C)</strong></li>
<li><strong>Batuk</strong></li>
<li><strong>Kesulitan bernafas</strong></li>
<li><strong>Memiliki latar belakang kemungkinan terkena</strong></li>
</ul>yang mungkin akan membuat orang tersebut beresiko menjadi terinfeksi oleh flu burung, antara lain:<br />
<ul><li>Selama 7 hari sebelum terkena, telah mengalami salah satu atau lebih dari keadaan berikut ini:</li>
<ul><li>Kontak (dalam jarak 1 meter atau kurang) dengan dengan ternak unggas atau burung liar baik hidup atau mati</li>
<li>Berada pada tempat dimana ternak unggas pernah atau sedang dikandangkan selama 6 minggu sebelumnya</li>
<li>Berhubungan (dalam jarak jangkauan sentuhan atau percakapan) dengan orang yang didiagnosa menderita influenza A (H5N1)</li>
<li>Berhubungan (dalam jarak jangkauan sentuhan atau percakapan) dengan orang yang menderita penyakit pernafasan akut yang tidak dapat dijelaskan yang kemudian berakhir pada kematian</li>
</ul><li>(atau) Selama 7 hari sebelum terkena, pernah bekerja dalam suatu laboratorium dimana ada pengolahan contoh dari orang atau binatang yang dicurigai menderita penyakit flu burung.</li>
</ul>(Patokan di atas hanya berlaku di negara-negara atau daerah-daerah dimana flu burung telah dikenali sebagai penyebab penyakit pada manusia atau populasi hewan). Sejauh ini, tamiflu hanya diberikan pada orang yang mengalami gejala terinfeksi flu burung. Tamiflu belum disarankan sebagai pencegah penyakit sebelum terinfeksi dan tidak ada penelitian yang memperlihatkan bahwa tamiflu memberikan kekebalan terhadap virus H5N1.<br />
<strong>6. Apabila saya sudah divaksinasi untuk mencegah influenza, apakah saya tetap akan dapat tertular Flu Burung?</strong><br />
Ya. Vaksin yang ada saat ini belum melindungi diri anda dari penyakit yang disebabkan oleh H5N1. Vaksin yang ada saat ini melindungi anda dari influenza musiman tipe A dan B. Vaksin untuk H5N1 sedang dalam tahap pengembangan di beberapa negara.<br />
<strong>7. Apa keuntungan vaksinasi influenza jika tetap bisa terkena Flu Burung?</strong><br />
Tujuan dari vaksinasi adalah untuk mengurangi kesempatan terjadinya infeksi yang bersamaan antara influenza manusia dan flu burung. Infeksi ganda yang bersamaan tersebut akan memberikan kesempatan pada virus manusia dan virus dari flu burung untuk pertukaran gen atau mutasi, yang kemungkinan akan menghasilkan jenis influenza baru yang mana akan mudah menyebar sebagaimana influenza manusia namun akan mematikan sebagaimana flu burung.<br />
<hr /> <div align="center"><img height="488" src="http://www.dyatmika.org/images/fluperbedaan.jpg" width="457" /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6641292922330850159.post-77702066083025489152010-11-09T08:15:00.000-08:002010-11-09T09:39:14.220-08:00Rabies<div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b> Rabies</b> adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a>.Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anjing" title="Anjing">anjing</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kucing" title="Kucing">kucing</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kera" title="Kera">kera</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakun" title="Rakun">rakun</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelelawar" title="Kelelawar">kelelawar</a>. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.</span></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Di Indonesia sendiri sudah terjadi banyak kasus Rabies, dan menelan banyak korban, yang di sebabkan oleh gigitan anjing,seperti yang terjadi di pulau Bali, beberapa orang meninggal, akibat gigitan anjing yang terserang rabies. Hal ini sangat memprihatikan dan sangat meresahkan. oleh karena itu, perlu di adakannya pengawasan dan penyuluhan kepada setiap warga negara Indonesia, agar terhindar dari bahaya </span><span style="font-size: small;"><b>RABIES.</b></span></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small; font-weight: bold;">Daerah Bebas</span> <span style="font-size: small;"><br />
Dengan dinyatakannya Bali sebagai daerah wabah baru maka daerah yang masih bebas rabies berdasar SK Menteri Pertanian tahun 1999 saat ini adalah NTB, NTT kecuali Pulau Flores, Maluku, Irian Jaya (sekarang Papua), Kalimantan Barat, Pulau Madura dan sekitarnya, Pulau-pulau di sekitar Pulau Sumatera, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.<br />
<br />
Penyebaran rabies tampaknya masih berlanjut. Di Pulau Sumatera, wabah ini kembali berjangkit, yang ditandai dengan diberlakukannya status KLB rabies di Gunungsitoli Nias.<br />
</span><span style="font-size: small; font-weight: bold;">Korban Rabies</span><span style="font-size: small;"><br />
Ressang (1983), melaporkan kejadian rabies dari tahun 1977-1978 tercatat 142 kasus rabies pada manusia. Sedangkan selama kurun waktu 1979-1983 jumlah kasus rabies pada manusia mencapai 298 kasus dengan rata-rata 60 kasus per tahun.<br />
<br />
Pada dekade Sembilan puluhan dimana beberapa daerah tertular seperti Pulau Flores, NTT yang dilaporkan selama periode 1997-2007 korban manusia mencapai 200 orang (Dinas Peternakan Provinsi NTT, 2007).<br />
<br />
Data Dinas Kesehatan Sumut, selama bulan Januari hingga Maret ini, jumlah gigitan anjing yang dilaporkan di Pulau Nias mencapai 150 kasus. Sebanyak 78 gigitan di antaranya terjadi di Kota Gunungsitoli. Korban manusia diperkirakan terus bertambah seiring perluasan daerah tertular.<br />
<br />
Dari kejadian rabies di Bali, semua kabupaten dipastikan tertular dengan korban meninggal bervariasi. Di Tabanan misalnya, Sejak Agustus 2009 hingga pertengahan Mei ini dari 4.882 warga di Kabupaten Tabanan, Bali, yang menderita rabies akibat gigitan anjing, sudah 16 orang yang tewas. Kasus pada manusia mengalami fluktuasi tertinggi pada Oktober 2009, yakni mencapai 920 orang. Adapun total korban sejak Agustus tahun lalu hingga pertengahan Mei ini mencapai 4.882 orang.<br />
<br />
Buleleng juga melaporkan korban meninggal sebanyak 5 orang sejak kasus rabies menulari kabupaten ini. Korban meninggal terakhir adalah seorang balita Putu Susila Putra (4) warga Desa Alasangker Kecamatan Buleleng.<br />
<br />
Empat korban meninggal sebelumnya adalah Ni Kadek Vina Kurniadewi (13), warga Dusun Dauh Margi Desa Pemaron Kecamatan Buleleng. Korban kedua Nyoman Semadi (50) warga Desa Kaliasem Kecamatan Banjar. Dan korban ketiga Gede Agus (6) warga Dusun Gunung Sari, Desa Tenggalinggah Kecamatan Sukasada. Lalu korban keempat, Ni Nengah Suri (65) warga Dusun Kundalini Desa Umeanyar Kecamatan Seririt.</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Etimologi" style="font-size: small;">Etimologi</span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Kata rabies berasal dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sansekerta" title="Bahasa Sansekerta">bahasa Sansekerta</a> kuno <i>rabhas</i> Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">bahasa Yunani</a>, rabies disebut <i>Lyssa</i> atau <i>Lytaa</i> yang artinya kegilaan.Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jerman" title="Bahasa Jerman">bahasa Jerman</a>, rabies disebut <i>tollwut</i> yang berasal dari bahasa Indojerman <i>Dhvar</i> yang artinya merusak dan <i>wut</i> yang artinya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Marah" title="Marah">marah</a>. Dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Prancis" title="Bahasa Prancis">bahasa Prancis</a>, rabies disebut <i>rage</i> berasal dari kata benda <i>robere</i> yang artinya menjadi gila.<span class="mw-headline" id="Etimologi"> </span>yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan.</span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Sejarah" style="font-size: small;">Sejarah</span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia. Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_Mesopotamia&action=edit&redlink=1" title="Kode Mesopotamia (halaman belum tersedia)">Kode Mesopotamia</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babilonia" title="Babilonia">Babilonia</a> Eshunna yang ditulis pada <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=2300_SM&action=edit&redlink=1" title="2300 SM (halaman belum tersedia)">2300 SM</a>. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Democritus" title="Democritus">Democritus</a> pada <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=500_SM&action=edit&redlink=1" title="500 SM (halaman belum tersedia)">500 SM</a> juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies.<span class="mw-headline" id="Sejarah"> </span>yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode.</span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristotle" title="Aristotle">Aristotle</a>, pada <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/400_SM" title="400 SM">400 SM</a>, menulis di <i>Natural History of Animals</i> edisi 8, bab 22</span></div><table class="cquote" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-style: none; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin: auto 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr> <td style="color: #b2b7f2; font-weight: bold; padding: 10px; text-align: left;" valign="top" width="20"><span style="font-size: small;">“</span></td> <td style="padding: 4px 10px;" valign="top"><span style="font-size: small;">.... anjing itu menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gila" title="Gila">gila</a>. Hal ini menyebabkan mereka menjadi <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Agresif&action=edit&redlink=1" title="Agresif (halaman belum tersedia)">agresif</a> dan semua <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Binatang" title="Binatang">binatang</a></span> yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama.</td> <td style="color: #b2b7f2; font-weight: bold; padding: 10px; text-align: right;" valign="bottom" width="20"><span style="font-size: small;">”</span></td> </tr>
</tbody></table><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hippocrates" title="Hippocrates">Hippocrates</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plutarch" title="Plutarch">Plutarch</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Xenophon" title="Xenophon">Xenophon</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Epimarcus&action=edit&redlink=1" title="Epimarcus (halaman belum tersedia)">Epimarcus</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virgil" title="Virgil">Virgil</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Horace&action=edit&redlink=1" title="Horace (halaman belum tersedia)">Horace</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ovid" title="Ovid">Ovid</a> adalah orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya. Celsius, seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter" title="Dokter">dokter</a> di zaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi" title="Kekaisaran Romawi">Romawi</a>, mengasosiasikan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidrofobia&action=edit&redlink=1" title="Hidrofobia (halaman belum tersedia)">hidrofobia</a> (ketakutan terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a>) dengan gigitan anjing, di tahun 100 Masehi. Cardanus, seorang penulis zaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi" title="Kekaisaran Romawi">Romawi</a> menjelaskan sifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi" title="Infeksi">infeksi</a> yang ada di air <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Liur" title="Liur">liur</a> anjing yang terkena rabies. Pada penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan rabies sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Racun" title="Racun">racun</a>, yang mana adalah kata <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" title="Bahasa Latin">Latin</a> bagi virus. Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies, yang saat itu disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing" title="Cacing">cacing</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah" title="Lidah">lidah</a> anjing (<i>dog tongue worm</i>).Untuk mencegah rabies di masa itu, permukaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah" title="Lidah">lidah</a> yang diduga mengandung "<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing" title="Cacing">cacing</a>" dipotong. Anggapan tersebut bertahan sampai abad 19, ketika akhirnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteur" title="Louis Pasteur">Louis Pasteur</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otak" title="Otak">otak</a> yang terinfeksi di tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1885" title="1885">1885</a> Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1958" title="1958">1958</a>, yaitu dengan teknik <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi" title="Antibodi">antibodi</a> imunofluoresens untuk menemukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antigen" title="Antigen">antigen</a> rabies pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan" title="Jaringan">jaringan</a>.</span> berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringan </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Penyebab" style="font-size: small;">Penyebab</span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga <i>Rhabdoviridae</i> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Genus" title="Genus">genus</a> <i>Lysavirus</i>. Karakteristik utama virus keluarga <i>Rhabdoviridae</i> adalah hanya memiliki satu utas negatif <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/RNA" title="RNA">RNA</a> yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Geografis" title="Geografis">geografis</a>. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakun" title="Rakun">rakun</a> (<i>Procyon lotor</i>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sigung" title="Sigung">sigung</a> (<i>Memphitis memphitis</i>) di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Utara" title="Amerika Utara">Amerika Utara</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rubah" title="Rubah">rubah</a> merah (<i>Vulpes vulpes</i>) di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anjing" title="Anjing">anjing</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latin" title="Amerika Latin">Amerika Latin</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latin" title="Amerika Latin">Amerika Latin</a> memiliki tingkat rabies yang masih tinggi Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit">kulit</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakang" title="Sumsum tulang belakang">sumsum tulang belakang</a> dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Galak&action=edit&redlink=1" title="Galak (halaman belum tersedia)">galak</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Agresif&action=edit&redlink=1" title="Agresif (halaman belum tersedia)">agresif</a>, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lumpuh" title="Lumpuh">lumpuh</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelumpuhan" title="Kelumpuhan">kelumpuhan</a> lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kejang&action=edit&redlink=1" title="Kejang (halaman belum tersedia)">kejang</a> dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan</span> yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Udara" title="Udara">udara</a> yang tercemar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> rabies. Dua pekerja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium" title="Laboratorium">laboratorium</a> telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Udara" title="Udara">udara</a> yang mengandung virus rabies. Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1950" title="1950">1950</a>, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Frio_Cave&action=edit&redlink=1" title="Frio Cave (halaman belum tersedia)">Frio Cave</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Texas" title="Texas">Texas</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Udara" title="Udara">udara</a> di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Udara" title="Udara">udara</a> karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.</span> yang menghirup </div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Manifestasi_Klinis" style="font-size: small;">Manifestasi Klinis</span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;"> Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. </span><span style="font-weight: normal;">Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia </span><span style="font-weight: normal;">Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukosa" style="font-weight: normal;" title="Mukosa">mukosa</a><span style="font-weight: normal;">, luka di atas daerah </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahu" style="font-weight: normal;" title="Bahu">bahu</a><span style="font-weight: normal;"> (</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepala" style="font-weight: normal;" title="Kepala">kepala</a><span style="font-weight: normal;">, </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muka" style="font-weight: normal;" title="Muka">muka</a><span style="font-weight: normal;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Leher" style="font-weight: normal;" title="Leher">leher</a><span style="font-weight: normal;">), luka pada </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jari" style="font-weight: normal;" title="Jari">jari</a><span style="font-weight: normal;"> tangan atau kaki, luka pada </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organ_kelamin" style="font-weight: normal;" title="Organ kelamin">kelamin</a><span style="font-weight: normal;">, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. </span><span style="font-weight: normal;">Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tangan" style="font-weight: normal;" title="Tangan">tangan</a><span style="font-weight: normal;">, </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Badan" style="font-weight: normal;" title="Badan">badan</a><span style="font-weight: normal;">, dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kaki" style="font-weight: normal;" title="Kaki">kaki</a><span style="font-weight: normal;">.</span></span><span class="mw-headline" id="Manifestasi_Klinis" style="font-size: small;"> </span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:</span></h2><h3 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Stadium_prodromal" style="font-size: small;">Stadium prodromal</span></h3><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demam" title="Demam">demam</a>, sulit makan yang menuju taraf <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anoreksia&action=edit&redlink=1" title="Anoreksia (halaman belum tersedia)">anoreksia</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pusing" title="Pusing">pusing</a> dan pening (<i>nausea</i>), dan lain sebagainya.</span></div><h3 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Stadium_sensoris" style="font-size: small;">Stadium sensoris</span></h3><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nyeri" title="Nyeri">nyeri</a> pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hipersalivasi&action=edit&redlink=1" title="Hipersalivasi (halaman belum tersedia)">hipersalivasi</a>), <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1" title="Dilatasi (halaman belum tersedia)">dilatasi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pupil" title="Pupil">pupil</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperhidrosis&action=edit&redlink=1" title="Hiperhidrosis (halaman belum tersedia)">hiperhidrosis</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperlakrimasi&action=edit&redlink=1" title="Hiperlakrimasi (halaman belum tersedia)">hiperlakrimasi</a>.</span></div><h3 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Stadium_eksitasi" style="font-size: small;">Stadium eksitasi</span></h3><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aerofobia&action=edit&redlink=1" title="Aerofobia (halaman belum tersedia)">aerofobia</a>), ketakutan pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya" title="Cahaya">cahaya</a> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fotofobia&action=edit&redlink=1" title="Fotofobia (halaman belum tersedia)">fotofobia</a>), dan ketakutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidrofobia&action=edit&redlink=1" title="Hidrofobia (halaman belum tersedia)">hidrofobia</a>).Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otak" title="Otak">otak</a> yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sakit" title="Sakit">sakit</a> yang luar biasa di kala berusaha menelan air.</span> (</div><h3 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Stadium_paralitik" style="font-size: small;">Stadium paralitik</span></h3><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelumpuhan" title="Kelumpuhan">kelumpuhan</a> dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri pada <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Luka" title="Luka">luka</a><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suara" title="Suara">suara</a> yang keras. Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekor" title="Ekor">ekor</a> dilengkungkan di bawah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perut" title="Perut">perut</a>.</span> bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span class="mw-headline" id="Diagnosis"> </span><span class="mw-headline" id="Diagnosis">Diagnosis</span></b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi. Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (<i>direct fluorescent antibody test/ dFAT</i>) pada jaringan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otak" title="Otak">otak</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a> yang terinfeksi.Uji ini telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies.Prinsipnya adalah ikatan antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antigen" title="Antigen">antigen</a> rabies dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi" title="Antibodi">antibodi</a> spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga memudahkan deteksi Namun, kelemahannya adalah subjek uji harus di<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suntik_mati" title="Suntik mati">suntik mati</a> terlebih dahulu (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eutanasia" title="Eutanasia">eutanasia</a>) sehingga tidak dapat digunakan terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a>. Akan tetapi, uji serupa tetap dapat dilakukan menggunakan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serum&action=edit&redlink=1" title="Serum (halaman belum tersedia)">serum</a>, cairan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakang" title="Sumsum tulang belakang">sumsum tulang belakang</a>, atau air liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%. Selain itu, diagnosis dapat juga dilakukan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biopsi" title="Biopsi">biopsi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit" title="Kulit">kulit</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Leher" title="Leher">leher</a> atau sel <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Epitel" title="Epitel">epitel</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kornea" title="Kornea">kornea</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mata" title="Mata">mata</a> walaupun hasilnya tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali post mortem diagnosis setelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal.</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span class="mw-headline" id="Penanganan">Penanganan</span></b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala.<sup> </sup>Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anjing" title="Anjing">anjing</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sigung" title="Sigung">sigung</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rakun" title="Rakun">rakun</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rubah" title="Rubah">rubah</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelelawar" title="Kelelawar">kelelawar</a>) segera cuci luka dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun" title="Sabun">sabun</a> atau pelarut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak" title="Lemak">lemak</a> lain di bawah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> mengalir selama 10-15 menit lalu beri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antiseptik" title="Antiseptik">antiseptik</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol" title="Alkohol">alkohol</a> 70% atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Betadin&action=edit&redlink=1" title="Betadin (halaman belum tersedia)">betadin</a>. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tetanus" title="Tetanus">tetanus</a>. Orang-orang yang belum pernah mendapat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin" title="Vaksin">vaksin</a> rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pinggang" title="Pinggang">pinggang</a>. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Virus" title="Virus">virus</a> rabies akibat bekas gigitan.Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28.Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin" title="Vaksin">vaksin</a>.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span class="mw-headline" id="Pencegahan">Pencegahan</span></b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a></span> yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal)</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan Sebagai contoh, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinasi" title="Vaksinasi">vaksinasi</a> bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:</span></div><ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><li><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter_hewan" title="Dokter hewan">Dokter hewan</a>.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Petugas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium" title="Laboratorium">laboratorium</a> yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan.</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Para penjelajah gua kelelawar.</span></li>
</ul><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksinasi" title="Vaksinasi">Vaksinasi</a> idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi" title="Antibodi">antibodi</a> akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis <i>booster</i></span> vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Manifestasi_Klinis" style="font-size: small;"> </span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Penyebab" style="font-size: small;"> </span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="mw-headline" id="Penyebab" style="font-size: small;"> </span></h2><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span></h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span> </h2><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span> </h2><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0