Iklan SITTI

Selasa, 09 November 2010

Penanggulangan Penyakit Pada Anjing

Vaksinasi pada Anjing
Strongest Dog in the World

Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk membuat hewan kesayangan kita menjadi kebal terhadap infeksi atau penyakit. Vaksin dapat berupa mikroorganisme yang dimatikan atau dimodifikasi dengan teknik tertentu yang dapat menyebabkan sistem pertahanan tubuh hewan bereaksi untuk melawannya seperti yang terjadi pada infeksi mikroorganisme sesungguhnya.
Sebagai akibatnya hewan akan menghasilkan antibody yang dapat melawan organisme yang masuk ke dalam tubuhnya. Antibodi yang dihasilkan oleh hewan ini kadarnya akan menurun secara perlahan sehingga untuk mempertahankan kadarnya supaya tetap tinggi diperlukan vaksinasi ulang atau yang dikenal dengan istilah booster.
Bagaimana dengan reaksi akibat vaksin terhadap hewan?
Beberapa hewan mengalami reaksi tubuh setelah vaksinasi seperti demam dan rasa sakit pada otot. Reaksi ini umum terjadi pada hewan muda yang menyebabkan mereka kehilangan napsu makan dan terlihat lebih banyak beristirahat. Sebagian kecil dari populasi hewan dapat mengalami reaksi alergi pasca vaksinasi yang lebih parah, seperti wajah membengkak dan bahkan muntah, namun reaksi ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemberian antihistamin. Jika hewan kesayangan anda pernah mengalami reaksi pasca vaksinasi demikian, janganlah anda menghindari vaksinasi berikutnya, namun sebelum melakukan vaksinasi beritahulah dokter hewan anda tentang hal ini sehingga reaksi alergi dapat dicegah.
Penyakit-penyakit apa yang umum menyerang anjing anda?
Distemper merupakan infeksi virus yang sangat menular dan mematikan. Infeksi ini menyerang saluran pernapasan dan sistem saraf. Penyakit ini dapat ditularkan melalui udara dan kontak antar anjing sakit dengan anjing sehat. Gejala yang sering terlihat adalah batuk, bersin, demam, adanya lender pada mata dan hidung, diare, muntah, kehilangan napsu makan, serta anjing terlihat depresi. Jika sudah menyerang sistem saraf, anjing bisa menunjukkan gejala seperti ayan dan pengerasan tapak kaki (Hard Pad Disease, HPD). Vaksinasi awal diberikan pada anjing umur 6 minggu yang diikuti dengan pengulangan atau booster. Biasanya vaksinasi distemper ini diberikan bersama-sama dengan vaksin lainnya seperti vaksin parvovirus.
Parvovirus merupakan virus yang gampang menular dan menyerang anjing segala usia, namun kematian akibat infeksi parvovirus umunya terjadi pada anak anjing. Infeksi virus ini menyerang saluran pencernaan yang mengakibatkan diare dan muntah. Virus ini dapat ditularkan melalui tinja anjing sakit yang dapat terbawa pada sepatu, baju maupun lalat. Gejala umum penyakit ini adalah hilangnya napsu makan, muntah, sampai dengan diare berdarah. Virus ini juga dapat menekan sistem kekebalan sehingga anjing dapat dengan mudah terinfeksi oleh bakteri. Kematian biasanya diakibatkan oleh dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh akibat diare dan muntah yang hebat. Seperti halnya distemper, penyakit ini tidak dapat diobati sehingga vaksinasi merupakan alternatif yang terbaik. Vaksinasi awal dimulai pada saat anak anjing berumur 6 minggu kemudian diikuti dengan pengulangan. Vaksinasi parvovirus biasanya diberikan bersama-sama dengan vaksinasi distemper. Ras anjing yang sangat sensitif terhadap virus ini antara lain : Rottweiler, Doberman Pincher dan German Shepherd.
Hepatitis merupakan peradangan hati akibat infeksi virus yang ditularkan melalui tinja, air seni ataupun air liur anjing yang tertular kepada anjing sehat. Penyakit ini sangat fatal dan menyerang hati, ginjal serta sel-sel endosel pada pembuluh darah. Gejala yang biasa terlihat diantaranya demam yang tinggi, anjing selalu kehausan, kehilangan napsu makan, peradangan pada hidung dan mulut, diare, sakit pada bagian perut, perdarahan dan depresi. Vaksinasi memberikan kekebalan yang sangat baik, dimulai pada saat anak anjing berumur paling muda 6 minggu dan diikuti dengan pengulangan.
Leptospirosis merupakan infeksi bakteri yang dapat ditularkan melalui kontak dengan lender dari hidung, air seni dan air liur dari anjing penderita. Penyakit ini dapat pula ditularkan kepada manusia (zoonosis) seperti yang pernah terjadi di Jakarta saat pasca banjir. Gejala awal dari penyakit ini sering terlewat dari pengamatan, sehingga infeksi penyakit mungkin tidak terdeteksi. Pada penyakit yang berlanjut gejala yang dapat dideteksi antara lain demam, muntah, diare, jaundice, kehilangan napsu makan sampai dengan peradangan ginjal serta keruskan hati. Vaksinasi awal terdini dapat diberikan pada saat umur anak anjing mencapai 6 minggu, kemudian diikuti dengan pengulangan.
Parainfluenza adalah virus yang menyerang saluran pernapasan. Bersama-sama dengan infeksi Bordetella menyebabkan penyakit kennel cough, yang menyebar dengan cepat pada anjing-anjing yang ditempatkan pada shelter yang sama. Penyakit ini dapat berjangkit sampai beberapa minggu dan sangat menular, namun dapat sembuh dengan sendirinya jika tidak terdapat infeksi sekunder. Gejala yang terlihat umumnya adalah batuk yang kering yang diikuti dengan tersedak dan batuk yang disertai keluarnya lender berbusa. Vaksinasi awal diberikan pada saat anak anjing berumur 6 sampai dengan 8 minggu kemudian diikuti dengan pengulangan. Vaksinasi parainfluenza biasanya diberikan bersama-sama dengan vaksinasi Bordetella.
Bordetella (Kennel Cough) pada anjing sangat mirip dengan penyakit flu pada manusia. Walaupun penyakit bakterial ini jarang yang menyebabkan kematian namun adanya infeksi lain seperti radang paru-paru (pneumonia) dapat memperpendek umur anjing. Penyakit kennel cough umum menyerang anak anjing dan anjing muda. Gejala yang dapat diamati meliputi batuk kering yang disertai keluarnya lender berbusa, adanya lendir dari hidung yang berubah warna dari jernih menjadi putih susu dan akhirnya berwarna kehijauan. Pada umumnya anjing tidak menunjukkan gejala demam. Yang perlu diingat adalah tidak semua batuk pada anjing adalah kennel cough. Vaksinasi untuk penyakit ini kurang efektif. Sampai saat ini terdapat sedikitnya 40 strain bakteri penyebab kennel cough, sedangkan vaksin yang ada hanya memberikan kekebalan terhadap 12 strain saja. Namun jika anjing anda berada pada kennel yang mempunyai beberapa anjing didalamnya, dianjurkan sebaiknya untuk menvaksinasi anjing anda.
Rabies atau penyakit anjing gila, dari semua penyakit yang terjadi pada anjing, infeksi virus ini paling ditakuti. Virus ini menyerang susunan saraf dan otak, dan selalu berakhir dengan kematian anjing (dead end, cul de sac). Selain itu penyakit ini dapat ditularkan kepada manusia (zoonosis) melalui gigitan dari anjing yang tertular. Vaksinasi dianjurkan pada umur 4 sampai 6 bulan kemudian diikuti dengan pengulangan tahunan.
Bagaimana jadwal vaksinasi anjing yang teratur?
6-8 minggu :
- Pemeriksaan umum
- Vaksinasi DP (Distemper dan Parvovirus)
- Pemberian obat cacing
10-12 minggu :
- Pemberian umum
- Vaksinasi PiBr (Parainfluenza dan Bordetella)
14-16 minggu :
- Pemeriksaan umum
- Vaksinasi DHLPI (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis dan Parvovirus)
20 minggu :
- Pemeriksaan umum
- Vaksinasi DHLPII+R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan Rabies)
5 bulan (khusus untuk anjing yang belum pernah divaksin)
- Pemeriksaan umum
- Vaksinasi DHLP +R (Distemper, Hepatitis, Leptospirosis, Parvovirus dan Rabies)
Selanjutnya vaksinasi dianjurkan diulang setiap tahunnya untuk menjaga kandungan antibody tetap tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar